25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pakar Soal Wabah Virus Corona, Dekati Titik Pandemi Tak Terkendali

ISTIRAHAT:  Seorang pekerja medis mengenakan pakaian proteksi di Daegu, Korea Selatan, sedang beristirahat, Minggu (23/2).
ISTIRAHAT: Seorang pekerja medis mengenakan pakaian proteksi di Daegu, Korea Selatan, sedang beristirahat, Minggu (23/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Para ahli memperingatkan bahwa dunia sedang mendekati titik kritis di mana wabah virus corona akan menjadi pandemi yang tidak terkendali, sebagaimana dikutip Independent, 24 Februari 2020.

Sekitar 80 ribu orang kini telah terinfeksi secara global dan lebih dari 2.600 telah meninggal, sebagian besar di Cina, menurut basis data pelacakan yang dijalankan oleh Universitas Johns Hopkins.

Data terbaru dari worldometers.info, Senin (24/2) malam, kasus virus corona mencapai 79.742, meninggal 2.628, dan sembuh 25.933 kasus.

Pada akhir pekan, kepala petugas medis Inggris mengkonfirmasi bahwa empat orang yang dibawa kembali ke Inggris dari kapal pesiar Diamond Princess telah dinyatakan positif, sehingga total kasus di Inggris mencapai 13 kasus. Keempatnya, bersama dengan 28 lainnya, sekarang berada di karantina di Merseyside.

Profesor Paul Hunter, dari University of East Anglia, mengatakan gelombang kasus baru-baru ini di luar Cina “sangat memprihatinkan”. Infeksi di Korea Selatan, Jepang dan Iran menjadi penyebab kekhawatiran. Sementara serangkaian kasus di Italia adalah “kekhawatiran besar bagi Eropa”.

“Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini berbicara tentang penyempitan jendela peluang untuk mengendalikan epidemi saat ini. Titik kritis setelah kemampuan kita untuk mencegah pandemi global tampaknya jauh lebih dekat setelah 24 jam terakhir,” ujar Prof Huntern

Dr. Bharat Pankhania, seorang dosen klinis di Universitas Exeter, mengatakan kepada The Daily Telegraph: “Jelas bahwa semua bahan penting untuk pandemi kini hadir. Lebih baik jujur dan mengatakannya.”

Peringatan itu muncul setelah kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada pertemuan para menteri kesehatan Afrika tentang kekhawatirannya tentang munculnya kasus-kasus yang telah menunjukkan “tidak ada hubungan epidemiologis yang jelas, seperti sejarah perjalanan ke Cina atau kontak dengan kasus yang dikonfirmasi”, khususnya di Iran.

Dilansir dari The Guardian, sebelumnya, Iraj Harirchi, Wakil Menteri Kesehatan Iran, melaporkan tentang jumlah 12 orang meninggal dan 66 orang terinfeksi pada Rabu (19/2). Saat ini angka kematian di Iran berjumlah 50 orang dengan lebih 250 orang dikarantina.

Dilansir dari Aljazeera, Kementerian Kesehatan Publik Afghanistan, Ferozuddin Feroz mengonfirmasi kasus warganya yang terinfeksi virus corona untuk pertama kali pada Senin (24/2). Feroz memberitahukan, satu dari tiga kasus terduga infeksi virus telah dikonfirmasi positif di provinsi Herat Barat.

Sementara itu di Kuwait, Irak dan Bahrain pada Senin (24/02) juga melaporkan kasus infeksi virus corona pertama di negara mereka. Adapun Kuwait melaporkan tiga kasus sementara Bahrain dan Irak mengonfirmasi masing-masing satu kasus terinfeksi virus corona. Di Bahrain sendiri, kasus infeksi virus corona berasal dari seorang warganya yang baru tiba dari Iran.

Di Irak, untuk mencegah virus corona, pemerintah Irak menutup perbatasan Safwan yang berbatasan dengan Kuwait. Pelancong dan perdagangan juga ditutup untuk sementara karena diminta oleh pihak Kuwait.

