25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sopir Taksi Online Tak Khawatir

Pelaku perampokan yang menewaskan sopir taksi online, David Julhar Simanjuntak, Minggu (24/9) dini hari lalu, yakni Ari dan Rizky, ditembak hingga tewas karena melawan saat hendak ditangkap Senin (25/9) pagi, pukul 06.02 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Driver taksi online di Medan ternyata tidak takut akan peristiwa perampokkan berujung pembunuhan, yang belakangan marak terjadi. Meski dihantui rasa was-was, mereka tetap berpikir positif untuk mencari rezeki. “Ya, Medan belakangan ini sangat tidak nyaman buat kami driver taksi online. Tapi jujur saya tidak khawatir,” kata Abdul, seorang driver Go Car kepada Sumut Pos, Jumat (29/9).

Menurutnya, setiap pekerjaan pasti ada risiko yang dihadapi. Karena itu sebagai kepala rumah tangga, dirinya tetap berpikir yang baik lantaran ingin memenuhi kebutuhan keluarga. “Di mana saja kita bekerja, sebenarnya selalu ada bahaya. Sebab rezeki, jodoh dan maut kan sudah diatur sama Allah SWT,” katanya.

Memilih pekerjaan sebagai driver Go Car bagi Abdul adalah sebuah keberkahan. Karena dirinya pada waktu itu sedang tidak punya pekerjaan. “Kebetulan ada dapat sedikit pesangon dari tempat kerja terdahulu. Uangnya saya pakai masuk aplikasi dan kredit mobil,” katanya.

Disamping tetap berpikir positif terhadap penumpang yang ia bawa, pemesanan oleh konsumen pada jam malam di tempat tertentu kerap ia batasi. “Umpama saat dapat konsumen di atas jam 11 malam ke Bandar Kualanamu, di sana kan agak gelap dan rawan tindak kriminal. Saya lebih baik arahkan ke kawan yang lain saja. Lebih baik ambil penumpang yang arah ke rumah, jadi bisa sekalian pulang,” pungkasnya.

Driver taksi online lainnya, Rudi, juga mengakui tidak was-was akan peristiwa kriminal bermotif begal yang berujung pada pembunuhan. Ia mengatakan setiap pekerjaan selalu ada konsekuensi. “Apalagi saya sekarang sudah menggantungkan hidup di sini. Mulai pagi sudah keluar mencari penumpang, kalau sampai larut malam masih bekerja tidak ada lagi waktu bersama keluarga. Makanya saya batasi juga,” katanya.

Perasaan khawatir diakuinya tetap ada seiring berita pembunuhan sopir taksi online tersebut. Hanya saja tidak sampai mengurungkan niat mencari rezeki halal bagi keluarga. “Kitakan juga punya insting selaku manusia. Makanya dipergunakan juga insting itu. Kalau memang orang sudah berniat jahat, waktu kapan saja dia pasti melakukannya. Intinya tetap berpikir positif saja, dan berikan pelayanan yang baik kepada penumpang,” katanya.

Diketahui, hanya berselang dua hari peristiwa bermotif perampokan terhadap sopir taksi online terjadi di Kota Medan. Pada 24 September, David Simanjuntak (45), driver Grab Car diduga menjadi korban komplotan begal ditemukan tewas di selokan Jalan Sempurna, Kelurahan Sudirejo I, Medan Kota. Mayat itu ditemukan dengan kondisi luka di sekujur tubuhnya. Besoknya, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan bernama Rizky dan Ari, yang akhirnya tewas lantaran coba menyerang petugas.

