27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Ribuan Pengungsi Sinabung Pilih Angkat Kaki dari Pos Penampungan

pengungsi sinabung
Pengungsi Sinabung

KARO, SUMUTPOS.CO – Derita ribuan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung asal Desa Sigaranggarang Kabupaten Karo kian bertambah. Sebanyak 1525 jiwa atau terdiri 422 kepala keluarga (KK) angkat kaki dari penampungan Posko Jambur Sempajaya Desa Peceren Berastagi setela dihina Kepala Desa (Kades) Sempajaya, Bantu Purba.

Masyarakat Desa Sigaranggarang, Sura br Karokaro (54) membeberkan awal permasalahan yang mereka hadapi. Bermula ketika salah seorang pengungsi, Limawati br Sembiring Pandia (23) meminta logistik berupa susu, sampo, dan sabun mandi kepada Panitia Posko Losd Sempajaya, yang juga kades setempat, Kamis (27/8) sekitar pukul 15.00 WIB.

“Saat meminta kebutuhan logistik itu, dia (Limawati, Red) dihina Kepala Desa Sempajaya, Bantu Purba yang juga penanggungjawab tempat posko pengungsian Losd Desa Sempajaya ini,” katanya.  Bantu Purba tiba-tiba mencaci maki dan menghina Limawati. Sontak pengungsi lain yang mendengar kaget. Karena perkataan yang dilontarkan Bantu bernada kasar.

“Sangat menyakitkan perkataannya itu, apalagi ada nada mengusir kami dari posko pengungsian ini,” beber Sura sembari menitikkan air mata.

Menurut mereka, sehari sebelumnya, Rabu (26/8) panitia posko membagi-bagikan paket logistik kepada seluruh pengungsi. Sementara, Limawati yang tidak berada di posko pengungsian tidak mendapat jatah, karena sedang melayat keluarganya yang meninggal dunia. “Kebetulan dia pun tidak tahu ada pembagian logistik hari itu,” terangnya
Setelah kejadian tersebut, lanjutnya, pengungsi yang terdiri dari 738 laki-laki, 787 perempuan termasuk, 97 lansia, dan 28 orang balita dari Desa Sigaranggarang ini memilih meninggalkan penampungan setelah beberapa perwakilan berembuk.

“Kami sangat terpukul, sungguh berat beban yang kami hadapi selama di sini. Itu sebabnya kami memilih untuk meninggalkan posko ini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari,” kata Sura yang mengaku sudah tiga bulang tinggal di Posko penampungan Losd Sempajaya Berastagi ini.

Permasalah ini terdengar Pemerintah Kabupaten Karo. Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Karo Saberina Tarigan, Camat Namanteran Kasman Sembiring, dan sejumlah staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung turun ke lokasi penampungan, Jumat (28/8) untuk mencarikan solusi.

Dalam dialog bersama pengungsi disetujui bahwa pengungsi warga Desa Sigaranggarang tidak ingin berlama-lama lagi menetap di posko pengungsian, karena telanjur sakit hati.

Akhirnya, solusi diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo yakni seluruh pengungsi dipindahkan ke tempat penampungan di GBKP Simpang Enam, Kabanjahe. Seluruh pengungsi pun menyetujui usulan yang diberikan pemerintah.

“Hari ini seluruh warga pengungsi asal Desa Sigaranggarang (1.525 jiwa) kita pindahkan dari Losd Sempajaya Berastagi ke tempat penampungan GBKP Simpang Enam Kabanjahe karena ada perasaan tersinggung para pengungsi. Pemindahan ini juga berdasarkan permintaan mereka,” ujar Camat Namanteran Kasman Sembiring di sela-sela pemindahan pengungsi, Sabtu (29/8). Kepala Desa Sempajaya Bantu Purba belum memberikan keterangan terkait pengungsi yang angkat kaki dari Posko penampungan Jambur Sempajaya. (smg/azw)

pengungsi sinabung
Pengungsi Sinabung

KARO, SUMUTPOS.CO – Derita ribuan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung asal Desa Sigaranggarang Kabupaten Karo kian bertambah. Sebanyak 1525 jiwa atau terdiri 422 kepala keluarga (KK) angkat kaki dari penampungan Posko Jambur Sempajaya Desa Peceren Berastagi setela dihina Kepala Desa (Kades) Sempajaya, Bantu Purba.

Masyarakat Desa Sigaranggarang, Sura br Karokaro (54) membeberkan awal permasalahan yang mereka hadapi. Bermula ketika salah seorang pengungsi, Limawati br Sembiring Pandia (23) meminta logistik berupa susu, sampo, dan sabun mandi kepada Panitia Posko Losd Sempajaya, yang juga kades setempat, Kamis (27/8) sekitar pukul 15.00 WIB.

“Saat meminta kebutuhan logistik itu, dia (Limawati, Red) dihina Kepala Desa Sempajaya, Bantu Purba yang juga penanggungjawab tempat posko pengungsian Losd Desa Sempajaya ini,” katanya.  Bantu Purba tiba-tiba mencaci maki dan menghina Limawati. Sontak pengungsi lain yang mendengar kaget. Karena perkataan yang dilontarkan Bantu bernada kasar.

“Sangat menyakitkan perkataannya itu, apalagi ada nada mengusir kami dari posko pengungsian ini,” beber Sura sembari menitikkan air mata.

Menurut mereka, sehari sebelumnya, Rabu (26/8) panitia posko membagi-bagikan paket logistik kepada seluruh pengungsi. Sementara, Limawati yang tidak berada di posko pengungsian tidak mendapat jatah, karena sedang melayat keluarganya yang meninggal dunia. “Kebetulan dia pun tidak tahu ada pembagian logistik hari itu,” terangnya
Setelah kejadian tersebut, lanjutnya, pengungsi yang terdiri dari 738 laki-laki, 787 perempuan termasuk, 97 lansia, dan 28 orang balita dari Desa Sigaranggarang ini memilih meninggalkan penampungan setelah beberapa perwakilan berembuk.

“Kami sangat terpukul, sungguh berat beban yang kami hadapi selama di sini. Itu sebabnya kami memilih untuk meninggalkan posko ini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari,” kata Sura yang mengaku sudah tiga bulang tinggal di Posko penampungan Losd Sempajaya Berastagi ini.

Permasalah ini terdengar Pemerintah Kabupaten Karo. Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Karo Saberina Tarigan, Camat Namanteran Kasman Sembiring, dan sejumlah staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung turun ke lokasi penampungan, Jumat (28/8) untuk mencarikan solusi.

Dalam dialog bersama pengungsi disetujui bahwa pengungsi warga Desa Sigaranggarang tidak ingin berlama-lama lagi menetap di posko pengungsian, karena telanjur sakit hati.

Akhirnya, solusi diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo yakni seluruh pengungsi dipindahkan ke tempat penampungan di GBKP Simpang Enam, Kabanjahe. Seluruh pengungsi pun menyetujui usulan yang diberikan pemerintah.

“Hari ini seluruh warga pengungsi asal Desa Sigaranggarang (1.525 jiwa) kita pindahkan dari Losd Sempajaya Berastagi ke tempat penampungan GBKP Simpang Enam Kabanjahe karena ada perasaan tersinggung para pengungsi. Pemindahan ini juga berdasarkan permintaan mereka,” ujar Camat Namanteran Kasman Sembiring di sela-sela pemindahan pengungsi, Sabtu (29/8). Kepala Desa Sempajaya Bantu Purba belum memberikan keterangan terkait pengungsi yang angkat kaki dari Posko penampungan Jambur Sempajaya. (smg/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/