30.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Mobil Polisi Dibakar, Mahasiswa Ditembak

Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM terus berlanjut. Di Jakarta polisi mengamankan puluhan mahasiswa dalam bentrokan di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada Kamis (29/3) malam. Dua mahasiswa dan satu satpam dikabarkan tertembak.

Massa gabungan dari mahasiswa UPI YAI dan UKI Salemba tersebut merusak pos polisi, dua sepeda motor milik aparat, dan sebuah mobil Resmob Polda Metro Jaya. “Yang di Salemba itu sudah bukan unjuk rasa lagi. Itu aksi yang melanggar pidana. Mereka sudah mau buat rusuh jadi ada puluhan orang kami amankan,” ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Kamis malam, saat dijumpai di Mapolda Metro Jaya.
Ia mengaku belum mendapatkan identitas lengkap seluruh mahasiswa yang diamankan. “Sekarang masih didata dan dikumpulkan ke Polres Jakarta Pusat,” tutur Rikwanto.

Puluhan mahasiswa ini ditangkap lantaran telah merusak sarana kepolisian seperti membakar pos polisi dan mobil Resmob Polres Metro Jakarta Pusat. “Kapolsek Senen juga mereka serang. Sudah jelas sepertinya mereka punya target,” kata Rikwanto.

Terkait dengan itu, dua mahasiswa dan satu satpam Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta tertembak peluru aparat kepolisian. “Yang saya lihat, teman saya tertembak peluru karet di pungung sebelah kanan. Itu ada bolongnya. Satu mahasiswa lain tertembak di dada kiri. Satpam kita kena di paha sebelah kanan,” terang Meli, mahasiswi UPI YAI sesaat lalu.

Meli mengatakan, rekannya yang tertembak bernama Lumer. Sementara Meli tak tahu nama mahasiswa yang tertembak di bagian dada kiri. Tapi yang pasti, kata Meli, mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Psikologi UPI YAI.

“Sampai sekarang belum dapat perawatan medis. Satpam malah terjebak di dalam mobil karena tadi mau di bawa ke rumah sakit, tapi polisi terus mengeluarkan tembakan. Sampai sekarang masih terjebak,” tutur Meli.

Ia katakan, aksi penolakan kenaikan harga BBM yang dilakukan mahasiswa gabungan UPI YAI dan UKI di Jalan Diponogoro berlangsung damai. Para mahasiswa membakar ban dan kondisi cukup kondusif. Namun setelah mahasiswa masuk ke dalam kampus, tiba-tiba di luar terdengar suara tembakan dari arah aparat kepolisian.

“Setelah ke dalam (kampus) baru chaos. Kita dapat kabar di luar ada tembakan, mereka (polisi) nyerang,” kata Meli.
Sampai berita ini diturunkan, menurut Meli, setidaknya ada 500 mahasiswa yang terjebak di dalam kampus UPI YAI.

Dua Mobil Milik Pertamina Disandera

Di Medan aksi penolakan rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disuarakan oleh mahasiswa juga masih terus berlanjut. Ratusan mahasiswa di Kota Medan turun ke jalan dengan memblokir ruas jalan di Kota Medan hingga menyandra mobil milik Pertamina.

Seperti aksi yang dilakukan ratusan mahasiswa Universitas Katolik (UNIKA) ST Thomas Sumatera Utara ini. Dalam aksi tersebut, ratusan mahasiswa UNIKA  melakukan aksi blokir jalan di depan kampus mereka tepatnya Jalan Setiabudi Medan sekitar pukul 12.00 WIB.

Tak puas berorasi di depan kampus, selanjutnya mahasiswa melanjutkan aksinya ke persimpangan yang menghubungkan Jalan Ringroad dan Setiabudi Medan, yang tak jauh dari lokasi kampus. Bahkan saat melakukan aksi di persimpangan Jalan Ringroad, mahasiswa tak hanya melakukan orasi dan membakar ban saja, para mahasiswa juga nekat menyandera dua unit mobil milik pertamina. Kedua mobil tersebut yakni mobil Box dengan plat BK 6674 YY dan Mobil jenis Skid Tank pengangkut elpiji dengan plat B 9049 FA.

Sekitar setengah jam lebih, menyandera dua unit mobil milik Pertamina, akhirnya mahasiswa melepaskan mobil tersebut setelah sebelumnya bernegosiasi dengan petugas kepolisian yang berada di lokasi demo.Setelah puas berorasi menyampaikan keluhannya, sekitar pukul 14.00 WIB mahasiwa akhirnya membubarkan diri dan kembali ke kampus secara teratur.

