25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Ratusan Dokter Muda UMI Mengadu ke IDI Medan

MEDAN- Puluhan dokter muda memadati ruang rapat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Medan. Mereka mewakili ratusan dokter muda yang tergabung dalam Gerakan Retaker Sumatera Utara (GRS) untuk menyampaikan harapan agar fakultasnya, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI) untuk melaksanakan wisuda, sumpah dokter dan memberikan ijazah.

Koordinator GRS, dr Adi, Kamis (27/6) menyampaikan kalau mereka telah menyelesaikan kewajiban mereka di kampus dan sekarang mereka meminta haknya untuk diwisuda seperti mahasiswa kedokteran di FK Universitas lainnya.

“Ini menyangkut masalah hak kami setelah menyelesaikan kewajiban kami di kampus. Ini terjadi bagi kampus kami. Kami tidak sebutkan, karena ini menyangkut almamater,” kata dr Adi, Koordinator GRS Sumatera Utara di kantor IDI Cabang Medan.

Menurut mereka, tidak ada alasan pihak kampus atau dekan Fakultas Kedokteran di tempat mereka untuk tidak melakukan wisuda dan sumpah dokter kepada mereka. “Kami sudah membayar segala administrasi untuk itu. Uang administrasi untuk wisuda kami minta sama orangtua kami, tapi sampai sekarang kami tidak diwisuda, juga uang tidak kembali. Jelas orangtua kami semua bertanya-tanya,” katanya.
Sebenarnya, sebut dr Adi, mereka sudah berusaha melobi pihak dekan. Hanya saja, alasan dekan, para dokter muda itu belum bisa diwisuda karena belum lulus ujian kompetensi dokter Indonesia (UKDI).

“Kami dapat informasi di Sumut ini ada 800 an dokter muda yang tidak lulus UKDI. Yang lain tetap melaksanakan wisuda dan sumpah dokter. Tapi, kami yang berjumlah 100 orang lebih ini tidak diwisuda oleh fakultas kami. Ini sangat riskan,” katanya.

Memang dia mengakui, dengan kelulusan UKDI itu baru dapat Surat Tanda Registrasi (STR) yang bisa digunakan untuk berpraktik. Tapi, jangan lupa, tidak sedikit juga instansi yang menerima pegawai dokter tanpa harus melihat apakah dokter itu punya STR atau tidak. “Ini kan menyangkut kesempatan dan masa depan kami. Jadi, kita minta pihak fakultas bisa mendengar hati nurani kami ini,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi PB IDI Ramlan mengungkapkan masalah dokter-dokter muda ini sudah diserahkan ke PB IDI. “Seperti nama sekitar 818 orang dokter muda dan lulusan dokter yang tidak lulus UKDI di Sumut sudah dipegang PB IDI, sudah saya serahkan langsung tadi (kemarin), pukul 13.30 WIB. Komite Bersama-UKDI (KB UKDI ) sekarang sudah dibekukan,” ujarnya.

Tambahnya, dengan bekunya KB-UKDI, berarti ujian kompetensi tidak dilaksanakan lagi. Jadi para dokter muda tersebut bisa segera diwisuda. “Mudah-mudahan permohonan mereka untuk mendapatkan STR bisa terpenuhi, karena KB UKDI sekarang sudah dibekukan,” ujarnya.
Terpisah, Pembantu Rektor III, GM Hutapea SE MM, menyebutkan prosesi wisuda akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juli mendatang.
“Universitas Methodis wisuda tanggal 25 Juli mendatang, kalau untuk masalah di Fakultas Kedokteran langsung saja konfirmasi ke Dekan yang bersangkutan,” jelasnya.(put/dik)

MEDAN- Puluhan dokter muda memadati ruang rapat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Medan. Mereka mewakili ratusan dokter muda yang tergabung dalam Gerakan Retaker Sumatera Utara (GRS) untuk menyampaikan harapan agar fakultasnya, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI) untuk melaksanakan wisuda, sumpah dokter dan memberikan ijazah.

Koordinator GRS, dr Adi, Kamis (27/6) menyampaikan kalau mereka telah menyelesaikan kewajiban mereka di kampus dan sekarang mereka meminta haknya untuk diwisuda seperti mahasiswa kedokteran di FK Universitas lainnya.

“Ini menyangkut masalah hak kami setelah menyelesaikan kewajiban kami di kampus. Ini terjadi bagi kampus kami. Kami tidak sebutkan, karena ini menyangkut almamater,” kata dr Adi, Koordinator GRS Sumatera Utara di kantor IDI Cabang Medan.

Menurut mereka, tidak ada alasan pihak kampus atau dekan Fakultas Kedokteran di tempat mereka untuk tidak melakukan wisuda dan sumpah dokter kepada mereka. “Kami sudah membayar segala administrasi untuk itu. Uang administrasi untuk wisuda kami minta sama orangtua kami, tapi sampai sekarang kami tidak diwisuda, juga uang tidak kembali. Jelas orangtua kami semua bertanya-tanya,” katanya.
Sebenarnya, sebut dr Adi, mereka sudah berusaha melobi pihak dekan. Hanya saja, alasan dekan, para dokter muda itu belum bisa diwisuda karena belum lulus ujian kompetensi dokter Indonesia (UKDI).

“Kami dapat informasi di Sumut ini ada 800 an dokter muda yang tidak lulus UKDI. Yang lain tetap melaksanakan wisuda dan sumpah dokter. Tapi, kami yang berjumlah 100 orang lebih ini tidak diwisuda oleh fakultas kami. Ini sangat riskan,” katanya.

Memang dia mengakui, dengan kelulusan UKDI itu baru dapat Surat Tanda Registrasi (STR) yang bisa digunakan untuk berpraktik. Tapi, jangan lupa, tidak sedikit juga instansi yang menerima pegawai dokter tanpa harus melihat apakah dokter itu punya STR atau tidak. “Ini kan menyangkut kesempatan dan masa depan kami. Jadi, kita minta pihak fakultas bisa mendengar hati nurani kami ini,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi PB IDI Ramlan mengungkapkan masalah dokter-dokter muda ini sudah diserahkan ke PB IDI. “Seperti nama sekitar 818 orang dokter muda dan lulusan dokter yang tidak lulus UKDI di Sumut sudah dipegang PB IDI, sudah saya serahkan langsung tadi (kemarin), pukul 13.30 WIB. Komite Bersama-UKDI (KB UKDI ) sekarang sudah dibekukan,” ujarnya.

Tambahnya, dengan bekunya KB-UKDI, berarti ujian kompetensi tidak dilaksanakan lagi. Jadi para dokter muda tersebut bisa segera diwisuda. “Mudah-mudahan permohonan mereka untuk mendapatkan STR bisa terpenuhi, karena KB UKDI sekarang sudah dibekukan,” ujarnya.
Terpisah, Pembantu Rektor III, GM Hutapea SE MM, menyebutkan prosesi wisuda akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juli mendatang.
“Universitas Methodis wisuda tanggal 25 Juli mendatang, kalau untuk masalah di Fakultas Kedokteran langsung saja konfirmasi ke Dekan yang bersangkutan,” jelasnya.(put/dik)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/