25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Bandar Narkoba Kabur, Dor… Eh Pemuda Ini yang Terkapar

Foto Rizky/PM Iwan Nawawi, korban peluru nyasar polisi, terbaring di Ruang IGD RSU dr Pirngadi Medan.
Foto Rizky/PM
Iwan Nawawi, korban peluru nyasar polisi, terbaring di Ruang IGD RSU dr Pirngadi Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Drama penangkapan bandar narkoba di Jalan Mesjid Taufiq, Gang Keluarga, Medan Perjuangan, Kamis (28/4) malam, berakhir tragis. Seorang warga sekarat diterjang peluru nyasar polisi.

Iwan Nawawi (25) adalah nama korban yang bernasib apes itu. Pria yang tinggal di Jalan Mesjid Taufiq, Gang Samudera, Medan Perjuangan ini terpaksa dilarikan ke RSU dr Pirngadi Medan karena mengalami luka tembak di perut kirinya.

Data yang dihimpun dari lokasi, peristiwa itu bermula saat sepasukan personel Polsek Medan Timur menggerebek lokasi yang dikenal sebagai salah satu basis narkoba di Medan tersebut.

Setiba di sana, polisi langsung menyergap Hj Nurhayati alias Inur (61), pengedar narkoba tengah melayani calon pembeli, Jimi Sianturi (33) di rumahnya. Kedatangan polisi sontak membuat keduanya kalang kabut. Namun saat itu polisi hanya berhasil menangkap Jimi. Sedang Inur berusaha melarikan diri.

Tak mau buruannya kabur, salah seorang petugas langsung melepaskan tembakan. Tapi naas, bidikan polisi meleset. Timah panas itu justru menerjang perut Iwan yang kebetulan berada di lokasi. Seketika itu juga Iwan terkapar bersimbah darah.

Emi (50) salah seorang warga mengatakan, Iwan tertembak karena kebetulan berpapasan dengan Inur yang melarikan diri.

“Si Iwan itu sebenarnya baru bangun tidur, kemudian keluar rumah untuk beli rokok. Nah disaat bersamaan si tersangka melarikan diri. Saat petugas melepaskan tembakan tepat ketika tersangka berpapasan dengan si korban, makanya si Iwan yang kena tembak,” ungkapnya.

Emi dan warga lain juga membantah pengakuan polisi yang menyebut Iwan terkena pantulan peluru yang mereka tembakkan ke tanah (bawah).

“Kalau polisi bilang sama kami mereka menembak ke bawah, namun memantul ke atas sehingga mengenai si Iwan. Tapi mana mungkin karena pantulan, polisi itu memang mengarahkan pistolnya ke Inur yang lari. Tapi bidikannya melesat hingga mengenai perut Iwan,” jelasnya.

Akibat terjangan peluru itu, saat ini Iwan masih kritis di rumah sakit. Bahkan peluru juga masih bersarang di perutnya. “Saat kami datang menjenguk, Iwan sempat muntah darah. Hidungnya juga terus mengeluarkan darah segar,” bebernya. Emi mengatakan, Iwan (korban) memang berstatus residivis kasus narkoba, namun saat ini dia sudah tobat.

“Dia itu memang residivis narkoba, tapi sekarang dia udah tidak pakai narkoba lagi,” tandansya.

Ditemui di lokasi terpisah, Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengaku Iwan tertembak karena pantulan peluru. Dikatakan Mardiaz, penangkapan tersebut bermula saat petugas Polsek Medan Timur mendapat info adanya transaksi narkoba di rumah Inur.

“Mendapat informasi tersebut petugas langsung turun ke lokasi, dan menemukan Jimi Sianturi (tersangka) baru saja membeli 2 amp ganja seharga Rp 10 ribu,” katanya. Usai membekuk Jimi, polisi melakukan pengembangan dan berhasil menciduk sang bandar, Hj Nurhayati.

“Setelah dilakukan pengembangan,pihaknya berhasil menangkap Hj Nurhayati yang merupakan pengedar narkoba. Dia sudah jadi pengedar selama 4 tahun di sana,” akunya. Menurutnya, saat mencari barang bukti di rumah Hj Nurhayati, ratusan warga sempat melempari petugas dengan batu.

“Petugas sudah berteriak dan mengaku polisi, namun warga tetap melempari. Karena itulah petugas terpaksa melepaskan tembakan ke bawah, namun memantul ke atas hingga mengenai korban,” dalihnya.

Anehnya, pasca tertembak pihaknya langsung penggeledahan tubuh Iwan dan menemukan 3 amp ganja dari kantong celananya. “Dari pengakuan Inur, si Iwan ini berperan sebagai kakinya di sana untuk menjual narkoba,” jelasnya.

