26.7 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Korban Muntaber Pantai Labu Capai 152 Orang

Foto: Hulman/PM Manaksa boru Sinambela, mendapat perawatan akibat muntaber.
Foto: Hulman/PM
Manaksa boru Sinambela, mendapat perawatan akibat muntaber.

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO – Jumlah korban muntaber yang terjangkit di Desa Durian, sudah 152 orang. Itu terungkap saat Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Deli Serdang dr Aida Harahap mengadakan pertemuan dengan Kapolres Deliserdang AKBP M Edi Faryadi beserta rombongan di Kantor Desa Durian Kecamatan Pantai Labu, Jumat (27/3) pagi sekira pukul 09.30 WIB

Sebelum dr Aida menjelaskan lebih jauh terkait muntaber yang menyerang warga, terlebih dulu Camat Pantai Labu Ayub, memberi penjelasan. Awalnya Ayub menyebut empat warga yang meninggal dunia akibat terjangkit muntaber yang terjadi mulai sembilan hari lalu itu. Namun kepala Puskesmas Pantai Labu dr Fifi meralatnya dan menyebutkan jika warga yang terenggut nyawanya hanya tiga jiwa yakni Janti Sinaga, Jenni boru Sihombing dan Teddy Manurung.

Sedangkan Rusmina br Butar-butar (33) warga Dusun VI Barisan Gereja Desa Durian Kecamatan Pantai Labu tewas pada Kamis (19/3) sekira pukul 19.00 Wib di RSUD Deli Serdang sebelumnya mengidap penyakit ginjal. Padahal menurut warga sekitar dan keluarga Rusmina, wanita beranak dua itu terpaksa opname karena mengalami muntaber hingga beberapa kali.

“Mendiang Rusmina sebelumnya bisa kok kerja di ladang, namun yang pasti dia tewas karena terjangkit muntaber,” sebut Hulman Manurung, mantan Kepala Desa Durian. Kapolres Deli Serdang AKBP M Edi Faryadi bertanya apa saja sampel yang dibawa ke laboratorium dan apa hasilnya.

Menjawab pertanyaan perwira berpangkat dua melati di pundak itu, dr Aida menyebutkan ada tiga sampel yakni bakso, saos dan air isi ulang karena diare itu berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan di Medan, air isi ulang yang dikonsumsi salah satu warga yang meninggal mengandung bakteri E Coli.

Foto: Hulman/PM Kapolres Deliserdang, AKBP M Edi Faryadi, (tiga dari kanan) mendengarkan penjelasan Kadinkes Deliserang, dr Aida Harahap terkait wabah muntaber.
Foto: Hulman/PM
Kapolres Deliserdang, AKBP M Edi Faryadi, (tiga dari kanan) mendengarkan penjelasan Kadinkes Deliserang, dr Aida Harahap terkait wabah muntaber.

Mendengar penjelasan dr Aida Harahap itu, Kapolres pun memberi saran jika mengambil sampel air itu jangan hanya satu tempat saja. Karena bisa saja air yang dikonsumsi salah satu warga itu tidak isi ulang atau air sumur atau air yang dibawa pedagang bakso.

“Kalau memang penyakit itu berasal dari air isi ulang, kenapa satu keluarga tidak terjangkit atau kenapa ada yang sehat? Karena bakteri E Coli akan mati jika air yang dikonsumsi dimasak. Ada baiknya sampel air diambil dari yang dikonsumsi warga yang meninggal dunia, yang terjangkit maupun yang tidak terjangkit karena mengkonsumsi air minum karena hal itu sebagai bahan pembanding biar jangan menghakimi,” saran kapolres.

Mendengar saran mantan Kapolres Tobasa itu, dr Aida pun akan mengambil air sebagai sampel untuk mengungkap asal penyakit yang terjangit terhadap warga itu. Selain akan mengambil sampel air, untuk penanggulangan sudah dibentuk posko penanggulangan dan dilakukan gotong royong dengan alasan jika diare itu juga bisa berasal dari binatang yang hinggap pada makanan dan minuman.

Mendengar penjelasan dr Aida itu, sejumlah warga yang datang nyaris tertawa mendengarnya sambil berbisik apa hubungan diare dengan gotong royong.

Usai mendengarkan masukan dari Kaspolres Deli Serdang itu pertemuan pun diakhiri dan rombongan Kadis Kesehatan Deli Serdang melakukan pemeriksaan izin terhadap dua depot air isi ulang yang ada di Dusun VII Barisan Porsea Desa Durian dan satu depot lagi di Desa Sidourip. Meski memiliki izin, pengelola diminta untuk membawa sampel air isi ulangnya ke Dinas Kesehatan Deli Serdang untuk dilakukan pemeriksaan.(man/trg)

Foto: Hulman/PM Manaksa boru Sinambela, mendapat perawatan akibat muntaber.
Foto: Hulman/PM
Manaksa boru Sinambela, mendapat perawatan akibat muntaber.