Aksi yang sama dilakukan mahasiswa lain seperti Universitas Negeri Medan (Unimed), Universitas Pancabudi, Universitas Medan Area (UMA), Universitas Al Washliyah (Univa), Universitas Dharma Agung, serta elemen mahasiswa lainnya. Mereka melakukan orasi di DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol No 5 Medan. Aksi bakar ban dan orasi silih berganti dilakukan oleh masing-masing elemen.

Tak sampai di situ saja, masa yang berjumlah ratusan orang mengatasnamakan diri mereka From Mahasiswa Sumatera Utara juga melakukan aksi demo. Masa yang berjumlah ratusan orang orang tergabung dari segala kampus di Sumatera Utara, melakukan aksinya dengan membakar ban di tengah-tengah persimpangan Jalan Juanda Jalan SM Raja. Aksi tersebut membuat masyarakat yang melintas dari Jalan Juanda menuju, Jalan SM Raja terpaksa putar arah. Begitu juga dari Jalan SM Raja Simpang Limun, menuju SM Raja Masjid Raya juga ditutup masa. Jalan Halat menuju Jalan SM Raja juga tertutup atas aksi masa yang membakar ban tepat  disimpang empat Jalan Juanda, SM Raja, Jalan Halat, SM Raja. Atas aksi masa ini, beberapa toko yang ada di simpang Jalan Juanda tutup.

Sedangkan di Langkat, seratusan massa PDI-P Kabupaten Langkat longmarch dari kantor sekretariat di Jln T Putra Aziz menuju bundaran kantor bupati selanjutnya memasuki gedung dewan, terkait penolakan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Massa yang diterima salah satu unsur pimpinan DPRD (Wakil Ketua), Suri Alam, di ruang utama menyayangkan sikap legislator yang hanya menerima mereka dengan 11 anggota saja. Menyusul, turut sertanya Ketua DPRD didampingi Wakil Ketua Abd Khair bersama Komisi I dan Komisi II kunjungan kerja.

Pernyataan sikap massa PDI-P ditandai dengan pembubuhan tanda tangan kesebelas anggota DPRD diantaranya Suri Alam/A Samin S (Golkar), Riska P (Hanura), Sri Wahna Kaban (PBB), Arbai Fauzan/Hasan Basri (PAN), Poiman (PKPB) dan selebihnya kader PDI-P tentang kebersediaan menolak naiknya harga BBM. (rm/jpnn/uma/gus/ari/mag-5/mag-4)

Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM terus berlanjut. Di Jakarta polisi mengamankan puluhan mahasiswa dalam bentrokan di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada Kamis (29/3) malam. Dua mahasiswa dan satu satpam dikabarkan tertembak.

Massa gabungan dari mahasiswa UPI YAI dan UKI Salemba tersebut merusak pos polisi, dua sepeda motor milik aparat, dan sebuah mobil Resmob Polda Metro Jaya. “Yang di Salemba itu sudah bukan unjuk rasa lagi. Itu aksi yang melanggar pidana. Mereka sudah mau buat rusuh jadi ada puluhan orang kami amankan,” ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Kamis malam, saat dijumpai di Mapolda Metro Jaya.
Ia mengaku belum mendapatkan identitas lengkap seluruh mahasiswa yang diamankan. “Sekarang masih didata dan dikumpulkan ke Polres Jakarta Pusat,” tutur Rikwanto.

Puluhan mahasiswa ini ditangkap lantaran telah merusak sarana kepolisian seperti membakar pos polisi dan mobil Resmob Polres Metro Jakarta Pusat. “Kapolsek Senen juga mereka serang. Sudah jelas sepertinya mereka punya target,” kata Rikwanto.

Terkait dengan itu, dua mahasiswa dan satu satpam Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta tertembak peluru aparat kepolisian. “Yang saya lihat, teman saya tertembak peluru karet di pungung sebelah kanan. Itu ada bolongnya. Satu mahasiswa lain tertembak di dada kiri. Satpam kita kena di paha sebelah kanan,” terang Meli, mahasiswi UPI YAI sesaat lalu.

Meli mengatakan, rekannya yang tertembak bernama Lumer. Sementara Meli tak tahu nama mahasiswa yang tertembak di bagian dada kiri. Tapi yang pasti, kata Meli, mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Psikologi UPI YAI.

“Sampai sekarang belum dapat perawatan medis. Satpam malah terjebak di dalam mobil karena tadi mau di bawa ke rumah sakit, tapi polisi terus mengeluarkan tembakan. Sampai sekarang masih terjebak,” tutur Meli.

Ia katakan, aksi penolakan kenaikan harga BBM yang dilakukan mahasiswa gabungan UPI YAI dan UKI di Jalan Diponogoro berlangsung damai. Para mahasiswa membakar ban dan kondisi cukup kondusif. Namun setelah mahasiswa masuk ke dalam kampus, tiba-tiba di luar terdengar suara tembakan dari arah aparat kepolisian.

