25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Angka Kecelakaan Kerja di Jalan Raya Capai 4.628 Kasus

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka kecelakaan kerja di jalan raya, khususnya di Kota Medan sekitarnya dan kabupaten/kota lainnya, se-Sumut masih terbilang tinggi. Padahal, berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka tersebut.

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagut, selama tiga tahun terakhir peserta yang mengajukan klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) khususnya di Sumut dari seluruh kepesertaan mencapai 23.142 peserta. Dari jumlah klaim itu, ternyata sekitar 20 persennya akibat kecelakaan kerja di jalan raya atau sekitar 4.628 peserta.

“Jumlah klaim kecelakaan kerja di jalan raya sekitar 4.628 peserta ini sangat miris. Sebab, klaim kecelakaan kerja di lingkungan kerja atau internal semakin menurun. Hal ini artinya kampanye keselamatan kerja telah berhasil, tetapi kenapa kecelakaan kerja di jalan raya tidak,” ungkap Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut, Umardin Lubis pada acara Sosialisasi Safety Riding Program Promotif Preventif BPJS Ketenagakerjaan yang digelar di aula lantai 2 Fakultas Farmasi USU, Medan, Selasa (27/8).

Oleh karena itu, kata Umardin, untuk menekan jumlah klaim kecelakaan kerja di jalan raya maka pihaknya melakukan sosialisasi safety riding atau keamanan dan keselamatan berkendara. Sosialisasi tersebut dilakukan kepada perwakilan 320 perusahaan yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagut.

“Sosialisasi ini bekerja sama dengan Satlantas Polrestabes Medan, pesertanya berjumlah 320 orang yang merupakan perwakilan dari perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Medan, Binjai dan Deli Serdang. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menekan angka kecelakaan kerja di jalan raya,” ujar Umardin.

Diutarakan dia, para peserta yang ikut sosialiasasi tersebut dan mewakili perusahaannya diminta tidak hanya sekedar datang. Melainkan, dapat merubah perilakunya dalam berkendara. Selain itu, dapat memberi contoh dan menularkan kepada rekan kerja atau keluarga ketika berkendara di jalan raya.

“Kita segmentasi terlebih dahulu di lingkungan terdekat mulai dari keluarga dan rekan kerja. Dengan begitu, diharapkan risiko tingkat kecelakaan kerja di jalan raya dapat semakin menurun. Jadi, dari 20 persen bisa menjadi 10 persen, bahkan bisa turun ke angka 5 persen hingga 0 persen,” cetusnya.

Ia menambahkan, sosialisasi seperti ini ke depannya akan rutin dilakukan setiap tahun. Kemudian, berkembang ke yang lain misalnya menyasar kepada peserta angkutan umum yaitu supir angkot maupun angkutan barang.

Umardin mengatakan, banyak perusahaan yang tenaga kerjanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan menyatakan zero accident untuk kecelakaan kerja di lingkungan kerja. Artinya, risiko tingkat kecelakaan kerja di lingkungan internal minim.

Namun, lain halnya dengan perusahaan bergerak di bidang usaha kecil dan menengah (UKM). Namun, bukan berarti menuding UKM tidak ada keselamatan kerjanya tetapi tergantung dari pengelolaan masing-masing. “Sebagai contoh, kecelakaan kerja yang terjadi pada pabrik pembuatan korek api gas atau mancis beberapa waktu lalu. Pabrik tersebut ternyata unsur K3 yaitu Kesehatan dan Keselamatan Kerja tak terpenuhi,” pungkasnya.

Sementara, Kanit Dikyasa Satlantas Polrestabes Medan AKP Neneng Armayanti yang hadir pada sosialisasi itu menyatakan, kegiatan sosialisasi ini sangat bagus karena bertujuan untuk pembelajaran tentang berkendara dengan baik dan benar di jalan raya. Sebab, disiplin dalam berlalu lintas menjadi faktor penting meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas.

