28.4 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Sungai Sunggal dan Sungai Padang Meluap

F: Asnawi/Posmetro Medan Sungai Padang meluap, 4 Kelurahan banjir.
F: Asnawi/Posmetro Medan
Sungai Padang meluap, 4 Kelurahan banjir.

MEDAN-Sungai Sunggal tepatnya di belakang PDAM Tirtanadi meluap, Minggu (26/10) pukul 00.30 Wib. Akibatnya, jalan di belakang PDAM Tirtanadi menuju Sri Gunting terputus, karena genangan air hampir sepinggang orang dewasa.

Laporan warga bernama Fahri kepada wartawan Koran ini menyebutkan, curah hujan yang cukup deras malam menjelang dinihari itu mengakibatkan air dari Sungai Sunggal meluap hingga ke jalan, sehingga banyak kendaraan bermotor yang mogok.

Salah seorang warga, Daniel (45) pengendara sepeda motor tejebak banjir. Dia terpaksa mendorong sepeda motornya. Untuk, pemilik bengkel kendaraan bermotor sekitar lokasi membuka bengkelnya malam hari sehingga para pengendara sepeda motor yang mogok bisa tertolong.

Sementara itu, meluapnya Sungai Belawan juga mengakibatkan jebolnya tanggul di sebelah perumahan Flamboyan Island, Jl Flamboyan Island, Tanjung Selamat. Akibatnya, ratusan rumah warga terendam banjir. Warga sempat panik dan memilih meninggalkan rumahnya. Kemarin, warga sekitar sudah kembali ke rumahnya dan melakukan pembersihan.

Seorang warga, Alpan (37) mengatakan, banyak warga yang memilih meninggalkan rumah dan mengungsi ke rumah familinya. Namun banyak juga warga yang memilih bertahan dan mulai membersihkan rumahnya. Dengan peralatan seadanya, warga mulai membersihkan rumah walau hujan kembali mengguyur Minggu sore sekira pukul 15.00 Wib.

Alpan mengaku, perabot, elektronik dan kenderaan milik para warga banyak yang rusak karena direndam air bercampur lumpur. “Mau tak mau memang harus dibersihkan. Tadi memang sempat hujan lagi, makanya warga agak takut. Tapi banyak yang sudah mengungsi sementara, kalau aku milih membersihkan rumah ,” kata Alpan.

Belum diketahui pasti kerugian materi atas peristiwa tersebut. Warga berharap agar tanggul segera direnovasi hingga tak lagi terjadi kejadian yang sama di kemudian hari.

 

>>>Sungai Padang Tebing Tinggi Juga Meluap

 

Sungai Padang Kota Tebingtinggi juga kembali meluap dan membanjiri ratusan rumah warga di 4 kelurahan masing-masing Kel. Bandar Utama, Kel. Bandar Sakti, Kel. Tambangan Hilir dan Kel. Sri Padang. Umumnya pemukiman warga korban banjir ini berada di daerah aliran sungai. Ketinggian air mencapai 50 centimeter hingg 1 meter.

Menurut warga, Sungai Padang kembali meluap sejak pukul 06.00 Wib ketika hujan turun, dan secara perlahan debit air sungai semakin tinggi. Itu lantaran daerah hulu sungai dikabarkan juga sedang turun hujan.

” Meluapnya Sungai Padang karena di hulu sungai juga banjir sehingga bisa dibilang banjir ini banjir kiriman,” bilang Andi, warga Kampung Semut, Kel. Bandar Utama, yang rumahnya tergenang air mencapai ketinggian sepaha orang dewasa.

Sementata warga yang rumahnya sudah tergenang, hanya sempat  mengangkati barang elektronik dan diselamatkan ke rumah warga yang berada di dataran lebih tinggi. Untuk perabot dibiarkan tergenangi air.

Tak hanya pemukiman warga saja, air yang terus naik hingga siang harinya merambah ke jalan raya, tepatnya ke Jl. Sudirman, sehingga kendaraan yang melalui jalan itu terpaksa mengurangi kecepatannya.

” Kejadian banjir sudah jadi makanan kami, tapi penanggulangan banjir yang diberikan pemerintah belum kami rasakan. Kami mohonlah pemerintah dapat membantu kami,” pinta Ujang, warga Jl. Gurami, Kel. Badak Bejuang.

