31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Gubsu Mengeluh, Begitu Sulitnya Ajak Masyarakat untuk di Vaksin

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski Pemerintah Pusat mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dalam pengendalian Covid-19, yang berlaku se-Indonesia. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus mendorong vaksinasi kepada masyarakat.

Hal itu, disampaikan oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Kamis (25/1). Ia mengimbau masyarakat untuk tetap terus melanjutkan vaksinasi booster kedua atau dosis keempat. Karena, status pandemi Covid-19 sampai saat belum dicabut oleh Pemerintah Pusat.

Mantan Pangkostrad itu, mengaku sangat sulit mengajak masyarakat di Sumut untuk melakukan vaksin booster tersebut. Masyarakat harus diberikan hadiah agar mau mengikuti vaksinasi seperti vaksinasi pertama dan kedua.

“Baru masuk yang mau memvaksin sudah kabur. Jadi harus menyiapkan beras, baru datang dan ada ongkosnya baru mau dia di vaksin. Begitu sulitnya untuk di vaksin,” ucap Gubernur Edy.

Gubernur Edy mengungkapkan vaksin ini, untuk memperkuat daya tahan tubuh masyarakat itu sendiri. Karena, kondisi saat ini, Covid-19 belum usai. Meski angka kasus aktif mengalami penurunan drastis.

“Sama juga dengan vaksin pada anak-anak, bayi kita. Banyak ibu-ibu yang didaerah enggan membawakan anak bayinya untuk mendapatkan vaksin. Padahal kita mengeluarkan anggaran untuk menyiapkan vaksin untuk anak-anak kita itu. Apalagi angka stunting kita cukup tinggi. Dari 100 orang lahir ada 25 orang stunting,” jelasnya.

Untuk itu, mantan Ketua Umum PSSI itu mengajak semua pihak termasuk wartawan untuk mensosialisasi pentingnya mendapatkan vaksin.”Karena agar masyarakat dapat hidup sehat,” tutur Gubernur Edy.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, di Sumut pelaksanaan vaksinasi booster kedua akan langsung dilaksanakan begitu surat edaran Kemenkes RI keluar yakni mulai 24 Januari 2023.

“Untuk vaksinasi Covid-19 booster kedua ini sudah dapat diberikan kepada masyarakat umum, dengan usia 18 tahun ke atas,” ucap Alwi.

Alwi mengungkapkan bahwa vaksinasi booster kedua tentunya tetap dibutuhkan meski kasus Covid-19 di Sumut tidak tinggi lagi. Karena berdasarkan sero survey yang dilaksanakan Kemenkes, terbukti salah satu keberhasilan vaksinasi Covid-19 secara periodik pada Juli 2022 antibody SARS CoV-2 penduduk Indonesia mencapai 98,5% lebih tinggi dibandingkan Desember 2021 sebesar 87,8%.

“Jadi poinnya adalah bahwa vaksinasi Covid-19 terbukti bisa menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena Covid-19 atau dengan kata lain secara umum dapat disampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 dapat meningkatkan proteksi masyarakat Indonesia dari Covid-19,” sebut Alwi.

Alwi mengaku, sejauh ini, stok vaksin yang tersedia di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Sumut yaitu Pfizer sebanyak 32.184 dosis. Sedangkan di Kabupaten/Kota vaksin Pfizer dan Indovac sebanyak 52.618 dosis.

Oleh karena itu, Alwi mengimbau masyarakat yang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi dengan mendatangi Puskesmas setempat, Fasyankes atau pos-pos vaksinasi yang sudah ditetapkan.

“Khusus untuk vaksinasi booster kedua diberikan pada usia 18 tahun ke atas dan jarak interval enam bulan sejak vaksinasi booster pertama disuntikan,” kata Alwi.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski Pemerintah Pusat mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dalam pengendalian Covid-19, yang berlaku se-Indonesia. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus mendorong vaksinasi kepada masyarakat.

Hal itu, disampaikan oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Kamis (25/1). Ia mengimbau masyarakat untuk tetap terus melanjutkan vaksinasi booster kedua atau dosis keempat. Karena, status pandemi Covid-19 sampai saat belum dicabut oleh Pemerintah Pusat.

Mantan Pangkostrad itu, mengaku sangat sulit mengajak masyarakat di Sumut untuk melakukan vaksin booster tersebut. Masyarakat harus diberikan hadiah agar mau mengikuti vaksinasi seperti vaksinasi pertama dan kedua.

“Baru masuk yang mau memvaksin sudah kabur. Jadi harus menyiapkan beras, baru datang dan ada ongkosnya baru mau dia di vaksin. Begitu sulitnya untuk di vaksin,” ucap Gubernur Edy.

Gubernur Edy mengungkapkan vaksin ini, untuk memperkuat daya tahan tubuh masyarakat itu sendiri. Karena, kondisi saat ini, Covid-19 belum usai. Meski angka kasus aktif mengalami penurunan drastis.

“Sama juga dengan vaksin pada anak-anak, bayi kita. Banyak ibu-ibu yang didaerah enggan membawakan anak bayinya untuk mendapatkan vaksin. Padahal kita mengeluarkan anggaran untuk menyiapkan vaksin untuk anak-anak kita itu. Apalagi angka stunting kita cukup tinggi. Dari 100 orang lahir ada 25 orang stunting,” jelasnya.

Untuk itu, mantan Ketua Umum PSSI itu mengajak semua pihak termasuk wartawan untuk mensosialisasi pentingnya mendapatkan vaksin.”Karena agar masyarakat dapat hidup sehat,” tutur Gubernur Edy.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, di Sumut pelaksanaan vaksinasi booster kedua akan langsung dilaksanakan begitu surat edaran Kemenkes RI keluar yakni mulai 24 Januari 2023.

“Untuk vaksinasi Covid-19 booster kedua ini sudah dapat diberikan kepada masyarakat umum, dengan usia 18 tahun ke atas,” ucap Alwi.

Alwi mengungkapkan bahwa vaksinasi booster kedua tentunya tetap dibutuhkan meski kasus Covid-19 di Sumut tidak tinggi lagi. Karena berdasarkan sero survey yang dilaksanakan Kemenkes, terbukti salah satu keberhasilan vaksinasi Covid-19 secara periodik pada Juli 2022 antibody SARS CoV-2 penduduk Indonesia mencapai 98,5% lebih tinggi dibandingkan Desember 2021 sebesar 87,8%.

“Jadi poinnya adalah bahwa vaksinasi Covid-19 terbukti bisa menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena Covid-19 atau dengan kata lain secara umum dapat disampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 dapat meningkatkan proteksi masyarakat Indonesia dari Covid-19,” sebut Alwi.

Alwi mengaku, sejauh ini, stok vaksin yang tersedia di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Sumut yaitu Pfizer sebanyak 32.184 dosis. Sedangkan di Kabupaten/Kota vaksin Pfizer dan Indovac sebanyak 52.618 dosis.

Oleh karena itu, Alwi mengimbau masyarakat yang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi dengan mendatangi Puskesmas setempat, Fasyankes atau pos-pos vaksinasi yang sudah ditetapkan.

“Khusus untuk vaksinasi booster kedua diberikan pada usia 18 tahun ke atas dan jarak interval enam bulan sejak vaksinasi booster pertama disuntikan,” kata Alwi.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/