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO – Jumlah korban muntaber yang terjangkit di Desa Durian, sudah 152 orang. Itu terungkap saat Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Deli Serdang dr Aida Harahap mengadakan pertemuan dengan Kapolres Deliserdang AKBP M Edi Faryadi beserta rombongan di Kantor Desa Durian Kecamatan Pantai Labu, Jumat (27/3) pagi sekira pukul 09.30 WIB

Sebelum dr Aida menjelaskan lebih jauh terkait muntaber yang menyerang warga, terlebih dulu Camat Pantai Labu Ayub, memberi penjelasan. Awalnya Ayub menyebut empat warga yang meninggal dunia akibat terjangkit muntaber yang terjadi mulai sembilan hari lalu itu. Namun kepala Puskesmas Pantai Labu dr Fifi meralatnya dan menyebutkan jika warga yang terenggut nyawanya hanya tiga jiwa yakni Janti Sinaga, Jenni boru Sihombing dan Teddy Manurung.

Sedangkan Rusmina br Butar-butar (33) warga Dusun VI Barisan Gereja Desa Durian Kecamatan Pantai Labu tewas pada Kamis (19/3) sekira pukul 19.00 Wib di RSUD Deli Serdang sebelumnya mengidap penyakit ginjal. Padahal menurut warga sekitar dan keluarga Rusmina, wanita beranak dua itu terpaksa opname karena mengalami muntaber hingga beberapa kali.

“Mendiang Rusmina sebelumnya bisa kok kerja di ladang, namun yang pasti dia tewas karena terjangkit muntaber,” sebut Hulman Manurung, mantan Kepala Desa Durian. Kapolres Deli Serdang AKBP M Edi Faryadi bertanya apa saja sampel yang dibawa ke laboratorium dan apa hasilnya.

Menjawab pertanyaan perwira berpangkat dua melati di pundak itu, dr Aida menyebutkan ada tiga sampel yakni bakso, saos dan air isi ulang karena diare itu berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan di Medan, air isi ulang yang dikonsumsi salah satu warga yang meninggal mengandung bakteri E Coli.

Foto: Hulman/PM Kapolres Deliserdang, AKBP M Edi Faryadi, (tiga dari kanan) mendengarkan penjelasan Kadinkes Deliserang, dr Aida Harahap terkait wabah muntaber.
Foto: Hulman/PM
Kapolres Deliserdang, AKBP M Edi Faryadi, (tiga dari kanan) mendengarkan penjelasan Kadinkes Deliserang, dr Aida Harahap terkait wabah muntaber.

Mendengar penjelasan dr Aida Harahap itu, Kapolres pun memberi saran jika mengambil sampel air itu jangan hanya satu tempat saja. Karena bisa saja air yang dikonsumsi salah satu warga itu tidak isi ulang atau air sumur atau air yang dibawa pedagang bakso.

“Kalau memang penyakit itu berasal dari air isi ulang, kenapa satu keluarga tidak terjangkit atau kenapa ada yang sehat? Karena bakteri E Coli akan mati jika air yang dikonsumsi dimasak. Ada baiknya sampel air diambil dari yang dikonsumsi warga yang meninggal dunia, yang terjangkit maupun yang tidak terjangkit karena mengkonsumsi air minum karena hal itu sebagai bahan pembanding biar jangan menghakimi,” saran kapolres.

Mendengar saran mantan Kapolres Tobasa itu, dr Aida pun akan mengambil air sebagai sampel untuk mengungkap asal penyakit yang terjangit terhadap warga itu. Selain akan mengambil sampel air, untuk penanggulangan sudah dibentuk posko penanggulangan dan dilakukan gotong royong dengan alasan jika diare itu juga bisa berasal dari binatang yang hinggap pada makanan dan minuman.

Mendengar penjelasan dr Aida itu, sejumlah warga yang datang nyaris tertawa mendengarnya sambil berbisik apa hubungan diare dengan gotong royong.

Usai mendengarkan masukan dari Kaspolres Deli Serdang itu pertemuan pun diakhiri dan rombongan Kadis Kesehatan Deli Serdang melakukan pemeriksaan izin terhadap dua depot air isi ulang yang ada di Dusun VII Barisan Porsea Desa Durian dan satu depot lagi di Desa Sidourip. Meski memiliki izin, pengelola diminta untuk membawa sampel air isi ulangnya ke Dinas Kesehatan Deli Serdang untuk dilakukan pemeriksaan.(man/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/