Hingga kemarin malam, pemukiman warga masih tergenang air, begitu juga debit air Sungai Padang belum juga turun. Walikota Tebingtinggi, Ir H Umar Zunaidi Hasibuan, MM melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Drs Wahid Sitorus ketika dikonfirmasi mengaku masih terus memantau  perkembangan banjir di pemukiman warga yang digenangi banjir.

” Kami masih terus memantau perkembangan air sungai. Segala persiapan antisipasi banjir susulan sedang diupayakan, termasuk mendirikan posko dan tenda-tenda dengan bekerja sama Dinsos dan Tagana. Untuk bantuan logistik sudah disalurkan”, bilang Wahid sambil meminta kepada warga apabila banjir semakin naik, segera  mengungsi ke tempat penampungan.

 

 

>>>Jembatan Amblas

Bekas pondasi jembatan dan rumah di bantaran Sungai Bekulap, di Desa Minta Kasih, Kec. Salapian, amblas, Sabtu (26/10). Meskipun tidak ada korban jiwa, namun sebuah rumah dan 2 kendaraan roda dua beserta peralatan rumah tangga tertimbun reruntuhan tanah.

“Sejak Jumat sore hujan deras dan permukaan air terus menaik hingga mencapai empat meter menjelang malam. Kami sekeluarga dikejutkan dengan suara gemuruh runtuhnya tebing sungai dan bekas pondasi jembatan yang ada di samping rumah kami,” sebut Jalil Sitepu, pemilik rumah yang roboh saat ditemui.

Meningginya permukaan air sungai, lanjut Jalil, mengikis tebing penahan pondasi dan rumahnya hingga rubuh ke sungai. Khawatir runtuhan tebing sungai semakin meluas, Jalil dan anggota keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah tetangga.

“Selain dua kendaraan roda dua yang tertimbun reruntuhan tanah, tiga mesin air dan sejumlah peralatan rumah tangga dan alat-alat pertanian juga ikut tertimbun lumpur,” ungkapnya. Amatan wartawan koran ini di lokasi longsor, bekas pondasi jembatan yang dibangun masa kolonial Belanda, runtuh dan hancur berserakan di tengah sungai.

Sedangkan rumah yang ikut roboh, terlihat hanya tinggal sebagian puing-puing yang tersisa. Selebihnya tertimbun tanah. Untuk mengelurakan kendaraan roda dua beserta peralatan rumah tangga yang ikut tertimbun tanah warga berupaya menggali. Menjelang siang, kendaraan tersebut akhirnya dapat dikeluarkan dari timbunan tanah. Demikian juga satu
unit tempat tidur korban dan beberapa peralatan rumah tangga.

Hujan deras yang turun sejak pukul 20.00 Wib juga menyebabkan puluhan rumah terendam banjir di lingkungan Pasar Bawah, Kel. Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Minggu (27/10).

Amatan wartawan, air menggenangi rumah warga sekira pukul 01.30 Wib dinihari. Warga yang tinggal di lokasi banjir tersebut, sebagian memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi yaitu di tangga batu atau ke Jalan Mesjid Lama sekitar Kota Serbalawan. Sembari menyelematkan atau membawa beberapa barang- barang penting dari dalam rumah kelokasi yang aman agar tidak terkena banjir.

Namun ada beberapa warga yang tidak sempat menyelamatkan barang- barang miliknya yang ada di dalam rumah hingga terendam banjir.

Yusuf, Kepala Lingkungan Serbalawan Kota menyampaikan, debit air turun sekitar pukul 04.30 Wib dan tidak ada korban jiwa. Willy Surya Darma Damanik, Lurah Kelurahan Serbalawan mengatakan pihaknya telah melobi beberapa pengusaha setempat untuk  membantu warga yang terkena banjir dan telah memberitahukan kepada Dinas Sosial Kabupaten Simalungun.

Sementara, rumah yang diketahui milik Kasimun, kepala sekolah yang saat ini berdomisili dan bertugas di Sidalu- Sidalu Sosa rusak parah akibat tertimpa ratusan bambu. Beruntung rumah tersebut sedang dalam keadaan kosong

Menurut Fahrizal, seorang warga, penebangan bambu tidak bisa dikerjakan satu hari ini saja mengingat banyaknya jumlah bambu yang tumbang dan proses penebangan bambu sulit karena posisi bambu yang tumbang persis melintang di atas Sungai Pasar Bawah. “Kalau ada alat berat atau minimal mesin penebang pohon baru bisa cepat,” harapnya. (wel/awi/sah/ris/smg)

F: Asnawi/Posmetro Medan Sungai Padang meluap, 4 Kelurahan banjir.
F: Asnawi/Posmetro Medan
Sungai Padang meluap, 4 Kelurahan banjir.

