30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Wiranto: Ivan Simpatisan ISIS

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS Menko Polhukam Wiranto (kanan) di Jakarta.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Menko Polhukam Wiranto (kanan) di Jakarta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelaku teror bom Misa di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Jalan Dr Mansyur, Medan Selayang, Ivan Armadi Hasugian (18) warga Jalan Setia Budi, Gang Sehati, Medan Selayang direkrut tiga hari sebelum adanya aksi. Dugaan sementara, teror bom Misa Gereja Katolik di Jalan Dr Mansyur, Medan Selayang, Minggu (28/8) itu tak memiliki hubungan langsung dengan kelompok jaringan teroris ISIS atau kelompok lainnya.

“Hasil pendalaman sementara, dia (Ivan, Red) bukan masuk jaringan internasional. Dari penggeledahan di ransel dan kamarnya, memang terobsesi gerakan radikal. Karena di situ ada tulisan I Love Al Baghdadi,” ujar Wiranto di Hotel Arya Duta, Jakarta, Senin (29/8).

Meski demikian, kesimpulan tersebut kata mantan Panglima ABRI ini, baru sementara. Aparat hingga kini masih terus mendalami berbagai kemungkinan dengan mengkaji berbagai kemungkinan dan fakta temuan yang ada.

“Ivan (pelaku, red) itu empat bersaudara dan kakaknya punya warnet. Dia sangat getol main internet. Dan berdasarkan pemeriksaan apa yang dia lakukan dan hasil penggeledahan di kosannya, memang ada rakitan atau bahan rakitan untuk bom. Tapi yang didapat dari internet, ada kawat tembaga, ada blackpowder, baterai, lampu pijar, solder, dan sebagainya,” ujar Wiranto.

Bahan-bahan tersebut kata Wiranto, bisa digunakan untuk membuat bom rakitan. Bahkan terbukti, pelaku masuk ke dalam gereja dengan membawa enam batang bom ciptaannya, diisi semen dan blackpowder atau bubuk mesiu serta korek api. Namun ledakan yang diakibatkan hanya berkekuatan seperti mercon.

Terpisah, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menyatakan, Ivan masuk kategori pelaku tunggal yang tidak berafiliasi dengan jaringan teroris manapun. Namun meski demikian, kemungkinan simpatisan kelompok garis keras ISIS. Karena dalam ranselnya ditemukan gambar bertuliskan “I Love Al-Baghdadi”.

“Dia lone wolf. Dari peta BIN tidak ada dalam jaringan apapun. Dia belajar dari internet, terinspirasi dari kelompok garis keras dari internet, dia merangkai bom juga dari internet. Dia simpatisan (ISIS, red), karena di ranselnya ada gambar I Love Al-Baghdadi. Tapi simpatisan itu ada di mana-mana,” ujar Sutiyoso. (sam)

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS Menko Polhukam Wiranto (kanan) di Jakarta.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Menko Polhukam Wiranto (kanan) di Jakarta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelaku teror bom Misa di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Jalan Dr Mansyur, Medan Selayang, Ivan Armadi Hasugian (18) warga Jalan Setia Budi, Gang Sehati, Medan Selayang direkrut tiga hari sebelum adanya aksi. Dugaan sementara, teror bom Misa Gereja Katolik di Jalan Dr Mansyur, Medan Selayang, Minggu (28/8) itu tak memiliki hubungan langsung dengan kelompok jaringan teroris ISIS atau kelompok lainnya.

“Hasil pendalaman sementara, dia (Ivan, Red) bukan masuk jaringan internasional. Dari penggeledahan di ransel dan kamarnya, memang terobsesi gerakan radikal. Karena di situ ada tulisan I Love Al Baghdadi,” ujar Wiranto di Hotel Arya Duta, Jakarta, Senin (29/8).

Meski demikian, kesimpulan tersebut kata mantan Panglima ABRI ini, baru sementara. Aparat hingga kini masih terus mendalami berbagai kemungkinan dengan mengkaji berbagai kemungkinan dan fakta temuan yang ada.

“Ivan (pelaku, red) itu empat bersaudara dan kakaknya punya warnet. Dia sangat getol main internet. Dan berdasarkan pemeriksaan apa yang dia lakukan dan hasil penggeledahan di kosannya, memang ada rakitan atau bahan rakitan untuk bom. Tapi yang didapat dari internet, ada kawat tembaga, ada blackpowder, baterai, lampu pijar, solder, dan sebagainya,” ujar Wiranto.

Bahan-bahan tersebut kata Wiranto, bisa digunakan untuk membuat bom rakitan. Bahkan terbukti, pelaku masuk ke dalam gereja dengan membawa enam batang bom ciptaannya, diisi semen dan blackpowder atau bubuk mesiu serta korek api. Namun ledakan yang diakibatkan hanya berkekuatan seperti mercon.

Terpisah, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menyatakan, Ivan masuk kategori pelaku tunggal yang tidak berafiliasi dengan jaringan teroris manapun. Namun meski demikian, kemungkinan simpatisan kelompok garis keras ISIS. Karena dalam ranselnya ditemukan gambar bertuliskan “I Love Al-Baghdadi”.

“Dia lone wolf. Dari peta BIN tidak ada dalam jaringan apapun. Dia belajar dari internet, terinspirasi dari kelompok garis keras dari internet, dia merangkai bom juga dari internet. Dia simpatisan (ISIS, red), karena di ranselnya ada gambar I Love Al-Baghdadi. Tapi simpatisan itu ada di mana-mana,” ujar Sutiyoso. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/