26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sutias & Nurhazizah Ikut Bertarung

Namun untuk bacaleg perempuan lainnya, ia mengaku tidak mengetahui secara rinci sebab urusan ini ada di DPP. “Mungkin sedekah DCS (Daftar Calon Sementara) yang diumumkan KPU, kita baru bisa share,” katanya.

Sekretaris PKS Sumut, Abdul Rahim Siregar mengatakan, di tiap dapil saja jika masing-masing bacaleg perempuan mampu meraih kursi sudah menjadi hal yang baik bagi pihaknya. Perhitungan ini dirasa PKS cukup realistis mengingat persaingan yang ketat dari caleg petahana dan calon baru parpol lainnya. “Biasanya untuk yang lebih kita prioritaskan, bacaleg diberi nomor urut yang depan. Namun khusus DPR RI semua mekanisme dilakukan oleh DPP,” katanya, Minggu (29/7).

Sekretaris Partai Gerindra Sumut, Robert Lumbantobing juga berpendapat senada. Dikatakan dia, saat ini pihaknya masih menunggu arahan DPP soal komposisi bacaleg tingkat DPR RI. Meski begitu, ia mengamini bahwa keterwakilan perempuan tetap jadi prioritas pihaknya. “Semua nama disusun dan mendapat restu DPP. Kami tidak ada mengusulkan itu terutama calon perempuan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris DPD Golkar Sumut Irham Buana Nasution mengatakan, mereka tetap menjagokan perempuan untuk duduk di DPR RI pada Pileg 2019 mendatang. Mereka ingin mengulang kesuksesan tahun 2014 lalu, dimana Golkar mampu mendudukkan dua perempuan dari Sumut di Senayan. Yakni, Meutya Hafid dan Delia Pratiwi Sitepu.  Meutya Hafid dari Dapil I, sedangkan Delia dari Dapil III. Bahkan Delia Pratiwi menjadi peraih suara terbanyak di Dapil III, mengalahkan pesaingnya daari pertai lain. “Kami berharap caleg perempuan kembali mendongkrak perolehan suara Golkar di Sumut. Bagi kami keterwakilan 30 persen bukan sebagai pelengkap dan pemenuhan syarat pencalonan,” harapnya.

Hal senada juga dikatakan Plt Ketua Demokrat Sumut, Harri Zulkarnain. Partainya tetap berharap kepada sosok perempuan untuk terpilih pada Pileg 2019 mendatang. “Sesuai dengan syarat, Demokrat mendaftarkan lebih dari 30 persen caleg perempuan untuk DPR RI. Kita tentu berharap mereka bukan pelengkap saja,” ujarnya.

Herri menambahkan, sosok perempuan cukup berpengaruh terhadap suara Demokrat pada Pileg 2014 lalu. Saat itu Demokrat berhasil mendudukan satu wakil perempuan dari Sumut, yakni Rooslynda Marpaung dari dapil Sumut II. “Kita berharap pada Pileg 2019 mendatang, ada caleg perempuan dari Demokrat yang duduk di Senayan,” harapnya.

Namun untuk bacaleg perempuan lainnya, ia mengaku tidak mengetahui secara rinci sebab urusan ini ada di DPP. “Mungkin sedekah DCS (Daftar Calon Sementara) yang diumumkan KPU, kita baru bisa share,” katanya.

Sekretaris PKS Sumut, Abdul Rahim Siregar mengatakan, di tiap dapil saja jika masing-masing bacaleg perempuan mampu meraih kursi sudah menjadi hal yang baik bagi pihaknya. Perhitungan ini dirasa PKS cukup realistis mengingat persaingan yang ketat dari caleg petahana dan calon baru parpol lainnya. “Biasanya untuk yang lebih kita prioritaskan, bacaleg diberi nomor urut yang depan. Namun khusus DPR RI semua mekanisme dilakukan oleh DPP,” katanya, Minggu (29/7).

Sekretaris Partai Gerindra Sumut, Robert Lumbantobing juga berpendapat senada. Dikatakan dia, saat ini pihaknya masih menunggu arahan DPP soal komposisi bacaleg tingkat DPR RI. Meski begitu, ia mengamini bahwa keterwakilan perempuan tetap jadi prioritas pihaknya. “Semua nama disusun dan mendapat restu DPP. Kami tidak ada mengusulkan itu terutama calon perempuan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris DPD Golkar Sumut Irham Buana Nasution mengatakan, mereka tetap menjagokan perempuan untuk duduk di DPR RI pada Pileg 2019 mendatang. Mereka ingin mengulang kesuksesan tahun 2014 lalu, dimana Golkar mampu mendudukkan dua perempuan dari Sumut di Senayan. Yakni, Meutya Hafid dan Delia Pratiwi Sitepu.  Meutya Hafid dari Dapil I, sedangkan Delia dari Dapil III. Bahkan Delia Pratiwi menjadi peraih suara terbanyak di Dapil III, mengalahkan pesaingnya daari pertai lain. “Kami berharap caleg perempuan kembali mendongkrak perolehan suara Golkar di Sumut. Bagi kami keterwakilan 30 persen bukan sebagai pelengkap dan pemenuhan syarat pencalonan,” harapnya.

Hal senada juga dikatakan Plt Ketua Demokrat Sumut, Harri Zulkarnain. Partainya tetap berharap kepada sosok perempuan untuk terpilih pada Pileg 2019 mendatang. “Sesuai dengan syarat, Demokrat mendaftarkan lebih dari 30 persen caleg perempuan untuk DPR RI. Kita tentu berharap mereka bukan pelengkap saja,” ujarnya.

Herri menambahkan, sosok perempuan cukup berpengaruh terhadap suara Demokrat pada Pileg 2014 lalu. Saat itu Demokrat berhasil mendudukan satu wakil perempuan dari Sumut, yakni Rooslynda Marpaung dari dapil Sumut II. “Kita berharap pada Pileg 2019 mendatang, ada caleg perempuan dari Demokrat yang duduk di Senayan,” harapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/