Dari tiga orang terinfeksi di Kuwait, satu di antaranya adalah warga Arab Saudi yang baru kembali dari Iran yang terinfeksi dari virus corona. Dengan begitu, Irak memperpanjang larangan masuk bagi warga Iran yang kini sudah mencapai angka kematian 50 jiwa di kota Qom, Iran.

Sementara di Qatar, meski belum ada konfirmasi kasus terinfeksi virus corona, Qatar berdasarkan laporan Qatar Airways, meminta seluruh penumpang yang tiba dari Iran dan Korea Selatan untuk mengisolasi diri atau mengikuti fasilitas karantina selama 14 hari.

Virus corona kini menjadi ancaman global. Selain China, Italia dan Korea Selatan sudah melakukan karantina sejak dua negara itu memiliki kasus infeksi virus corona yang sangat besar.

Namun, Cina telah melonggarkan beberapa pembatasan pada pergerakan warganya, termasuk di Beijing, setelah tingkat infeksi baru turun. Sementara mengakui wabah itu tetap “parah dan kompleks”, perdana menteri Xi Jingping mendesak bisnis untuk kembali ke pola kerja normal.

Provinsi Guizhou, Yunnan, Shanxi, dan Guangdong menurunkan tindakan tanggap darurat virus corona mereka dari tingkat tertinggi, bergabung dengan provinsi Gansu dan Liaoning, dalam mengurangi pembatasan perjalanan.

Alat pelacak Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa sekitar 25 ribu orang di seluruh dunia telah pulih dari infeksi virus corona.

Penelitian yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa sepertiga dari warga Inggris akan mempertimbangkan untuk berhenti bepergian ke luar negeri jika wabah terus berlanjut, membuat sekitar 17 miliar poundsterling dari pengeluaran liburan ditahan. Lebih dari seperlima, atau 22 persen, juga mengatakan mereka akan menghindari menggunakan transportasi umum.

Italia Tutup Sekolah & Kampus

Di Italia, penyebaran virus corona tercatat sudah menulari lebih dari 130 orang pada Minggu (23/2), setelah hanya dua hari sebelumnya berjumlah tiga kasus. Italia kini menjadi lokasi penyebaran virus terbesar di Eropa.

Guna mencegah penyebaran virus corona, pemerintah Italia memutuskan untuk menutup sejumlah fasilitas publik.

Luca Zaia, gubernur wilayah Veneto dengan ibukota Venesia, juga membatalkan festival Venesia yang terkenal, setelah dua dari 25 kasus virus Korona di provinsi tersebut terjadi di Venesia. Selain itu, sejumlah museum, sekolah dan universitas juga ditutup.

“Kami meminta kerja sama dari seluruh masyarakat. Ini bukanlah momen yang mudah. Tetapi, dengan data yang kita miliki hari ini, kita masih bisa berharap untuk membatasi penularan”, katanya, seperti dilansir CNN, Senin (24/2).

Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza juga mengumumkan aturan pembatasan lain, seperti penutupan jalur transportasi umum, penutupan gedung-gedung publik, dan pengawasan serta karantina individu yang diduga telah terkena virus Korona.

“Kami pada dasarnya meminta setiap orang yang datang dari daerah yang dilanda epidemi untuk tetap berada di dalam rumah”, ujarnya dalam konferensi pers.

Akibat dari kenaikan drastis kasus infeksi virus corona tersebut, termasuk di wilayah utara Italia seperti Veneto, beberapa kota mencanangkan tindakan darurat yang ketat, seperti penutupan atraksi-atraksi publik.

Kementerian Pendidikan Italia juga membatalkan kunjungan murid-murid sekolah baik di dalam maupun ke luar Italia.

