30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Fatar Tunggu Itikad Baik RS Martha Friska Mengecek Ulang

Foto: Wiwin/PM Muhammad Fatar menunjukkan potongan sarung tangan karet yang keluar dari duburnya saat BAB, Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, sehari pasca dirinya menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Medan.
Foto: Wiwin/PM
Muhammad Fatar menunjukkan potongan sarung tangan karet yang keluar dari duburnya saat BAB, Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, sehari pasca dirinya menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Muhammad Fatar (36), pasien yang di tubuhnya tertinggal sarung tangan karet usai operasi Sinusitis di Rumah Sakit (RS) Martha Friska, saat ini tak mengalami keluhan yang menyakitkan. Warga Jalan Jati III, Kelurahan Teladan, Kecamatan Medan Kota hanya merasa kebas di area hidungnya (bekas operasi). Selain itu di bagian dadanya, masih ada sedikit rasa sesak.

“Di area hidung masih kebaslah, ’kan baru operasi. Trus dada ini masih agak sesak,” ujarnya, Kamis (24/9).

Namun, tertinggalnya sarung tangan karet atau tampon di tubuhnya masih membuat Fatar trauma. Ada rasa khawatir masih adanya benda asing lain di tubuhnya. “Entah apa yang tinggal lagi ngga tahu. Bisa kasa bisa kapas. Aduh enggak tahulah,” ujarnya.

Kini, Fatar menunggu itikad baik pihak RS Martha Friska untuk melakukan pengecekan dengan melakukan endoskopi pada tubuhnya. Sehingga ia berharap bisa terhindar dari hal yang tidak diinginkan nantinya. Dirinya pun saat ini belum berniat untuk mengadu selain kepada DPRD Medan. “Ya itulah saya maunya di cek aja dulu. Tapi ya pihak rumah sakit sempai sekarang belum ada yang menghubungi. Kita tunggu aja dulu,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga mengatakan pihaknya melalui Komisi B tetap akan melakukan pemanggilan kepada pihak RS Martha Friska. Dirinya berharap semua pihak terkait mau duduk bersama agar permasalahan ini cepat selesai. “Pemanggilan kita serahkan sudah ke Komisi B. Kita harap semua pihak yang diundang dapat memenuhi panggilan,”ujarnya. Sementara itu, Ketua Komisi B, Irsal Fikri mengatakan pihaknya akan merapatkan terlebih dahulu bersama anggota Komisi B, soal jadwal pemanggilan tersebut. “Kami akan panggil pihak rumah sakit, IDI juga, semua harus duduk jadi masalah ini segera selesai. Kita enggak mau kejadian mengerikan begitu terulang,”ujarnya.

Sekedar mengingatkan, keberadaan sarung tangan itu terungkap saat Fatar buang air besar. Peristiwa ini terjadi Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, atau sehari pasca Fatar menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Komplek Taman Multatuli Indah No 1 Medan.

Pantas saja, saat itu Fatar mengaku harus mengejan kuat untuk mengeluarkan sarung tangan karet sebesar satu ruas jari tengah orang dewasa warna cream itu. Melihat benda asing tersebut, Fatar pun langsung mencucinya dengan bersih dan segera melapor ke perawat. Karena tak ditanggapi, korban akhirnya mengadu ke DPRD Medan yang langsung mendatangi rumah sakit. (win/deo)

Foto: Wiwin/PM Muhammad Fatar menunjukkan potongan sarung tangan karet yang keluar dari duburnya saat BAB, Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, sehari pasca dirinya menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Medan.
Foto: Wiwin/PM
Muhammad Fatar menunjukkan potongan sarung tangan karet yang keluar dari duburnya saat BAB, Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, sehari pasca dirinya menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Muhammad Fatar (36), pasien yang di tubuhnya tertinggal sarung tangan karet usai operasi Sinusitis di Rumah Sakit (RS) Martha Friska, saat ini tak mengalami keluhan yang menyakitkan. Warga Jalan Jati III, Kelurahan Teladan, Kecamatan Medan Kota hanya merasa kebas di area hidungnya (bekas operasi). Selain itu di bagian dadanya, masih ada sedikit rasa sesak.

“Di area hidung masih kebaslah, ’kan baru operasi. Trus dada ini masih agak sesak,” ujarnya, Kamis (24/9).

Namun, tertinggalnya sarung tangan karet atau tampon di tubuhnya masih membuat Fatar trauma. Ada rasa khawatir masih adanya benda asing lain di tubuhnya. “Entah apa yang tinggal lagi ngga tahu. Bisa kasa bisa kapas. Aduh enggak tahulah,” ujarnya.

Kini, Fatar menunggu itikad baik pihak RS Martha Friska untuk melakukan pengecekan dengan melakukan endoskopi pada tubuhnya. Sehingga ia berharap bisa terhindar dari hal yang tidak diinginkan nantinya. Dirinya pun saat ini belum berniat untuk mengadu selain kepada DPRD Medan. “Ya itulah saya maunya di cek aja dulu. Tapi ya pihak rumah sakit sempai sekarang belum ada yang menghubungi. Kita tunggu aja dulu,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga mengatakan pihaknya melalui Komisi B tetap akan melakukan pemanggilan kepada pihak RS Martha Friska. Dirinya berharap semua pihak terkait mau duduk bersama agar permasalahan ini cepat selesai. “Pemanggilan kita serahkan sudah ke Komisi B. Kita harap semua pihak yang diundang dapat memenuhi panggilan,”ujarnya. Sementara itu, Ketua Komisi B, Irsal Fikri mengatakan pihaknya akan merapatkan terlebih dahulu bersama anggota Komisi B, soal jadwal pemanggilan tersebut. “Kami akan panggil pihak rumah sakit, IDI juga, semua harus duduk jadi masalah ini segera selesai. Kita enggak mau kejadian mengerikan begitu terulang,”ujarnya.

Sekedar mengingatkan, keberadaan sarung tangan itu terungkap saat Fatar buang air besar. Peristiwa ini terjadi Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, atau sehari pasca Fatar menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Komplek Taman Multatuli Indah No 1 Medan.

Pantas saja, saat itu Fatar mengaku harus mengejan kuat untuk mengeluarkan sarung tangan karet sebesar satu ruas jari tengah orang dewasa warna cream itu. Melihat benda asing tersebut, Fatar pun langsung mencucinya dengan bersih dan segera melapor ke perawat. Karena tak ditanggapi, korban akhirnya mengadu ke DPRD Medan yang langsung mendatangi rumah sakit. (win/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/