MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menjalankan ibadah puasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus saja, tetapi juga belajar menguatkan hati dari berbagai godaan duniawi. Setidaknya itulah yang diterapkan di panti rehabilitasi Medan Plus yang terletak di Jalan Jamin Ginting Km 13, Laucih, Medan Tuntungan.
Panti ini memfasilitasi para pecandu yang sedang direhabilitasi untuk menjalankan ibadah puasa, mulai dari membangunkan sahur, menyediakan vitamin, dan menyiapkan bukaan untuk mereka yang sedang berpuasa.
Program Manager Medan Plus Laucih, Hadiyanto menyatakan bahwa pihaknya memanfaatkan momentum puasa untuk pemulihan para pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi. Selain dengan memantapkan hatinya, agar tidak menggunakan barang haram tersebut.
“Dengan berpuasa, mereka juga menyadari tidak bisa menggunakan barang haram tersebut, karena itu akan membatalkan puasa mereka. Jadi, kita tetapkan hati mereka agar bersedia menjalankan ibadah puasa,” ujarnya.
Dengan penetapan hati tersebut, setidaknya para pecandu yang sedang direhabilitasi ini mulai menjalankan ibadah dan sedikit demi sedikit mulai meninggalkan barang terlarang tersebut. Bukan hanya itu saja, dengan berpuasa juga akan lebih cepat untuk pembersihan darah mereka yang sudah terinfeksi dengan zat-zat yang merusak hati dan otak tersebut.
Dijelaskannya, di panti rehabilitasi ini ada 20 orang yang seharusnya menjalankan ibadah puasa, tetapi untuk saat ini hanya 19 saja yang melaksanakan, karena yang satu sedang sakit dan diwajibkan untuk mengkonsumsi obat.
“Setiap harinya, mereka dibangunkan untuk sahur, dengan menyantap nasi dan lauk pauk yang disediakan oleh catering, untuk berbuka kita siapkan makanan ringan dan makan malam. Kita juga memberikan vitamin bagi yang berpuasa. Selama puasa mereka juga salat berjamaah, hanya untuk Tarawih mereka harus ke masjid di belakang panti rehab,” ungkapnya.
Walaupun berpuasa, program untuk pemulihan dan penyembuhan ini tetap berjalan. Karena pihaknya tidak mau para pecandu yang sedang direhab ini berleha-leha dengan alas an berpuasa. Sebaliknya, puasa ini menjadi momentum untuk meningkatkan kebutuhan mereka kepada Tuhan.
“Bedanya dengan hari biasa, selama berpuasa, setiap siang, mereka kita berikan waktu istirahat tambahan. Karena program kita untuk pemulihan mereka tetap berjalan, ” lanjut Hadi.
Sebelum mengakhiri, Hadi mengatakan jika selain untuk ibadah, puasa untuk menguatkan niat para pecandu untuk pulih. Begitu juga untuk menjadi terapi menumbuhkan rasa kepedulian dan tanggung jawab. Dikatakan Hadi, 2 hal itu termasuk yang paling penting dibangun pihaknya juga, mengingat pecandu narkoba tidak memiliki 2 hal itu. Oleh karena itu, dikatakan Hadi pihaknya memanfaatkan momentum puasa untuk pemulihan para pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi.
“Kalau yang tidak berpuasa ada 7 orang. Namun kita juga mengingatkan untuk saling menghormati dan syukur mereka dapat melaksanakannya. Mereka tidak makan di sembarang tempat, telebih di depan mereka yang sedang berpuasa, ” tandas Hadi. (ain/ram)