Menteri Dalam Negeri Luciana Lamorgese juga menginstruksikan untuk mengkarantina sebuah kapal penyelamat migran di wilayah Sisilia. Kapal Ocean Viking yang membawa 274 migran beserta para kru dikarantina di kota Pozzallo, sebuah kota di tepi laut Mediterania.

Kepala Kepolisian Italia, Anggelo Borelli, menyatakan ada tiga orang meninggal dan paling tidak 152 orang terpapar virus Korona di Italia. Di Milan, Regione Lombardia terdapat 11 kasus.

Pemerintah Italia berusaha mencari patient zero, yakni orang pertama yang terpapar virus corona dari luar wilayah Italia. Namun hingga kini belum berhasil.

Kesulitan untuk menemukan patient zero menyebabkan proyeksi kasus baru paparan virus menjadi sulit.

Sembilan WNI Positif Terinfeksi di Jepang

Hingga kemarin, Indonesia belum melaporkan ada warga yang positif terinfeksi virus Corona. Namun ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona di Jepang, hingga sembilan orang.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, kemarin.

Sebelumnya, disebut hanya empat orang Anak Buah Kapal (ABK) kapal pesiar Diamond Princess di Jepang dinyatakan positif Virus Corona. Namun, ternyata bertambah lima orang.

Meski demikian, Terawan tak merinci apakah lima WNI yang baru terjangkit virus asal China tersebut merupakan ABK kapal pesiar Diamond Princess atau bukan.

Ia hanya menyebut pemerintah hingga saat ini masih bernegosiasi dengan otoritas Jepang terkait kepulangan 74 ABK di kapal Diamond Princess yang negatif virus corona.

Terawan mengingatkan, proses kepulangan puluhan WNI itu harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan episentrum atau pusat baru wabah virus corona.

“Kalau mereka (Jepang) ngasih ya tentu segera kita proses. Tapi ini kita nego terus, teknik yang paling baik untuk mengeluarkan mereka. Jangan semaunya sendiri, kalau semau sendiri bisa membentuk episentrum baru,” katanya.

Paket Stimulus Antivirus Corona

Terkait efek negatif virus corona (Covid – 19) di dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah sudah menyiapkan beberapa paket stimulus untuk mencegah. Meski demikian, dia masih enggan menyampaikan secara detail insentif-insentif apa saja yang akan diberikan pemerintah kepada pelaku usaha di sektor tertentu.

“Besok kita akan sidang kabinet dulu ya untuk menyampaikan kepada Bapak Presiden [Joko Widodo], tetapi kira-kira kerangkanya sudah lebih pasti dan ada angka-angka. Malam ini masih difinalkan oleh tim teknis,” katanya seusai rapat koordinasi di Kemenko Bidang Perekonomian, Senin (24/2).

Dia menuturkan paket-paket stimulus disiapkan untuk hal-hal yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara cepat. Menurutnya, tujuan pemerintah saat ini tak lain untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 dari penyebaran virus Covid-19.

Srimul mengungkapkan dampak virus corona terhadap ekonomi Indonesia sangat besar, khususnya terkait sektor pariwisata.

“Traffic tourism menurun. [Penurunan] kunjungan [wisatawan mancanegara] itu berpengaruh pada restoran dan hotel. Maka kita juga akan memfokuskan kepada daerah-daerah yang kena dampak langsung,” ujarnya.

Secara lebih detail, dia mengatakan pemerintah akan memberikan insentif berupa diskon harga tiket pesawat terbang, khususnya untuk travel agent yang ada di masing-masing daerah.

Selain itu, Kemenkeu juga menyiapkan stimulus di sektor perumahan agar mampu memberikan dampak yang besar (multiplier effects) di masyarakat.