Disinggung tentang kondisi Iwan (korban), Mardiaz mengatakan jika saat ini kondisi korban masih kritis dan akan segera menjalani operasi untuk mengangkat proyektil yang masih bersarang di perutnya. “Masih kritis dan masih menunggu giliran untuk operasi,” tandasnya. (riz/deo)

Foto Rizky/PM Iwan Nawawi, korban peluru nyasar polisi, terbaring di Ruang IGD RSU dr Pirngadi Medan.
Foto Rizky/PM
Iwan Nawawi, korban peluru nyasar polisi, terbaring di Ruang IGD RSU dr Pirngadi Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Drama penangkapan bandar narkoba di Jalan Mesjid Taufiq, Gang Keluarga, Medan Perjuangan, Kamis (28/4) malam, berakhir tragis. Seorang warga sekarat diterjang peluru nyasar polisi.

Iwan Nawawi (25) adalah nama korban yang bernasib apes itu. Pria yang tinggal di Jalan Mesjid Taufiq, Gang Samudera, Medan Perjuangan ini terpaksa dilarikan ke RSU dr Pirngadi Medan karena mengalami luka tembak di perut kirinya.

Data yang dihimpun dari lokasi, peristiwa itu bermula saat sepasukan personel Polsek Medan Timur menggerebek lokasi yang dikenal sebagai salah satu basis narkoba di Medan tersebut.

Setiba di sana, polisi langsung menyergap Hj Nurhayati alias Inur (61), pengedar narkoba tengah melayani calon pembeli, Jimi Sianturi (33) di rumahnya. Kedatangan polisi sontak membuat keduanya kalang kabut. Namun saat itu polisi hanya berhasil menangkap Jimi. Sedang Inur berusaha melarikan diri.

Tak mau buruannya kabur, salah seorang petugas langsung melepaskan tembakan. Tapi naas, bidikan polisi meleset. Timah panas itu justru menerjang perut Iwan yang kebetulan berada di lokasi. Seketika itu juga Iwan terkapar bersimbah darah.

Emi (50) salah seorang warga mengatakan, Iwan tertembak karena kebetulan berpapasan dengan Inur yang melarikan diri.

“Si Iwan itu sebenarnya baru bangun tidur, kemudian keluar rumah untuk beli rokok. Nah disaat bersamaan si tersangka melarikan diri. Saat petugas melepaskan tembakan tepat ketika tersangka berpapasan dengan si korban, makanya si Iwan yang kena tembak,” ungkapnya.

Emi dan warga lain juga membantah pengakuan polisi yang menyebut Iwan terkena pantulan peluru yang mereka tembakkan ke tanah (bawah).

“Kalau polisi bilang sama kami mereka menembak ke bawah, namun memantul ke atas sehingga mengenai si Iwan. Tapi mana mungkin karena pantulan, polisi itu memang mengarahkan pistolnya ke Inur yang lari. Tapi bidikannya melesat hingga mengenai perut Iwan,” jelasnya.

Akibat terjangan peluru itu, saat ini Iwan masih kritis di rumah sakit. Bahkan peluru juga masih bersarang di perutnya. “Saat kami datang menjenguk, Iwan sempat muntah darah. Hidungnya juga terus mengeluarkan darah segar,” bebernya. Emi mengatakan, Iwan (korban) memang berstatus residivis kasus narkoba, namun saat ini dia sudah tobat.

“Dia itu memang residivis narkoba, tapi sekarang dia udah tidak pakai narkoba lagi,” tandansya.

Ditemui di lokasi terpisah, Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengaku Iwan tertembak karena pantulan peluru. Dikatakan Mardiaz, penangkapan tersebut bermula saat petugas Polsek Medan Timur mendapat info adanya transaksi narkoba di rumah Inur.

“Mendapat informasi tersebut petugas langsung turun ke lokasi, dan menemukan Jimi Sianturi (tersangka) baru saja membeli 2 amp ganja seharga Rp 10 ribu,” katanya. Usai membekuk Jimi, polisi melakukan pengembangan dan berhasil menciduk sang bandar, Hj Nurhayati.

“Setelah dilakukan pengembangan,pihaknya berhasil menangkap Hj Nurhayati yang merupakan pengedar narkoba. Dia sudah jadi pengedar selama 4 tahun di sana,” akunya. Menurutnya, saat mencari barang bukti di rumah Hj Nurhayati, ratusan warga sempat melempari petugas dengan batu.

“Petugas sudah berteriak dan mengaku polisi, namun warga tetap melempari. Karena itulah petugas terpaksa melepaskan tembakan ke bawah, namun memantul ke atas hingga mengenai korban,” dalihnya.

Anehnya, pasca tertembak pihaknya langsung penggeledahan tubuh Iwan dan menemukan 3 amp ganja dari kantong celananya. “Dari pengakuan Inur, si Iwan ini berperan sebagai kakinya di sana untuk menjual narkoba,” jelasnya.

Disinggung tentang kondisi Iwan (korban), Mardiaz mengatakan jika saat ini kondisi korban masih kritis dan akan segera menjalani operasi untuk mengangkat proyektil yang masih bersarang di perutnya. “Masih kritis dan masih menunggu giliran untuk operasi,” tandasnya. (riz/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/