Sementara pada 26 September, tim gabungan Polda Sumut, Polrestabes Medan dan Polsek Medan Baru kembali menangkap seorang pelaku perampokan dan pembunuhan Ridwan Limbong, driver Grab Bike. Pelaku pun ditembak mati oleh petugas kepolisian atas nama Harianto alias Ari Tato (22) warga Tembung, Percut Seituan. (prn/ila)

 

Pelaku perampokan yang menewaskan sopir taksi online, David Julhar Simanjuntak, Minggu (24/9) dini hari lalu, yakni Ari dan Rizky, ditembak hingga tewas karena melawan saat hendak ditangkap Senin (25/9) pagi, pukul 06.02 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Driver taksi online di Medan ternyata tidak takut akan peristiwa perampokkan berujung pembunuhan, yang belakangan marak terjadi. Meski dihantui rasa was-was, mereka tetap berpikir positif untuk mencari rezeki. “Ya, Medan belakangan ini sangat tidak nyaman buat kami driver taksi online. Tapi jujur saya tidak khawatir,” kata Abdul, seorang driver Go Car kepada Sumut Pos, Jumat (29/9).

Menurutnya, setiap pekerjaan pasti ada risiko yang dihadapi. Karena itu sebagai kepala rumah tangga, dirinya tetap berpikir yang baik lantaran ingin memenuhi kebutuhan keluarga. “Di mana saja kita bekerja, sebenarnya selalu ada bahaya. Sebab rezeki, jodoh dan maut kan sudah diatur sama Allah SWT,” katanya.

Memilih pekerjaan sebagai driver Go Car bagi Abdul adalah sebuah keberkahan. Karena dirinya pada waktu itu sedang tidak punya pekerjaan. “Kebetulan ada dapat sedikit pesangon dari tempat kerja terdahulu. Uangnya saya pakai masuk aplikasi dan kredit mobil,” katanya.

Disamping tetap berpikir positif terhadap penumpang yang ia bawa, pemesanan oleh konsumen pada jam malam di tempat tertentu kerap ia batasi. “Umpama saat dapat konsumen di atas jam 11 malam ke Bandar Kualanamu, di sana kan agak gelap dan rawan tindak kriminal. Saya lebih baik arahkan ke kawan yang lain saja. Lebih baik ambil penumpang yang arah ke rumah, jadi bisa sekalian pulang,” pungkasnya.

Driver taksi online lainnya, Rudi, juga mengakui tidak was-was akan peristiwa kriminal bermotif begal yang berujung pada pembunuhan. Ia mengatakan setiap pekerjaan selalu ada konsekuensi. “Apalagi saya sekarang sudah menggantungkan hidup di sini. Mulai pagi sudah keluar mencari penumpang, kalau sampai larut malam masih bekerja tidak ada lagi waktu bersama keluarga. Makanya saya batasi juga,” katanya.

Perasaan khawatir diakuinya tetap ada seiring berita pembunuhan sopir taksi online tersebut. Hanya saja tidak sampai mengurungkan niat mencari rezeki halal bagi keluarga. “Kitakan juga punya insting selaku manusia. Makanya dipergunakan juga insting itu. Kalau memang orang sudah berniat jahat, waktu kapan saja dia pasti melakukannya. Intinya tetap berpikir positif saja, dan berikan pelayanan yang baik kepada penumpang,” katanya.

Diketahui, hanya berselang dua hari peristiwa bermotif perampokan terhadap sopir taksi online terjadi di Kota Medan. Pada 24 September, David Simanjuntak (45), driver Grab Car diduga menjadi korban komplotan begal ditemukan tewas di selokan Jalan Sempurna, Kelurahan Sudirejo I, Medan Kota. Mayat itu ditemukan dengan kondisi luka di sekujur tubuhnya. Besoknya, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan bernama Rizky dan Ari, yang akhirnya tewas lantaran coba menyerang petugas.

Sementara pada 26 September, tim gabungan Polda Sumut, Polrestabes Medan dan Polsek Medan Baru kembali menangkap seorang pelaku perampokan dan pembunuhan Ridwan Limbong, driver Grab Bike. Pelaku pun ditembak mati oleh petugas kepolisian atas nama Harianto alias Ari Tato (22) warga Tembung, Percut Seituan. (prn/ila)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/