MEDAN-Sungai Sunggal tepatnya di belakang PDAM Tirtanadi meluap, Minggu (26/10) pukul 00.30 Wib. Akibatnya, jalan di belakang PDAM Tirtanadi menuju Sri Gunting terputus, karena genangan air hampir sepinggang orang dewasa.

Laporan warga bernama Fahri kepada wartawan Koran ini menyebutkan, curah hujan yang cukup deras malam menjelang dinihari itu mengakibatkan air dari Sungai Sunggal meluap hingga ke jalan, sehingga banyak kendaraan bermotor yang mogok.

Salah seorang warga, Daniel (45) pengendara sepeda motor tejebak banjir. Dia terpaksa mendorong sepeda motornya. Untuk, pemilik bengkel kendaraan bermotor sekitar lokasi membuka bengkelnya malam hari sehingga para pengendara sepeda motor yang mogok bisa tertolong.

Sementara itu, meluapnya Sungai Belawan juga mengakibatkan jebolnya tanggul di sebelah perumahan Flamboyan Island, Jl Flamboyan Island, Tanjung Selamat. Akibatnya, ratusan rumah warga terendam banjir. Warga sempat panik dan memilih meninggalkan rumahnya. Kemarin, warga sekitar sudah kembali ke rumahnya dan melakukan pembersihan.

Seorang warga, Alpan (37) mengatakan, banyak warga yang memilih meninggalkan rumah dan mengungsi ke rumah familinya. Namun banyak juga warga yang memilih bertahan dan mulai membersihkan rumahnya. Dengan peralatan seadanya, warga mulai membersihkan rumah walau hujan kembali mengguyur Minggu sore sekira pukul 15.00 Wib.

Alpan mengaku, perabot, elektronik dan kenderaan milik para warga banyak yang rusak karena direndam air bercampur lumpur. “Mau tak mau memang harus dibersihkan. Tadi memang sempat hujan lagi, makanya warga agak takut. Tapi banyak yang sudah mengungsi sementara, kalau aku milih membersihkan rumah ,” kata Alpan.

Belum diketahui pasti kerugian materi atas peristiwa tersebut. Warga berharap agar tanggul segera direnovasi hingga tak lagi terjadi kejadian yang sama di kemudian hari.

 

>>>Sungai Padang Tebing Tinggi Juga Meluap

 

Sungai Padang Kota Tebingtinggi juga kembali meluap dan membanjiri ratusan rumah warga di 4 kelurahan masing-masing Kel. Bandar Utama, Kel. Bandar Sakti, Kel. Tambangan Hilir dan Kel. Sri Padang. Umumnya pemukiman warga korban banjir ini berada di daerah aliran sungai. Ketinggian air mencapai 50 centimeter hingg 1 meter.

Menurut warga, Sungai Padang kembali meluap sejak pukul 06.00 Wib ketika hujan turun, dan secara perlahan debit air sungai semakin tinggi. Itu lantaran daerah hulu sungai dikabarkan juga sedang turun hujan.

” Meluapnya Sungai Padang karena di hulu sungai juga banjir sehingga bisa dibilang banjir ini banjir kiriman,” bilang Andi, warga Kampung Semut, Kel. Bandar Utama, yang rumahnya tergenang air mencapai ketinggian sepaha orang dewasa.

Sementata warga yang rumahnya sudah tergenang, hanya sempat  mengangkati barang elektronik dan diselamatkan ke rumah warga yang berada di dataran lebih tinggi. Untuk perabot dibiarkan tergenangi air.

Tak hanya pemukiman warga saja, air yang terus naik hingga siang harinya merambah ke jalan raya, tepatnya ke Jl. Sudirman, sehingga kendaraan yang melalui jalan itu terpaksa mengurangi kecepatannya.

” Kejadian banjir sudah jadi makanan kami, tapi penanggulangan banjir yang diberikan pemerintah belum kami rasakan. Kami mohonlah pemerintah dapat membantu kami,” pinta Ujang, warga Jl. Gurami, Kel. Badak Bejuang.