Apalagi, Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25-bps ke level 4,75% akhir pekan lalu. “Target insentif di sektor perumahan agar ditingkatkan, termasuk konsumsi masyarakat. Kita kombinasi dari itu semua sehingga besok bisa dilaporkan ke Pak Presiden. Nanti akan diumumkan setelah sidang kabinet,” ucap Sri Mulyani. (kps/cnn/bbs/net)

ISTIRAHAT:  Seorang pekerja medis mengenakan pakaian proteksi di Daegu, Korea Selatan, sedang beristirahat, Minggu (23/2).
ISTIRAHAT: Seorang pekerja medis mengenakan pakaian proteksi di Daegu, Korea Selatan, sedang beristirahat, Minggu (23/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Para ahli memperingatkan bahwa dunia sedang mendekati titik kritis di mana wabah virus corona akan menjadi pandemi yang tidak terkendali, sebagaimana dikutip Independent, 24 Februari 2020.

Sekitar 80 ribu orang kini telah terinfeksi secara global dan lebih dari 2.600 telah meninggal, sebagian besar di Cina, menurut basis data pelacakan yang dijalankan oleh Universitas Johns Hopkins.

Data terbaru dari worldometers.info, Senin (24/2) malam, kasus virus corona mencapai 79.742, meninggal 2.628, dan sembuh 25.933 kasus.

Pada akhir pekan, kepala petugas medis Inggris mengkonfirmasi bahwa empat orang yang dibawa kembali ke Inggris dari kapal pesiar Diamond Princess telah dinyatakan positif, sehingga total kasus di Inggris mencapai 13 kasus. Keempatnya, bersama dengan 28 lainnya, sekarang berada di karantina di Merseyside.

Profesor Paul Hunter, dari University of East Anglia, mengatakan gelombang kasus baru-baru ini di luar Cina “sangat memprihatinkan”. Infeksi di Korea Selatan, Jepang dan Iran menjadi penyebab kekhawatiran. Sementara serangkaian kasus di Italia adalah “kekhawatiran besar bagi Eropa”.

“Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini berbicara tentang penyempitan jendela peluang untuk mengendalikan epidemi saat ini. Titik kritis setelah kemampuan kita untuk mencegah pandemi global tampaknya jauh lebih dekat setelah 24 jam terakhir,” ujar Prof Huntern

Dr. Bharat Pankhania, seorang dosen klinis di Universitas Exeter, mengatakan kepada The Daily Telegraph: “Jelas bahwa semua bahan penting untuk pandemi kini hadir. Lebih baik jujur dan mengatakannya.”

Peringatan itu muncul setelah kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada pertemuan para menteri kesehatan Afrika tentang kekhawatirannya tentang munculnya kasus-kasus yang telah menunjukkan “tidak ada hubungan epidemiologis yang jelas, seperti sejarah perjalanan ke Cina atau kontak dengan kasus yang dikonfirmasi”, khususnya di Iran.

Dilansir dari The Guardian, sebelumnya, Iraj Harirchi, Wakil Menteri Kesehatan Iran, melaporkan tentang jumlah 12 orang meninggal dan 66 orang terinfeksi pada Rabu (19/2). Saat ini angka kematian di Iran berjumlah 50 orang dengan lebih 250 orang dikarantina.

Dilansir dari Aljazeera, Kementerian Kesehatan Publik Afghanistan, Ferozuddin Feroz mengonfirmasi kasus warganya yang terinfeksi virus corona untuk pertama kali pada Senin (24/2). Feroz memberitahukan, satu dari tiga kasus terduga infeksi virus telah dikonfirmasi positif di provinsi Herat Barat.

Sementara itu di Kuwait, Irak dan Bahrain pada Senin (24/02) juga melaporkan kasus infeksi virus corona pertama di negara mereka. Adapun Kuwait melaporkan tiga kasus sementara Bahrain dan Irak mengonfirmasi masing-masing satu kasus terinfeksi virus corona. Di Bahrain sendiri, kasus infeksi virus corona berasal dari seorang warganya yang baru tiba dari Iran.

Di Irak, untuk mencegah virus corona, pemerintah Irak menutup perbatasan Safwan yang berbatasan dengan Kuwait. Pelancong dan perdagangan juga ditutup untuk sementara karena diminta oleh pihak Kuwait.

