30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Istri Pergi ke Sidimpuan, Suami Pencemburu Gantung Diri

Pantauan di lokasi, tampak beberapa keluarga korban menangis didepan jasad korban. Bahkan diakui jikalau korban memiliki sifat cemburu, keras kepala, egois dan mau menang sendiri. “Memang pak Ester ini cemburuannya kuat kali dek, udah pun cuma makan tidur dirumah suka-sukanya aja. Kalau ngomong, maunya dia aja yang didengar,” terang keluarga korban.

Tak hanya itu, bahkan warga mengatakan kalau aksi percobaan bunuh diri sempat dilakukan oleh korban 5 tahun yang lalu, tepat di belakang rumah dengan menggantungkan dirinya menggunakan kursi. Namun, lantaran warga cepat melihat aksi tersebut, korban berhasil diselamatkan.

Bahkan, Horas P. Situmorang (55), selaku abang kandug korban, membenarkan sifat buruk korban yang tak mau kalah dan egois kepada semua orang, bahkan dirinya mengaku tidak pernah cocok dengan adiknya itu. Mengenai mabuknya korban, Horas mengaku bahwa adiknya itu sering membeli mansion dan mengantonginya untuk dibawa-bawa dan diminum dalam perjalanan ke Medan.

“Dari dulu memang bandel kali adekku ini, gak pernah cocok kami memang dek. Maunya apa yang dibilangnya, itulah yang harus kita ikuti, ego dan irinya tinggi kali. Dulu sempat ribut kami gara-gara warisan, namun udah selesai lah itu. Hampir kubacok dia, sangking kesalnya melihat tingkah lakunya itu dek. Sifatnya itu yang gak kusuka, bukan orangnya. Pun begitu, mungkin udah ini jalannya. Memang dia sering minum mansion dan mengantonginya dek,” terang Opung Horas.

Namun, ketika kru koran ini mencoba untuk mewawancarai kembali, Nomensen Situmorang (22) anak kedua korban yang diketahui bekerja sebagai supir angkot 103 Rahayu trayek Unimed-Pancur Batu, sempat mengusir wartawan bersama dengan Pinaria adiknya. “Aku gak mau besok terbit dikoran ya bang, tolong jangan diliput dan pergi keluar kalian semua,” teriak Nomensen juga Pinaria.

Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Rudy Silaen, ketika dikonfirmasi terkait kasus tersebut mengatakan bahwa pihak keluarga korban telah sepakat tidak melanjutkan kasus ini ke pihak kepolisian dengan membuat surat pernyataan, lantaran tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban.

“Memang keluarga korban udah sepakat tidak melanjutkan kasus ini. Lantaran korban memang murni gantung diri, terlihat dari keluarnya cairan sperma, lidah menjulur dan juga keluarnya kotoran korban. Ditambah lagi informasi dari keluarga bahwa ini sudah ketiga kalinya korban melakukan aksi percobaan bunuh diri, sehingga mereka yakin bahwa korban murni gantung diri,” pungkas Rudy.(mag2/trg)

Pantauan di lokasi, tampak beberapa keluarga korban menangis didepan jasad korban. Bahkan diakui jikalau korban memiliki sifat cemburu, keras kepala, egois dan mau menang sendiri. “Memang pak Ester ini cemburuannya kuat kali dek, udah pun cuma makan tidur dirumah suka-sukanya aja. Kalau ngomong, maunya dia aja yang didengar,” terang keluarga korban.

Tak hanya itu, bahkan warga mengatakan kalau aksi percobaan bunuh diri sempat dilakukan oleh korban 5 tahun yang lalu, tepat di belakang rumah dengan menggantungkan dirinya menggunakan kursi. Namun, lantaran warga cepat melihat aksi tersebut, korban berhasil diselamatkan.

Bahkan, Horas P. Situmorang (55), selaku abang kandug korban, membenarkan sifat buruk korban yang tak mau kalah dan egois kepada semua orang, bahkan dirinya mengaku tidak pernah cocok dengan adiknya itu. Mengenai mabuknya korban, Horas mengaku bahwa adiknya itu sering membeli mansion dan mengantonginya untuk dibawa-bawa dan diminum dalam perjalanan ke Medan.

“Dari dulu memang bandel kali adekku ini, gak pernah cocok kami memang dek. Maunya apa yang dibilangnya, itulah yang harus kita ikuti, ego dan irinya tinggi kali. Dulu sempat ribut kami gara-gara warisan, namun udah selesai lah itu. Hampir kubacok dia, sangking kesalnya melihat tingkah lakunya itu dek. Sifatnya itu yang gak kusuka, bukan orangnya. Pun begitu, mungkin udah ini jalannya. Memang dia sering minum mansion dan mengantonginya dek,” terang Opung Horas.

Namun, ketika kru koran ini mencoba untuk mewawancarai kembali, Nomensen Situmorang (22) anak kedua korban yang diketahui bekerja sebagai supir angkot 103 Rahayu trayek Unimed-Pancur Batu, sempat mengusir wartawan bersama dengan Pinaria adiknya. “Aku gak mau besok terbit dikoran ya bang, tolong jangan diliput dan pergi keluar kalian semua,” teriak Nomensen juga Pinaria.

Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Rudy Silaen, ketika dikonfirmasi terkait kasus tersebut mengatakan bahwa pihak keluarga korban telah sepakat tidak melanjutkan kasus ini ke pihak kepolisian dengan membuat surat pernyataan, lantaran tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban.

“Memang keluarga korban udah sepakat tidak melanjutkan kasus ini. Lantaran korban memang murni gantung diri, terlihat dari keluarnya cairan sperma, lidah menjulur dan juga keluarnya kotoran korban. Ditambah lagi informasi dari keluarga bahwa ini sudah ketiga kalinya korban melakukan aksi percobaan bunuh diri, sehingga mereka yakin bahwa korban murni gantung diri,” pungkas Rudy.(mag2/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/