“Setelah ke dalam (kampus) baru chaos. Kita dapat kabar di luar ada tembakan, mereka (polisi) nyerang,” kata Meli.
Sampai berita ini diturunkan, menurut Meli, setidaknya ada 500 mahasiswa yang terjebak di dalam kampus UPI YAI.

Dua Mobil Milik Pertamina Disandera

Di Medan aksi penolakan rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disuarakan oleh mahasiswa juga masih terus berlanjut. Ratusan mahasiswa di Kota Medan turun ke jalan dengan memblokir ruas jalan di Kota Medan hingga menyandra mobil milik Pertamina.

Seperti aksi yang dilakukan ratusan mahasiswa Universitas Katolik (UNIKA) ST Thomas Sumatera Utara ini. Dalam aksi tersebut, ratusan mahasiswa UNIKA  melakukan aksi blokir jalan di depan kampus mereka tepatnya Jalan Setiabudi Medan sekitar pukul 12.00 WIB.

Tak puas berorasi di depan kampus, selanjutnya mahasiswa melanjutkan aksinya ke persimpangan yang menghubungkan Jalan Ringroad dan Setiabudi Medan, yang tak jauh dari lokasi kampus. Bahkan saat melakukan aksi di persimpangan Jalan Ringroad, mahasiswa tak hanya melakukan orasi dan membakar ban saja, para mahasiswa juga nekat menyandera dua unit mobil milik pertamina. Kedua mobil tersebut yakni mobil Box dengan plat BK 6674 YY dan Mobil jenis Skid Tank pengangkut elpiji dengan plat B 9049 FA.

Sekitar setengah jam lebih, menyandera dua unit mobil milik Pertamina, akhirnya mahasiswa melepaskan mobil tersebut setelah sebelumnya bernegosiasi dengan petugas kepolisian yang berada di lokasi demo.Setelah puas berorasi menyampaikan keluhannya, sekitar pukul 14.00 WIB mahasiwa akhirnya membubarkan diri dan kembali ke kampus secara teratur.

Aksi yang sama dilakukan mahasiswa lain seperti Universitas Negeri Medan (Unimed), Universitas Pancabudi, Universitas Medan Area (UMA), Universitas Al Washliyah (Univa), Universitas Dharma Agung, serta elemen mahasiswa lainnya. Mereka melakukan orasi di DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol No 5 Medan. Aksi bakar ban dan orasi silih berganti dilakukan oleh masing-masing elemen.

Tak sampai di situ saja, masa yang berjumlah ratusan orang mengatasnamakan diri mereka From Mahasiswa Sumatera Utara juga melakukan aksi demo. Masa yang berjumlah ratusan orang orang tergabung dari segala kampus di Sumatera Utara, melakukan aksinya dengan membakar ban di tengah-tengah persimpangan Jalan Juanda Jalan SM Raja. Aksi tersebut membuat masyarakat yang melintas dari Jalan Juanda menuju, Jalan SM Raja terpaksa putar arah. Begitu juga dari Jalan SM Raja Simpang Limun, menuju SM Raja Masjid Raya juga ditutup masa. Jalan Halat menuju Jalan SM Raja juga tertutup atas aksi masa yang membakar ban tepat  disimpang empat Jalan Juanda, SM Raja, Jalan Halat, SM Raja. Atas aksi masa ini, beberapa toko yang ada di simpang Jalan Juanda tutup.

Sedangkan di Langkat, seratusan massa PDI-P Kabupaten Langkat longmarch dari kantor sekretariat di Jln T Putra Aziz menuju bundaran kantor bupati selanjutnya memasuki gedung dewan, terkait penolakan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Massa yang diterima salah satu unsur pimpinan DPRD (Wakil Ketua), Suri Alam, di ruang utama menyayangkan sikap legislator yang hanya menerima mereka dengan 11 anggota saja. Menyusul, turut sertanya Ketua DPRD didampingi Wakil Ketua Abd Khair bersama Komisi I dan Komisi II kunjungan kerja.

Pernyataan sikap massa PDI-P ditandai dengan pembubuhan tanda tangan kesebelas anggota DPRD diantaranya Suri Alam/A Samin S (Golkar), Riska P (Hanura), Sri Wahna Kaban (PBB), Arbai Fauzan/Hasan Basri (PAN), Poiman (PKPB) dan selebihnya kader PDI-P tentang kebersediaan menolak naiknya harga BBM. (rm/jpnn/uma/gus/ari/mag-5/mag-4)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/