Hingga kemarin malam, pemukiman warga masih tergenang air, begitu juga debit air Sungai Padang belum juga turun. Walikota Tebingtinggi, Ir H Umar Zunaidi Hasibuan, MM melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Drs Wahid Sitorus ketika dikonfirmasi mengaku masih terus memantau  perkembangan banjir di pemukiman warga yang digenangi banjir.

” Kami masih terus memantau perkembangan air sungai. Segala persiapan antisipasi banjir susulan sedang diupayakan, termasuk mendirikan posko dan tenda-tenda dengan bekerja sama Dinsos dan Tagana. Untuk bantuan logistik sudah disalurkan”, bilang Wahid sambil meminta kepada warga apabila banjir semakin naik, segera  mengungsi ke tempat penampungan.

 

 

>>>Jembatan Amblas

Bekas pondasi jembatan dan rumah di bantaran Sungai Bekulap, di Desa Minta Kasih, Kec. Salapian, amblas, Sabtu (26/10). Meskipun tidak ada korban jiwa, namun sebuah rumah dan 2 kendaraan roda dua beserta peralatan rumah tangga tertimbun reruntuhan tanah.

“Sejak Jumat sore hujan deras dan permukaan air terus menaik hingga mencapai empat meter menjelang malam. Kami sekeluarga dikejutkan dengan suara gemuruh runtuhnya tebing sungai dan bekas pondasi jembatan yang ada di samping rumah kami,” sebut Jalil Sitepu, pemilik rumah yang roboh saat ditemui.

Meningginya permukaan air sungai, lanjut Jalil, mengikis tebing penahan pondasi dan rumahnya hingga rubuh ke sungai. Khawatir runtuhan tebing sungai semakin meluas, Jalil dan anggota keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah tetangga.

“Selain dua kendaraan roda dua yang tertimbun reruntuhan tanah, tiga mesin air dan sejumlah peralatan rumah tangga dan alat-alat pertanian juga ikut tertimbun lumpur,” ungkapnya. Amatan wartawan koran ini di lokasi longsor, bekas pondasi jembatan yang dibangun masa kolonial Belanda, runtuh dan hancur berserakan di tengah sungai.

Sedangkan rumah yang ikut roboh, terlihat hanya tinggal sebagian puing-puing yang tersisa. Selebihnya tertimbun tanah. Untuk mengelurakan kendaraan roda dua beserta peralatan rumah tangga yang ikut tertimbun tanah warga berupaya menggali. Menjelang siang, kendaraan tersebut akhirnya dapat dikeluarkan dari timbunan tanah. Demikian juga satu
unit tempat tidur korban dan beberapa peralatan rumah tangga.

Hujan deras yang turun sejak pukul 20.00 Wib juga menyebabkan puluhan rumah terendam banjir di lingkungan Pasar Bawah, Kel. Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Minggu (27/10).

Amatan wartawan, air menggenangi rumah warga sekira pukul 01.30 Wib dinihari. Warga yang tinggal di lokasi banjir tersebut, sebagian memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi yaitu di tangga batu atau ke Jalan Mesjid Lama sekitar Kota Serbalawan. Sembari menyelematkan atau membawa beberapa barang- barang penting dari dalam rumah kelokasi yang aman agar tidak terkena banjir.

Namun ada beberapa warga yang tidak sempat menyelamatkan barang- barang miliknya yang ada di dalam rumah hingga terendam banjir.

Yusuf, Kepala Lingkungan Serbalawan Kota menyampaikan, debit air turun sekitar pukul 04.30 Wib dan tidak ada korban jiwa. Willy Surya Darma Damanik, Lurah Kelurahan Serbalawan mengatakan pihaknya telah melobi beberapa pengusaha setempat untuk  membantu warga yang terkena banjir dan telah memberitahukan kepada Dinas Sosial Kabupaten Simalungun.

Sementara, rumah yang diketahui milik Kasimun, kepala sekolah yang saat ini berdomisili dan bertugas di Sidalu- Sidalu Sosa rusak parah akibat tertimpa ratusan bambu. Beruntung rumah tersebut sedang dalam keadaan kosong

Menurut Fahrizal, seorang warga, penebangan bambu tidak bisa dikerjakan satu hari ini saja mengingat banyaknya jumlah bambu yang tumbang dan proses penebangan bambu sulit karena posisi bambu yang tumbang persis melintang di atas Sungai Pasar Bawah. “Kalau ada alat berat atau minimal mesin penebang pohon baru bisa cepat,” harapnya. (wel/awi/sah/ris/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/