25 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Warga Sipirok Protes Pembongkaran Kuburan Nenek Moyang

Foto: Fadli/PM
Puluhan warga Sipirok demo sambil membawa peti mati ke DPRD Sumut, Kamis (30/3/2017). Mereka memprotes pembongkaran kuburan nenek moang mereka, yang dilakukan Pemkab Tapsel.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan warga Desa Janji Nauli, Sipirok, Tapanuli Selatan, menggeruduk Kantor DPRD Sumut, Kamis (30/03). Warga berunjuk rasa memprotes pembongkaran makam leluhur mereka yang di lakukan oleh Pemkab Tapanuli Selatan. Selain puluhan warga, pengurus DPD Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sumut juga turut datang dalam aksi unjuk rasa itu.

Warga yang demo tidak hanya membawa poster berisikan protes dan kecaman terhadap Pemkab Tapanuli Selatan, tetapi juga membawa sebuah peti dan palang salib sebagai simbol keberatan mereka.

Dalam aksi unjuk rasa itu, mereka berteriak menilai pembongkaran makam itu adalah salah satu bentuk arogansi Pemkab Tapanuli Selatan. Selain itu, Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu juga dituding telah menyerobot lahan adat milik warga.

“Oppung (leluhur) kami sudah di sana jauh sebelum kau memimpin Tapsel. Kenapa setelah kau memimpin, justru menggusur makam mereka,” teriak salah seorang warga.

Dalam aksinya, massa menyebut makam leluhur mereka sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Sehingga mereka marah mengapa secara tiba-tiba Pemkab membongkar dan memindahkan makam leluhur mereka. Pembongkaran itu sudah mendapat penolakan warga. Namun Pemkab terkesan mamaksakan melakukan pembongkaran demi pembangunan Kantor Pemda Tapanuli Selatan. Dan yang lebih membuat warga miris, pembongkaran makam itu dilakukan pada dini hari dan tanpa sepengetahuan oleh warga.

“Mereka membongkar kuburan nenek moyang kami pada jam 03.00 dini hari. Itu tidak ubahnya seperti pencuri,” teriak Koordinator Lapangan, Riski Yusuf Siregar.

Menurut warga, pembongkaran makam leluhur yang dilakukan Pemkab Tapanuli Selatan sudah menyayat hati para warga Desa Janji Mauli, Kecamatan Sipirok. Hal itu dikarenakan, menurut mereka makam itu adalah peninggalan dari leluhur mereka yang harusnya dihargai. Apalagi, makam itu sudah ada sejak Indonesia belum merdeka.

Foto: Fadli/PM
Puluhan warga Sipirok demo sambil membawa peti mati ke DPRD Sumut, Kamis (30/3/2017). Mereka memprotes pembongkaran kuburan nenek moang mereka, yang dilakukan Pemkab Tapsel.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan warga Desa Janji Nauli, Sipirok, Tapanuli Selatan, menggeruduk Kantor DPRD Sumut, Kamis (30/03). Warga berunjuk rasa memprotes pembongkaran makam leluhur mereka yang di lakukan oleh Pemkab Tapanuli Selatan. Selain puluhan warga, pengurus DPD Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sumut juga turut datang dalam aksi unjuk rasa itu.

Warga yang demo tidak hanya membawa poster berisikan protes dan kecaman terhadap Pemkab Tapanuli Selatan, tetapi juga membawa sebuah peti dan palang salib sebagai simbol keberatan mereka.

Dalam aksi unjuk rasa itu, mereka berteriak menilai pembongkaran makam itu adalah salah satu bentuk arogansi Pemkab Tapanuli Selatan. Selain itu, Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu juga dituding telah menyerobot lahan adat milik warga.

“Oppung (leluhur) kami sudah di sana jauh sebelum kau memimpin Tapsel. Kenapa setelah kau memimpin, justru menggusur makam mereka,” teriak salah seorang warga.

Dalam aksinya, massa menyebut makam leluhur mereka sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Sehingga mereka marah mengapa secara tiba-tiba Pemkab membongkar dan memindahkan makam leluhur mereka. Pembongkaran itu sudah mendapat penolakan warga. Namun Pemkab terkesan mamaksakan melakukan pembongkaran demi pembangunan Kantor Pemda Tapanuli Selatan. Dan yang lebih membuat warga miris, pembongkaran makam itu dilakukan pada dini hari dan tanpa sepengetahuan oleh warga.

“Mereka membongkar kuburan nenek moyang kami pada jam 03.00 dini hari. Itu tidak ubahnya seperti pencuri,” teriak Koordinator Lapangan, Riski Yusuf Siregar.

Menurut warga, pembongkaran makam leluhur yang dilakukan Pemkab Tapanuli Selatan sudah menyayat hati para warga Desa Janji Mauli, Kecamatan Sipirok. Hal itu dikarenakan, menurut mereka makam itu adalah peninggalan dari leluhur mereka yang harusnya dihargai. Apalagi, makam itu sudah ada sejak Indonesia belum merdeka.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/