25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Pers Harus Berani

Letjend TNI Azmyn Yusri Nasution

MEDAN- Pelantikan DPD Lembaga Wartawan Indonesia (LWI) Sumut, Rabu (22/2) malam di Hotel Grand Antares disaksikan empat jenderal dari Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) yakni Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Azmyn Yusri Nasution (AY Nasution), Kasdiv I Kostrad Brigjend Inf B Kembaren dan Pangdis II Kostrad Mayjend Inf MRidwan, serta Penasehat LWI Pusat Letnan Jenderal TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, SIP.

Juga hadir Ketua Dewan Pembina DPP LWI Pusat Mayjend. TNI. Purn Syamsu Djalal SH, MH yang juga mantan Danpuspom TNI dan Jam Intel Kejagung-RI dan Penasehat LWI Drs H Zulkifli Abidin MBA. Ketua Umum LWI Inan Riau Hasibuan SE dan Sekjend Fian, dan jajaran Pemprovsu
DPD LWI Sumut yang dilantik yakni Ketua  Osriel Limbong, Sekeretaris Mirdadsyah Putra, Wakil Ketua M Arya Pratama ZA, Wakil Ketua Syafruddin Lubis, Sekretaris Arif Tampubolon, Bendahara  Halim Loe, Syahruddin Sianturi SH, Bambang Sri Kurniawan, Ramadhan Saputra, Partono Budy, Togu Hutabarat dan unsur pengurus lainnya. Demikian siaran pers diterima wartawan Minggu (26/2) dari Humas LWI Sumut.

Sambutan AY Nasution menyatakan jurnalis harus berani dan independen dengan menyatakan yang benar, karena peluru wartawan bisa mengenai 1000 sasaran dalam satu kali tembak.  “Keberanian bekal utama dan saya mengajak rekan-rekan wartawan atau pers dari berbagai media untuk sama-sama menjaga bangsa ini dari perpecahan,” serunya.

Pangkostrad dan menandaskan, tugas wartawan bukan hanya mengkritisi persoalan yang sedang dihadapi bangsa, tetapi harus mampu memberi pemikiran positif, kontruktif, dan terukur agar negara ini terhindar dari perpecahan dan ketidakharmonisan. Akhir-akhir ini, aku Pangkostrad, jurnalis gencar memberikan perhatian dan sumbangsihnya menyikapi persoalan, terutama di bidang politik. “Media cetak, elektronik menurut saya cukup agresif menyorot persoalan mutahir, tetapi insan pers sesungguhnya juga harus mampu menghindari, mencegah dan meminimalisir efek dari problema yang dihadapi bangsa itu sendiri, sehingga tidak menjadi bias dan merugikan kita semua,” tegas Pangkostrad.

Sementara itu, Ketua LWI Sumut Osriel Limbong dalam sambutannya meminta pemerintah untuk tidak sebelah mata memandang kalangan jurnalis atau wartawan. “Kita ini (wartawan) merupakan mitra, bukanlah musuh yang harus ditakuti. Saya minta marilah kita bergandengan tangan, bermitra, kompak dan bersatu-padu membangun bangsa dan negara ini ke depan,” ujar Osriel. Ketua Panitia Mirdadsyah Putra menyatakan, sebelum pelantikan, diselenggarakan rangkaian kegiatan yakni dialog interaktif bertajuk “Profesionalisme Pers menuju bangsa Indonesia yang bermartabat. Dalam acara ini, nara sumber mantan Danpuspom TNI Mayjen CPM (Purn) Syamsu Djalal mengaku pena pers sangat berbahaya. “Dengan peranan yang penting ini, diharapkan dapat  diatasi kelompok yang disebut Ucok (Uang Cukup Otak Kosong), Khianat, Munafik dan Bejat (Kimunajat). “Wartawan harus berani, tetapi juga harus adil dan satu lagi jamu (jaga mulut,” ujar Mayjen (Purn) Syamsu Djalal didampingi pengacaranya Rafles Situmeang.(*/ari)

Letjend TNI Azmyn Yusri Nasution

MEDAN- Pelantikan DPD Lembaga Wartawan Indonesia (LWI) Sumut, Rabu (22/2) malam di Hotel Grand Antares disaksikan empat jenderal dari Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) yakni Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Azmyn Yusri Nasution (AY Nasution), Kasdiv I Kostrad Brigjend Inf B Kembaren dan Pangdis II Kostrad Mayjend Inf MRidwan, serta Penasehat LWI Pusat Letnan Jenderal TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, SIP.