Dari tiga orang terinfeksi di Kuwait, satu di antaranya adalah warga Arab Saudi yang baru kembali dari Iran yang terinfeksi dari virus corona. Dengan begitu, Irak memperpanjang larangan masuk bagi warga Iran yang kini sudah mencapai angka kematian 50 jiwa di kota Qom, Iran.

Sementara di Qatar, meski belum ada konfirmasi kasus terinfeksi virus corona, Qatar berdasarkan laporan Qatar Airways, meminta seluruh penumpang yang tiba dari Iran dan Korea Selatan untuk mengisolasi diri atau mengikuti fasilitas karantina selama 14 hari.

Virus corona kini menjadi ancaman global. Selain China, Italia dan Korea Selatan sudah melakukan karantina sejak dua negara itu memiliki kasus infeksi virus corona yang sangat besar.

Namun, Cina telah melonggarkan beberapa pembatasan pada pergerakan warganya, termasuk di Beijing, setelah tingkat infeksi baru turun. Sementara mengakui wabah itu tetap “parah dan kompleks”, perdana menteri Xi Jingping mendesak bisnis untuk kembali ke pola kerja normal.

Provinsi Guizhou, Yunnan, Shanxi, dan Guangdong menurunkan tindakan tanggap darurat virus corona mereka dari tingkat tertinggi, bergabung dengan provinsi Gansu dan Liaoning, dalam mengurangi pembatasan perjalanan.

Alat pelacak Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa sekitar 25 ribu orang di seluruh dunia telah pulih dari infeksi virus corona.

Penelitian yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa sepertiga dari warga Inggris akan mempertimbangkan untuk berhenti bepergian ke luar negeri jika wabah terus berlanjut, membuat sekitar 17 miliar poundsterling dari pengeluaran liburan ditahan. Lebih dari seperlima, atau 22 persen, juga mengatakan mereka akan menghindari menggunakan transportasi umum.

Italia Tutup Sekolah & Kampus

Di Italia, penyebaran virus corona tercatat sudah menulari lebih dari 130 orang pada Minggu (23/2), setelah hanya dua hari sebelumnya berjumlah tiga kasus. Italia kini menjadi lokasi penyebaran virus terbesar di Eropa.

Guna mencegah penyebaran virus corona, pemerintah Italia memutuskan untuk menutup sejumlah fasilitas publik.

Luca Zaia, gubernur wilayah Veneto dengan ibukota Venesia, juga membatalkan festival Venesia yang terkenal, setelah dua dari 25 kasus virus Korona di provinsi tersebut terjadi di Venesia. Selain itu, sejumlah museum, sekolah dan universitas juga ditutup.

“Kami meminta kerja sama dari seluruh masyarakat. Ini bukanlah momen yang mudah. Tetapi, dengan data yang kita miliki hari ini, kita masih bisa berharap untuk membatasi penularan”, katanya, seperti dilansir CNN, Senin (24/2).

Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza juga mengumumkan aturan pembatasan lain, seperti penutupan jalur transportasi umum, penutupan gedung-gedung publik, dan pengawasan serta karantina individu yang diduga telah terkena virus Korona.

“Kami pada dasarnya meminta setiap orang yang datang dari daerah yang dilanda epidemi untuk tetap berada di dalam rumah”, ujarnya dalam konferensi pers.

Akibat dari kenaikan drastis kasus infeksi virus corona tersebut, termasuk di wilayah utara Italia seperti Veneto, beberapa kota mencanangkan tindakan darurat yang ketat, seperti penutupan atraksi-atraksi publik.

Kementerian Pendidikan Italia juga membatalkan kunjungan murid-murid sekolah baik di dalam maupun ke luar Italia.

Menteri Dalam Negeri Luciana Lamorgese juga menginstruksikan untuk mengkarantina sebuah kapal penyelamat migran di wilayah Sisilia. Kapal Ocean Viking yang membawa 274 migran beserta para kru dikarantina di kota Pozzallo, sebuah kota di tepi laut Mediterania.

