26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Sutias & Nurhazizah Ikut Bertarung

Edison mengatakan, memang untuk bakal calon legislator (bacaleg) perempuan dari partainya dari dapil Sumut 1 dan 2 atau Medan A dan Medan B telah sesuai prasyarat yakni minimal 30 persen dari total kursi yang diperebutkan dalam satu dapil. Namun kemungkinan persaingan menghadapi kaum Adam menjadi ketat mengingat adanya sosok incumbent dan lebih pengalaman, termasuk ketokohan.

“Kita berharap bacaleg perempuan kita bisa bersaing ketat. Karena kalau jaringan mereka dimanfaatkan, bukan tidak mungkin bisa duduk dan menambah jumlah perolehan kursi Hanura di DPRD Sumut,” ujar Edison kepada Sumut Pos, Minggu (29/7).

Diakui Edison, keterlibatan perempuan dalam kancah perpolitikan di partai mereka tergolong kurang kuat. Hal ini karena jumlah kaum hawa yang duduk di lembaga legislatif sangat sedikit. Namun dirinya tetap berharap semua bacaleg perempuan bekerja maksimal untuk meraih suara.

Sekretaris DPD Golkar Sumut Irham Buana Nasution menyampaikan, keterlibatan perempuan dalam perebutan kursi DPRD Sumut dapil Sumut 1 dan 2 diyakini punya potensi untuk bisa duduk. Sehingga, pihaknya menegaskan keterwakilan 30 persen bukan sebagai pelengkap dan pemenuhan syarat pencalonan.

“Di sinilah kekuatan perempuan harus dikembangkan. Karena saat ini mekanisme demokrasi kita mengarah pada kapitalisasi. Maka perempuan harus mampu mengambil peran terbuka di tengah-tengah pemilih,” kata Irham.

Dirinya juga menyebutkan, jika potensi kekuatan jaringan dimanfaatkan, bukan tidak mungkin peluangnya jauh lebih besar. Bahkan gerakan yang dibangun baik melalui komunitas medsos, perkumpulan arisan dan lain sebagainya, dapat digunakan membangun kekuatan.”Segala kekuatan bisa dimanfaatkan. Karena itu kita meyakini semua punya optimisme yang sama,” bilangnya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Bidang DPD PDIP Sumut Baskami Ginting. Menurutnya, pertarungan merebut kursi di DPRD Sumut tergantung kepada peran dan kerja masing-masing bacaleg nantinya. Karena itu, dirinya enggan berkomentar lebih jauh soal bagaimana kemungkinan atau peluang perempuan bisa duduk.”Ya kita lihat bagaimana semua berperan meraih suara. Karena kan kurang tepat juga kita mengomentarinya,” kata Baskami.

Edison mengatakan, memang untuk bakal calon legislator (bacaleg) perempuan dari partainya dari dapil Sumut 1 dan 2 atau Medan A dan Medan B telah sesuai prasyarat yakni minimal 30 persen dari total kursi yang diperebutkan dalam satu dapil. Namun kemungkinan persaingan menghadapi kaum Adam menjadi ketat mengingat adanya sosok incumbent dan lebih pengalaman, termasuk ketokohan.

“Kita berharap bacaleg perempuan kita bisa bersaing ketat. Karena kalau jaringan mereka dimanfaatkan, bukan tidak mungkin bisa duduk dan menambah jumlah perolehan kursi Hanura di DPRD Sumut,” ujar Edison kepada Sumut Pos, Minggu (29/7).

Diakui Edison, keterlibatan perempuan dalam kancah perpolitikan di partai mereka tergolong kurang kuat. Hal ini karena jumlah kaum hawa yang duduk di lembaga legislatif sangat sedikit. Namun dirinya tetap berharap semua bacaleg perempuan bekerja maksimal untuk meraih suara.

Sekretaris DPD Golkar Sumut Irham Buana Nasution menyampaikan, keterlibatan perempuan dalam perebutan kursi DPRD Sumut dapil Sumut 1 dan 2 diyakini punya potensi untuk bisa duduk. Sehingga, pihaknya menegaskan keterwakilan 30 persen bukan sebagai pelengkap dan pemenuhan syarat pencalonan.

“Di sinilah kekuatan perempuan harus dikembangkan. Karena saat ini mekanisme demokrasi kita mengarah pada kapitalisasi. Maka perempuan harus mampu mengambil peran terbuka di tengah-tengah pemilih,” kata Irham.

Dirinya juga menyebutkan, jika potensi kekuatan jaringan dimanfaatkan, bukan tidak mungkin peluangnya jauh lebih besar. Bahkan gerakan yang dibangun baik melalui komunitas medsos, perkumpulan arisan dan lain sebagainya, dapat digunakan membangun kekuatan.”Segala kekuatan bisa dimanfaatkan. Karena itu kita meyakini semua punya optimisme yang sama,” bilangnya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Bidang DPD PDIP Sumut Baskami Ginting. Menurutnya, pertarungan merebut kursi di DPRD Sumut tergantung kepada peran dan kerja masing-masing bacaleg nantinya. Karena itu, dirinya enggan berkomentar lebih jauh soal bagaimana kemungkinan atau peluang perempuan bisa duduk.”Ya kita lihat bagaimana semua berperan meraih suara. Karena kan kurang tepat juga kita mengomentarinya,” kata Baskami.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/