Juga hadir Ketua Dewan Pembina DPP LWI Pusat Mayjend. TNI. Purn Syamsu Djalal SH, MH yang juga mantan Danpuspom TNI dan Jam Intel Kejagung-RI dan Penasehat LWI Drs H Zulkifli Abidin MBA. Ketua Umum LWI Inan Riau Hasibuan SE dan Sekjend Fian, dan jajaran Pemprovsu
DPD LWI Sumut yang dilantik yakni Ketua  Osriel Limbong, Sekeretaris Mirdadsyah Putra, Wakil Ketua M Arya Pratama ZA, Wakil Ketua Syafruddin Lubis, Sekretaris Arif Tampubolon, Bendahara  Halim Loe, Syahruddin Sianturi SH, Bambang Sri Kurniawan, Ramadhan Saputra, Partono Budy, Togu Hutabarat dan unsur pengurus lainnya. Demikian siaran pers diterima wartawan Minggu (26/2) dari Humas LWI Sumut.

Sambutan AY Nasution menyatakan jurnalis harus berani dan independen dengan menyatakan yang benar, karena peluru wartawan bisa mengenai 1000 sasaran dalam satu kali tembak.  “Keberanian bekal utama dan saya mengajak rekan-rekan wartawan atau pers dari berbagai media untuk sama-sama menjaga bangsa ini dari perpecahan,” serunya.

Pangkostrad dan menandaskan, tugas wartawan bukan hanya mengkritisi persoalan yang sedang dihadapi bangsa, tetapi harus mampu memberi pemikiran positif, kontruktif, dan terukur agar negara ini terhindar dari perpecahan dan ketidakharmonisan. Akhir-akhir ini, aku Pangkostrad, jurnalis gencar memberikan perhatian dan sumbangsihnya menyikapi persoalan, terutama di bidang politik. “Media cetak, elektronik menurut saya cukup agresif menyorot persoalan mutahir, tetapi insan pers sesungguhnya juga harus mampu menghindari, mencegah dan meminimalisir efek dari problema yang dihadapi bangsa itu sendiri, sehingga tidak menjadi bias dan merugikan kita semua,” tegas Pangkostrad.

Sementara itu, Ketua LWI Sumut Osriel Limbong dalam sambutannya meminta pemerintah untuk tidak sebelah mata memandang kalangan jurnalis atau wartawan. “Kita ini (wartawan) merupakan mitra, bukanlah musuh yang harus ditakuti. Saya minta marilah kita bergandengan tangan, bermitra, kompak dan bersatu-padu membangun bangsa dan negara ini ke depan,” ujar Osriel. Ketua Panitia Mirdadsyah Putra menyatakan, sebelum pelantikan, diselenggarakan rangkaian kegiatan yakni dialog interaktif bertajuk “Profesionalisme Pers menuju bangsa Indonesia yang bermartabat. Dalam acara ini, nara sumber mantan Danpuspom TNI Mayjen CPM (Purn) Syamsu Djalal mengaku pena pers sangat berbahaya. “Dengan peranan yang penting ini, diharapkan dapat  diatasi kelompok yang disebut Ucok (Uang Cukup Otak Kosong), Khianat, Munafik dan Bejat (Kimunajat). “Wartawan harus berani, tetapi juga harus adil dan satu lagi jamu (jaga mulut,” ujar Mayjen (Purn) Syamsu Djalal didampingi pengacaranya Rafles Situmeang.(*/ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/