Kepala Kepolisian Italia, Anggelo Borelli, menyatakan ada tiga orang meninggal dan paling tidak 152 orang terpapar virus Korona di Italia. Di Milan, Regione Lombardia terdapat 11 kasus.

Pemerintah Italia berusaha mencari patient zero, yakni orang pertama yang terpapar virus corona dari luar wilayah Italia. Namun hingga kini belum berhasil.

Kesulitan untuk menemukan patient zero menyebabkan proyeksi kasus baru paparan virus menjadi sulit.

Sembilan WNI Positif Terinfeksi di Jepang

Hingga kemarin, Indonesia belum melaporkan ada warga yang positif terinfeksi virus Corona. Namun ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona di Jepang, hingga sembilan orang.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, kemarin.

Sebelumnya, disebut hanya empat orang Anak Buah Kapal (ABK) kapal pesiar Diamond Princess di Jepang dinyatakan positif Virus Corona. Namun, ternyata bertambah lima orang.

Meski demikian, Terawan tak merinci apakah lima WNI yang baru terjangkit virus asal China tersebut merupakan ABK kapal pesiar Diamond Princess atau bukan.

Ia hanya menyebut pemerintah hingga saat ini masih bernegosiasi dengan otoritas Jepang terkait kepulangan 74 ABK di kapal Diamond Princess yang negatif virus corona.

Terawan mengingatkan, proses kepulangan puluhan WNI itu harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan episentrum atau pusat baru wabah virus corona.

“Kalau mereka (Jepang) ngasih ya tentu segera kita proses. Tapi ini kita nego terus, teknik yang paling baik untuk mengeluarkan mereka. Jangan semaunya sendiri, kalau semau sendiri bisa membentuk episentrum baru,” katanya.

Paket Stimulus Antivirus Corona

Terkait efek negatif virus corona (Covid – 19) di dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah sudah menyiapkan beberapa paket stimulus untuk mencegah. Meski demikian, dia masih enggan menyampaikan secara detail insentif-insentif apa saja yang akan diberikan pemerintah kepada pelaku usaha di sektor tertentu.

“Besok kita akan sidang kabinet dulu ya untuk menyampaikan kepada Bapak Presiden [Joko Widodo], tetapi kira-kira kerangkanya sudah lebih pasti dan ada angka-angka. Malam ini masih difinalkan oleh tim teknis,” katanya seusai rapat koordinasi di Kemenko Bidang Perekonomian, Senin (24/2).

Dia menuturkan paket-paket stimulus disiapkan untuk hal-hal yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara cepat. Menurutnya, tujuan pemerintah saat ini tak lain untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 dari penyebaran virus Covid-19.

Srimul mengungkapkan dampak virus corona terhadap ekonomi Indonesia sangat besar, khususnya terkait sektor pariwisata.

“Traffic tourism menurun. [Penurunan] kunjungan [wisatawan mancanegara] itu berpengaruh pada restoran dan hotel. Maka kita juga akan memfokuskan kepada daerah-daerah yang kena dampak langsung,” ujarnya.

Secara lebih detail, dia mengatakan pemerintah akan memberikan insentif berupa diskon harga tiket pesawat terbang, khususnya untuk travel agent yang ada di masing-masing daerah.

Selain itu, Kemenkeu juga menyiapkan stimulus di sektor perumahan agar mampu memberikan dampak yang besar (multiplier effects) di masyarakat.

Apalagi, Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25-bps ke level 4,75% akhir pekan lalu. “Target insentif di sektor perumahan agar ditingkatkan, termasuk konsumsi masyarakat. Kita kombinasi dari itu semua sehingga besok bisa dilaporkan ke Pak Presiden. Nanti akan diumumkan setelah sidang kabinet,” ucap Sri Mulyani. (kps/cnn/bbs/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/