26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Apa dan Siapa di Uang Logam Rp100?

Foto: Public Dom Herman Johanes.
Foto: Public Dom
Herman Johanes.

HERMAN JOHANES yang wajahnya ada di uang Rp100 baru seorang ilmuwan pejuang. Dia punya prinsip, “apa pun yang dikembangkan harus membantu ekonomi kecil.”

———————————————————

Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network

———————————————————

“Selama berlangsungnya revolusi fisik, Ir. Johanes adalah dosen di Sekolah Teknik Tinggi (STT) Yogya,” tulis Julius Pour dalam Herman Johannes: Tokoh yang Konsisten dalam Sikap dan Perbuatan.

 

Revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari rongrongan Belanda berlangsung sepanjang 1945-1949. Semasa itu, tak hanya “bersinggasana di menara gading”, Herman turut serta berjuang.

 

Berbekal kemampuannya di bidang ilmu kimia dan ilmu fisika, lelaki kelahiran Pulau Rote, 28 Mei 1912 ini merakit senjata api, membuat detonator, serta merancang bahan peledak; amunisi para pejuang di garis depan.

 

Peran itu membuat lelaki yang baru berumur 30-an tahun ini mendapatkan pangkat Mayor dari Markas Tertinggi Tentara di Yogyakarta.

 

Tak hanya merakit senjata di laboratorium, Herman juga berjibaku di medan laga. Dialah yang meledakan jembatan kereta api Sungai Progo dan Jembatan Bogem yang membentang di atas Sungai Opak untuk menghambat laju pasukan musuh.

 

Herman Johanes, “juga ikut aktif di garis depan bersama pasukan Taruna Akademi Militer dibawah komando Kolonel Djatikusumo serta memimpin Gerakan Rakyat Indonesia Sunda Kecil (GRISK),” tulis Paul J.A. Doko dalam Prof.Dr. Ir. Herman Johanes.

 

Penghujung 1949, menjelang perang usai–menanti ditekennya persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB)–Herman meletakkan jabatan dan pangkat militernya. Dan kembali mengabdikan diri di bidang pendidikan.

 

Ia mengambil peran menggambungkan beberapa sekolah tinggi di Yogyakarta bersama Prof. Sardjito, Prof. Wreksodhiningrat dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

 

“Hasil gabungan sekolah tinggi tersebut adalah Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada yang diresmikan pada 1 November 1949. Sekolah tinggi ini merupakan awal berdirinya Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1 Desember 1949,” tulis Pranadipa Mahawira dalam Cinta Pahlawan Nasional Indonesia.

 

Mula berdiri, Rektor UGM dijabat Prof. Sardjito. Herman Johannes sendiri sempat menjabat Dekan Fakultas Teknik dan Dekan Fakultas Ilmu Pasti & Alam sebelum diangkat menjadi Rektor UGM pada awal 1960-an.

 

Foto: Public Dom Herman Johanes.
Foto: Public Dom
Herman Johanes.

HERMAN JOHANES yang wajahnya ada di uang Rp100 baru seorang ilmuwan pejuang. Dia punya prinsip, “apa pun yang dikembangkan harus membantu ekonomi kecil.”

———————————————————

Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network

———————————————————

“Selama berlangsungnya revolusi fisik, Ir. Johanes adalah dosen di Sekolah Teknik Tinggi (STT) Yogya,” tulis Julius Pour dalam Herman Johannes: Tokoh yang Konsisten dalam Sikap dan Perbuatan.

 

Revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari rongrongan Belanda berlangsung sepanjang 1945-1949. Semasa itu, tak hanya “bersinggasana di menara gading”, Herman turut serta berjuang.

 

Berbekal kemampuannya di bidang ilmu kimia dan ilmu fisika, lelaki kelahiran Pulau Rote, 28 Mei 1912 ini merakit senjata api, membuat detonator, serta merancang bahan peledak; amunisi para pejuang di garis depan.

 

Peran itu membuat lelaki yang baru berumur 30-an tahun ini mendapatkan pangkat Mayor dari Markas Tertinggi Tentara di Yogyakarta.

 

Tak hanya merakit senjata di laboratorium, Herman juga berjibaku di medan laga. Dialah yang meledakan jembatan kereta api Sungai Progo dan Jembatan Bogem yang membentang di atas Sungai Opak untuk menghambat laju pasukan musuh.

 

Herman Johanes, “juga ikut aktif di garis depan bersama pasukan Taruna Akademi Militer dibawah komando Kolonel Djatikusumo serta memimpin Gerakan Rakyat Indonesia Sunda Kecil (GRISK),” tulis Paul J.A. Doko dalam Prof.Dr. Ir. Herman Johanes.

 

Penghujung 1949, menjelang perang usai–menanti ditekennya persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB)–Herman meletakkan jabatan dan pangkat militernya. Dan kembali mengabdikan diri di bidang pendidikan.

 

Ia mengambil peran menggambungkan beberapa sekolah tinggi di Yogyakarta bersama Prof. Sardjito, Prof. Wreksodhiningrat dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

 

“Hasil gabungan sekolah tinggi tersebut adalah Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada yang diresmikan pada 1 November 1949. Sekolah tinggi ini merupakan awal berdirinya Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1 Desember 1949,” tulis Pranadipa Mahawira dalam Cinta Pahlawan Nasional Indonesia.

 

Mula berdiri, Rektor UGM dijabat Prof. Sardjito. Herman Johannes sendiri sempat menjabat Dekan Fakultas Teknik dan Dekan Fakultas Ilmu Pasti & Alam sebelum diangkat menjadi Rektor UGM pada awal 1960-an.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/