26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Awan Panas dan Lahar Sinabung Tewaskan 28 Orang

Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi pada Rabu (27/12) sore, menyebabkan kota wisata Berastagi diguyur hujan lumpur.

Sementara itu, Gunung Sinabung masih level IV atau berstatus awas. Armen mengimbau masyarakat agar menjauhi zona-zona bahaya dari Gunung Sinabung karena masih berpotensi terjadi awan panas dan guguran lava, serta erupsi. “Imbauan kita masih sama, jauhi zona merah. Gunakan masker dan mengikuti imbuan selalu dari pihak terakit,” imbau Armen.

Dia juga mengatakan, historis erupsi Gunung Sinabung sejak 2013 kembali aktif, mengakibat korban jiwa sebanyak 28 orang meninggal dunia. Hal itu, terkena awan panas, lahar dan erupsi dari Gunung Sinabung. “Sampai saat ini gempa-gempanya masih tinggi. Untuk magmanya naik ke permukaan sampai berbentuk kuba lava masih cukup tinggi. Potensi awan panas dan erupsinya juga masih cukup tinggi,” jelasnya.

Diketahui, Gunung Sinabung merupakan gunung api strato tipe B atau sejarah letusannya tidak tercatat meletus sejak tahun 1600-an. Namun untuk pertama kali setelah lebih dari 400 tahun tidak ada aktivitasnya. Letusan pertama terjadi pada 27 Agustus 2010 dikategorikan tipe letusan freatik yang diikuti jatuhan abu vulkanik yang menyebar ke timur-tenggara Gunung Sinabung dan menutupi Desa Sukameriah, Gungpitu, Sigarang-garang, Sukadebi, dan Susuk. “Erupsi Sinabung pada tahun 2010, hanya berlangsung dari Agustus hingga September,” ungkap Armen.

Pada tahun 2013, gunung ini kembali erupsi dan terus menunjukan aktivitas vulkaniknya hingga sekarang. Sejak saat itu Gunung Sinabung diklarifikasikan ke dalam tipe A. Sedangkan, dampak bencana alam itu membuat ribuan jiwa orang harus mengunsing meninggal rumah dan persawaannya, untuk mencari lokasi aman. (gus/bbs/adz)

Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi pada Rabu (27/12) sore, menyebabkan kota wisata Berastagi diguyur hujan lumpur.

Sementara itu, Gunung Sinabung masih level IV atau berstatus awas. Armen mengimbau masyarakat agar menjauhi zona-zona bahaya dari Gunung Sinabung karena masih berpotensi terjadi awan panas dan guguran lava, serta erupsi. “Imbauan kita masih sama, jauhi zona merah. Gunakan masker dan mengikuti imbuan selalu dari pihak terakit,” imbau Armen.

Dia juga mengatakan, historis erupsi Gunung Sinabung sejak 2013 kembali aktif, mengakibat korban jiwa sebanyak 28 orang meninggal dunia. Hal itu, terkena awan panas, lahar dan erupsi dari Gunung Sinabung. “Sampai saat ini gempa-gempanya masih tinggi. Untuk magmanya naik ke permukaan sampai berbentuk kuba lava masih cukup tinggi. Potensi awan panas dan erupsinya juga masih cukup tinggi,” jelasnya.

Diketahui, Gunung Sinabung merupakan gunung api strato tipe B atau sejarah letusannya tidak tercatat meletus sejak tahun 1600-an. Namun untuk pertama kali setelah lebih dari 400 tahun tidak ada aktivitasnya. Letusan pertama terjadi pada 27 Agustus 2010 dikategorikan tipe letusan freatik yang diikuti jatuhan abu vulkanik yang menyebar ke timur-tenggara Gunung Sinabung dan menutupi Desa Sukameriah, Gungpitu, Sigarang-garang, Sukadebi, dan Susuk. “Erupsi Sinabung pada tahun 2010, hanya berlangsung dari Agustus hingga September,” ungkap Armen.

Pada tahun 2013, gunung ini kembali erupsi dan terus menunjukan aktivitas vulkaniknya hingga sekarang. Sejak saat itu Gunung Sinabung diklarifikasikan ke dalam tipe A. Sedangkan, dampak bencana alam itu membuat ribuan jiwa orang harus mengunsing meninggal rumah dan persawaannya, untuk mencari lokasi aman. (gus/bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/