“Pada traffic light (lampu lalu lintas) kita sudah tahu bahwa harus berhenti. Akan tetapi, masih saja banyak pengendara baik roda dua maupun roda empat yang menerobos dengan alasan buru-buru karena urusan pekerjaan atau lainnya,” ujar Neneng. (ris/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka kecelakaan kerja di jalan raya, khususnya di Kota Medan sekitarnya dan kabupaten/kota lainnya, se-Sumut masih terbilang tinggi. Padahal, berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka tersebut.

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagut, selama tiga tahun terakhir peserta yang mengajukan klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) khususnya di Sumut dari seluruh kepesertaan mencapai 23.142 peserta. Dari jumlah klaim itu, ternyata sekitar 20 persennya akibat kecelakaan kerja di jalan raya atau sekitar 4.628 peserta.

“Jumlah klaim kecelakaan kerja di jalan raya sekitar 4.628 peserta ini sangat miris. Sebab, klaim kecelakaan kerja di lingkungan kerja atau internal semakin menurun. Hal ini artinya kampanye keselamatan kerja telah berhasil, tetapi kenapa kecelakaan kerja di jalan raya tidak,” ungkap Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut, Umardin Lubis pada acara Sosialisasi Safety Riding Program Promotif Preventif BPJS Ketenagakerjaan yang digelar di aula lantai 2 Fakultas Farmasi USU, Medan, Selasa (27/8).

Oleh karena itu, kata Umardin, untuk menekan jumlah klaim kecelakaan kerja di jalan raya maka pihaknya melakukan sosialisasi safety riding atau keamanan dan keselamatan berkendara. Sosialisasi tersebut dilakukan kepada perwakilan 320 perusahaan yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagut.

“Sosialisasi ini bekerja sama dengan Satlantas Polrestabes Medan, pesertanya berjumlah 320 orang yang merupakan perwakilan dari perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Medan, Binjai dan Deli Serdang. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menekan angka kecelakaan kerja di jalan raya,” ujar Umardin.

Diutarakan dia, para peserta yang ikut sosialiasasi tersebut dan mewakili perusahaannya diminta tidak hanya sekedar datang. Melainkan, dapat merubah perilakunya dalam berkendara. Selain itu, dapat memberi contoh dan menularkan kepada rekan kerja atau keluarga ketika berkendara di jalan raya.

“Kita segmentasi terlebih dahulu di lingkungan terdekat mulai dari keluarga dan rekan kerja. Dengan begitu, diharapkan risiko tingkat kecelakaan kerja di jalan raya dapat semakin menurun. Jadi, dari 20 persen bisa menjadi 10 persen, bahkan bisa turun ke angka 5 persen hingga 0 persen,” cetusnya.

Ia menambahkan, sosialisasi seperti ini ke depannya akan rutin dilakukan setiap tahun. Kemudian, berkembang ke yang lain misalnya menyasar kepada peserta angkutan umum yaitu supir angkot maupun angkutan barang.

Umardin mengatakan, banyak perusahaan yang tenaga kerjanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan menyatakan zero accident untuk kecelakaan kerja di lingkungan kerja. Artinya, risiko tingkat kecelakaan kerja di lingkungan internal minim.

Namun, lain halnya dengan perusahaan bergerak di bidang usaha kecil dan menengah (UKM). Namun, bukan berarti menuding UKM tidak ada keselamatan kerjanya tetapi tergantung dari pengelolaan masing-masing. “Sebagai contoh, kecelakaan kerja yang terjadi pada pabrik pembuatan korek api gas atau mancis beberapa waktu lalu. Pabrik tersebut ternyata unsur K3 yaitu Kesehatan dan Keselamatan Kerja tak terpenuhi,” pungkasnya.

Sementara, Kanit Dikyasa Satlantas Polrestabes Medan AKP Neneng Armayanti yang hadir pada sosialisasi itu menyatakan, kegiatan sosialisasi ini sangat bagus karena bertujuan untuk pembelajaran tentang berkendara dengan baik dan benar di jalan raya. Sebab, disiplin dalam berlalu lintas menjadi faktor penting meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas.

“Pada traffic light (lampu lalu lintas) kita sudah tahu bahwa harus berhenti. Akan tetapi, masih saja banyak pengendara baik roda dua maupun roda empat yang menerobos dengan alasan buru-buru karena urusan pekerjaan atau lainnya,” ujar Neneng. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/