29 C
Medan
Saturday, February 22, 2025
spot_img

11 Menit, Sinabung Tiga Kali Erupsi

TIBTA PANGIN / AFP Sejumlah murid SD bermain di hjalaman sekolahnya, saat Gunung Sinabung memuntahkan abu tebal di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Selasa (30/8/2016).Warga desa sekitar Sinabung dipaksa mengungsi ke desa-desa lain yang lebih aman.
TIBTA PANGIN / AFP
Sejumlah murid SD bermain di hjalaman sekolahnya, saat Gunung Sinabung memuntahkan abu tebal di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Selasa (30/8/2016).Warga desa sekitar Sinabung dipaksa mengungsi ke desa-desa lain yang lebih aman.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aktivitas gunung api Sinabung masih tinggi, Selasa (30/8). Bahkan, hanya dalam waktu 11 menit, Gunung Sinabung tiga kali erupsi.

Berdasarkan data dari Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, erupsi terjadi pada pukul 11.29 WIB dengan tinggi kolom erupsi mencapai 700 meter dan lama gempa 277 detik.

Kemudian pada pukul 11.34 WIB, dengan tinggi kolom erupsi 2.000 meter dan lama gempa 297 detik. Serta erupsi terakhir terpantau pada pukul 11.40 WIB dengan tinggi kolom erupsi 2.700 meter dan lama gempa 875 detik.

“Masyarakat jangan mendekati zona larangan. Bagi yang bermukim di dekat sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin,” imbau petugas Pos Pemantau Sinabung, Arif Cahyo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo juga meminta kepada pengungsi yang berada di lokasi penampungan agar tetap mewaspadai luncuran awan panas erupsi Gunung Sinabung. “Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung saat ini terus mengeluarkan semburan debu ke sejumlah daerah, yakni Namantran, Tiganderket dan lainnya,” kata Sekretaris BPBD Karo, Jhonson Tarigan.

Luncuran awan panas tersebut, menurut dia, jangan sampai menimbulkan korban jiwa. “Kita tidak ingin terjadi lagi peristiwa-peristiwa sebelumnya bagi pengungsi Sinabung yang berbuat nekat pulang ke desa, dan akhirnya tewas terkena luncuran awan panas,” ujar Jhonson.

Ia mengatakan, sejumlah desa yang selama ini dianggap rawan oleh Pemkab Karo dan merupakan daerah lintasan luncuran awan panas, tidak boleh lagi dimasuki pengungsi Sinabung.

Sebab, selama ini masih banyak pengungsi Sinabung yang nakal dan pulang ke Desa dengan alasan melihat rumah, serta kebun yang sudah lama ditinggalkan.

Akibatnya, mereka terkena luncuran awan panas dan semburan debu vulkanik hingga harus dirawat di rumah sakit. “Pengungsi yang kembali ke desa tidak boleh dibiarkan dan harus dicegah untuk menghindari jatuh korban jiwa,” katanya.

Jhonson menyebutkan, beberapa desa yang termasuk dalam kategori zona merah itu hanya berjarak lebih kurang 6 hingga 7 km dari kaki Gunung Sinabung dan daerah tersebut harus dikosongkan.

Seluruh warga yang tinggal di desa yang berbahaya dan rawan bencana itu harus diungsikan ke lokasi yang aman dan jauh dari Gunung Sinabung. “Pemkab Karo mengungsikan ribuan warga untuk menghindari agar tidak terjadi bencana dan jatuhnya korban jiwa akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut,” kata mantan Kabag Humas Pemkab Karo.(bbs/adz)

TIBTA PANGIN / AFP Sejumlah murid SD bermain di hjalaman sekolahnya, saat Gunung Sinabung memuntahkan abu tebal di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Selasa (30/8/2016).Warga desa sekitar Sinabung dipaksa mengungsi ke desa-desa lain yang lebih aman.
TIBTA PANGIN / AFP
Sejumlah murid SD bermain di hjalaman sekolahnya, saat Gunung Sinabung memuntahkan abu tebal di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Selasa (30/8/2016).Warga desa sekitar Sinabung dipaksa mengungsi ke desa-desa lain yang lebih aman.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aktivitas gunung api Sinabung masih tinggi, Selasa (30/8). Bahkan, hanya dalam waktu 11 menit, Gunung Sinabung tiga kali erupsi.

Berdasarkan data dari Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, erupsi terjadi pada pukul 11.29 WIB dengan tinggi kolom erupsi mencapai 700 meter dan lama gempa 277 detik.

Kemudian pada pukul 11.34 WIB, dengan tinggi kolom erupsi 2.000 meter dan lama gempa 297 detik. Serta erupsi terakhir terpantau pada pukul 11.40 WIB dengan tinggi kolom erupsi 2.700 meter dan lama gempa 875 detik.

“Masyarakat jangan mendekati zona larangan. Bagi yang bermukim di dekat sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin,” imbau petugas Pos Pemantau Sinabung, Arif Cahyo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo juga meminta kepada pengungsi yang berada di lokasi penampungan agar tetap mewaspadai luncuran awan panas erupsi Gunung Sinabung. “Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung saat ini terus mengeluarkan semburan debu ke sejumlah daerah, yakni Namantran, Tiganderket dan lainnya,” kata Sekretaris BPBD Karo, Jhonson Tarigan.

Luncuran awan panas tersebut, menurut dia, jangan sampai menimbulkan korban jiwa. “Kita tidak ingin terjadi lagi peristiwa-peristiwa sebelumnya bagi pengungsi Sinabung yang berbuat nekat pulang ke desa, dan akhirnya tewas terkena luncuran awan panas,” ujar Jhonson.

Ia mengatakan, sejumlah desa yang selama ini dianggap rawan oleh Pemkab Karo dan merupakan daerah lintasan luncuran awan panas, tidak boleh lagi dimasuki pengungsi Sinabung.

Sebab, selama ini masih banyak pengungsi Sinabung yang nakal dan pulang ke Desa dengan alasan melihat rumah, serta kebun yang sudah lama ditinggalkan.

Akibatnya, mereka terkena luncuran awan panas dan semburan debu vulkanik hingga harus dirawat di rumah sakit. “Pengungsi yang kembali ke desa tidak boleh dibiarkan dan harus dicegah untuk menghindari jatuh korban jiwa,” katanya.

Jhonson menyebutkan, beberapa desa yang termasuk dalam kategori zona merah itu hanya berjarak lebih kurang 6 hingga 7 km dari kaki Gunung Sinabung dan daerah tersebut harus dikosongkan.

Seluruh warga yang tinggal di desa yang berbahaya dan rawan bencana itu harus diungsikan ke lokasi yang aman dan jauh dari Gunung Sinabung. “Pemkab Karo mengungsikan ribuan warga untuk menghindari agar tidak terjadi bencana dan jatuhnya korban jiwa akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut,” kata mantan Kabag Humas Pemkab Karo.(bbs/adz)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/