30.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Aktivis NU: Simbol yang Dibawa Ivan Tulisannya Salah

Inilag KTP Ivan si pembawa bom bunuh diri ke Gereja Katolik St Josef Medan.
Inilah KTP Ivan, dan tulisan yang dibawa si pelaku percobaan bom bunuh diri ke Gereja Katolik St Josef Medan, Minggu (28/8/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Percobaan bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph Medan pada Minggu (28/8/2016), mendapat respon dari aktivis muda Nahdahatul Ulama Ahmad Riduan. Ia meminta agar masyarakat tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut. Pasalnya, akhir-akhir ini Sumut sebagai refresentasi kerukununan umat beragama, lagi diancam dengan kejadian kejadian yang ingin memantik konflik horizontal sesama umat.

“Aksi percobaan bom bunuh diri yang dilakukan oleh anak berusia 18 tahun itu terlihat sangat amatiran, dan anehnya itu pelaku mau melakukan aksi teror bawa KTP, untuk apa? Bawa simbol-simbol keislaman tapi tulisannya saja salah. Coba dicek, tidak ada kejadian teror yang dilakukan itu membawa symbol-simbol yang salah,” kata Bendahara Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PBMII) itu.

Dia mendorong agar pihak kepolisian dapat menyelidiki lebih jauh motif sang pelaku. Menurutnya, saat ini yang terpenting, seluruh komponen keagamaan yang ada di Medan harus meyakini bahwa tidak ada agama yang membenarkan tindakan-tindakan seperti itu.

“Kami meminta dan mendukung pihak kepolisian mengusut tuntas masalah ini. Seldiki dengan baik siapa aktor di balik percobaan bom bunuh diri ini. Kami tegaskan agar jangan ada yang mencoba merusak kerukunan beragama kami di Sumut,” tegasnya.

Sebelumnya, sekaitan keaslian KTP milik Ivan Armadi Hasugian (IAH), pelaku percobaan bom bunuh diri, Disdukcapil Kota Medan enggan memberi penjelasan. “Persoalan ini kan sudah ditangani pihak berwajib. Kami tidak kompeten memberikan komentar soal ini, karena bisa lain nanti interpretasinya,” kata Kabid Data dan Informasi Arpian Saragih melalui sambungan telepon.

Ia hanya berpandangan, data administrasi kependudukan setahunya tidak bisa diakses sembarangan. “Untuk penjelasan lebih lanjut langsung ke kepala dinas saja ya,” pungkasnya.

Kadisdukcapil Kota Medan Ok Zulfi, yang coba dikonfirmasi terpisah enggan mengangkat sambungan telepon. Terdengar dari nada sambungnya memblokir panggilan masuk wartawan.

Pantauan wartawan Sumut Pos di rumah Ivan, Jalan Setia Budi Gang Sehati, Kelurahan Tanjungsari, Medan Selayang, terlihat sepi seperti hari sebelumnya. Yang berbeda, tak terlihat lagi police line terpasang di sana. Keluarga Ivan pun begitu tertutup dengan wartawan. Pintu pagar rumahnya pun selalu tertutup. (idr/jpg/gir)

Inilag KTP Ivan si pembawa bom bunuh diri ke Gereja Katolik St Josef Medan.
Inilah KTP Ivan, dan tulisan yang dibawa si pelaku percobaan bom bunuh diri ke Gereja Katolik St Josef Medan, Minggu (28/8/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Percobaan bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph Medan pada Minggu (28/8/2016), mendapat respon dari aktivis muda Nahdahatul Ulama Ahmad Riduan. Ia meminta agar masyarakat tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut. Pasalnya, akhir-akhir ini Sumut sebagai refresentasi kerukununan umat beragama, lagi diancam dengan kejadian kejadian yang ingin memantik konflik horizontal sesama umat.

“Aksi percobaan bom bunuh diri yang dilakukan oleh anak berusia 18 tahun itu terlihat sangat amatiran, dan anehnya itu pelaku mau melakukan aksi teror bawa KTP, untuk apa? Bawa simbol-simbol keislaman tapi tulisannya saja salah. Coba dicek, tidak ada kejadian teror yang dilakukan itu membawa symbol-simbol yang salah,” kata Bendahara Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PBMII) itu.

Dia mendorong agar pihak kepolisian dapat menyelidiki lebih jauh motif sang pelaku. Menurutnya, saat ini yang terpenting, seluruh komponen keagamaan yang ada di Medan harus meyakini bahwa tidak ada agama yang membenarkan tindakan-tindakan seperti itu.

“Kami meminta dan mendukung pihak kepolisian mengusut tuntas masalah ini. Seldiki dengan baik siapa aktor di balik percobaan bom bunuh diri ini. Kami tegaskan agar jangan ada yang mencoba merusak kerukunan beragama kami di Sumut,” tegasnya.

Sebelumnya, sekaitan keaslian KTP milik Ivan Armadi Hasugian (IAH), pelaku percobaan bom bunuh diri, Disdukcapil Kota Medan enggan memberi penjelasan. “Persoalan ini kan sudah ditangani pihak berwajib. Kami tidak kompeten memberikan komentar soal ini, karena bisa lain nanti interpretasinya,” kata Kabid Data dan Informasi Arpian Saragih melalui sambungan telepon.

Ia hanya berpandangan, data administrasi kependudukan setahunya tidak bisa diakses sembarangan. “Untuk penjelasan lebih lanjut langsung ke kepala dinas saja ya,” pungkasnya.

Kadisdukcapil Kota Medan Ok Zulfi, yang coba dikonfirmasi terpisah enggan mengangkat sambungan telepon. Terdengar dari nada sambungnya memblokir panggilan masuk wartawan.

Pantauan wartawan Sumut Pos di rumah Ivan, Jalan Setia Budi Gang Sehati, Kelurahan Tanjungsari, Medan Selayang, terlihat sepi seperti hari sebelumnya. Yang berbeda, tak terlihat lagi police line terpasang di sana. Keluarga Ivan pun begitu tertutup dengan wartawan. Pintu pagar rumahnya pun selalu tertutup. (idr/jpg/gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/