25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Maharani Masuk Daftar Mahasiswi Bermasalah

Perempuan yang Ditangkap Bersama Ajudan Luthfi Hasan Ishaaq

Jarum jam menunjuk sekitar pukul 02.30 WIB ketika Anwar Abu Hasan, pengemudi taksi biru berlogo burung itu, gundah. Di kursi belakang kemudinya ada seorang perempuan bernama Maharani Suciyono yang sedang menangis. Mengenakan rok mini, dia terus meracau di tengah derai air mata.

BEBAS: Maharani dibebaskan usai menjalani pemeriksaan  Gedung KPK, Jakarta, Kamis dini hari (31/1/)//MUHAMAD ALI/JAWAPOS/jpnn
BEBAS: Maharani dibebaskan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis dini hari (31/1/)//MUHAMAD ALI/JAWAPOS/jpnn

Sepanjang Jalan HR Rasuna Said ke arah simpang empat Mampang, mahasiswi itu mencoba mencurahkan hati kepada Anwar. Dia berulang-ulang minta tolong karena merasa namanya dan keluarganya telah tercemar. “Saya hanya bisa jawab, diurus saja sampai selesai,” katanya.

Saran tersebut muncul karena Anwar saat itu bingung dengan perempuan yang diangkutnya tersebut. Anwar merasa seperti orang linglung karena tak tahu apa yang dibicarakan penumpangnya.

Ketika petugas sekuriti KPK menyetop laju taksi yang kebetulan melintas di depan kantor lembaga antirasuah itu, Anwar hanya diberi tahu bakal mengangkut seorang saksi. Seharian di jalan membuat dia tidak tahu ada kasus penangkapan Luthfi Hasan Ishaaq.

Tidak hanya menangis, Maharani juga menjadi paranoid. “Pak, kira-kira ada yang ngikutin nggak di belakang?” ujar Maharani seperti ditirukan Anwar. Melihat sepintas di spion, Anwar lantas berkata tidak tahu. Perempuan 19 tahun tersebut lantas meminta Anwar membawa taksinya keliling beberapa tempat dahulu.

Tapi, begitu sampai simpang empat Mampang, Rani — panggilan Maharani — berubah pikiran. Dia lantas meminta Anwar menggerakkan setir ke kanan, mengarah ke pintu tol Grogol. Saat itu dia belum menentukan arah. Anwar mencoba bertanya alamat rumahnya di mana, tapi Rani menggeleng.

Dilihatnya perempuan itu dengan panik mencari daftar nomor telepon di ponsel. Setelah satu nomor dipencet, yang terdengar hanya nada panggil. “Teman-teman saya pada nggak mau angkat telepon saya. Kenapa ya, Pak?” tanya Maharani lagi. Anwar kembali menjawab tidak tahu.

Maharani lantas menyebut Apartemen Mediterania dan Anwar mengiyakan. Setelah itu, Rani kembali sibuk berusaha menelepon. “Halo, loe tahu kasus gua? Ya sudah, gua ke tempat loe,” kata Rani, lantas menutup telepon.

Setelah sampai, dia tidak banyak bicara. Rani hanya menyerahkan dua lembar uang Rp20 ribu untuk membayar argo yang berhenti di angka Rp26 ribu. Sebelum benar-benar meninggalkan taksi, Rani kembali bertanya ke Anwar. “Bapak tahu kasus saya?” pertanyaan itu dijawab tidak oleh Anwar. “Ada di TV kok, Pak,” lanjutnya, lantas masuk ke apartemen.

Paginya, giliran Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama)  yang gempar. Dari media, pihak kampus tahu bahwa institusinya disebut-sebut karena ada mahasiswinya yang tertangkap tangan oleh KPK. Pihak universitas makin menampar karena Maharani berada di kamar berdua dengan Ahmad Fathanah, tersangka kasus suap impor daging sapi.

Dosen langsung rapat. Bermodal foto yang tersebar di media, mereka lantas melakukan pencarian. Akhirnya, ditemukan enam mahasiswi bernama Maharani sejak 2004. Tetapi, sampel diperkecil dengan usia 19 tahun. “Berdasar usia, cuma ada satu, yakni Maharani semester satu,” ujar Humas Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Gunawan.

Dia mengatakan, Maharani adalah mahasiswa semester pertama dan mulai ngampus pada 2012. Namun, enam bulan masa akademik, ternyata Maharani bukan tipe mahasiswi rajin. Dia kerap membolos dan banyak nilai akademiknya yang jeblok. Itu membuat Maharani masuk daftar mahasiswi bermasalah.

Kini pihak kampus berharap agar Maharani memberikan klarifikasi ke universitas. Gunawan mengatakan bahwa pihaknya masih menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. “Kami kesulitan menghubungi nomornya dan keluarganya. Paling tidak, dia bisa menelepon kami untuk memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi,” tuturnya.

Dia berjanji, pihak kampus akan memberikan kebijakan tersendiri. Meski tidak menampik pilihan drop out ada dalam daftar sanksi, Gunawan ingin memberikan alternatif lain. Dia khawatir Maharani bakal menjadi lebih buruk jika pihaknya memberikan sanksi berat tanpa memikirkan dampak di depan.
Di sisi lain, bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq mengaku kenal dengan Maharani alias Rani. “Iya (kenal, Red),” kata Luthfi usai salat Jumat di KPK, siang tadi. Namun ia tak menjelaskan lebih jauh soal perempuan muda yang disebut-sebut sebagai teman kencan Ahmad Fathana itu.

Seperti diketahui, Rani ditangkap KPK di Hotel Le Meridien bersama Ahmad Fathana, Selasa (29/1) malam lalu. Ahmad menemui Rani setelah menerima uang suap dari bos PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Aria Abdi Effendi. Suap itu diduga untuk Luthfi Hasan Ishaaq terkait kebijakan impor daging sapi. Dari informasi di KPK, Rani sempat diamankan beserta uang Rp 10 juta. Namun, dia mengembalikan uang yang diterimanya dari Ahmad. (dim/c10/nw/jpnn)

Perempuan yang Ditangkap Bersama Ajudan Luthfi Hasan Ishaaq

Jarum jam menunjuk sekitar pukul 02.30 WIB ketika Anwar Abu Hasan, pengemudi taksi biru berlogo burung itu, gundah. Di kursi belakang kemudinya ada seorang perempuan bernama Maharani Suciyono yang sedang menangis. Mengenakan rok mini, dia terus meracau di tengah derai air mata.

BEBAS: Maharani dibebaskan usai menjalani pemeriksaan  Gedung KPK, Jakarta, Kamis dini hari (31/1/)//MUHAMAD ALI/JAWAPOS/jpnn
BEBAS: Maharani dibebaskan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis dini hari (31/1/)//MUHAMAD ALI/JAWAPOS/jpnn

Sepanjang Jalan HR Rasuna Said ke arah simpang empat Mampang, mahasiswi itu mencoba mencurahkan hati kepada Anwar. Dia berulang-ulang minta tolong karena merasa namanya dan keluarganya telah tercemar. “Saya hanya bisa jawab, diurus saja sampai selesai,” katanya.

Saran tersebut muncul karena Anwar saat itu bingung dengan perempuan yang diangkutnya tersebut. Anwar merasa seperti orang linglung karena tak tahu apa yang dibicarakan penumpangnya.

Ketika petugas sekuriti KPK menyetop laju taksi yang kebetulan melintas di depan kantor lembaga antirasuah itu, Anwar hanya diberi tahu bakal mengangkut seorang saksi. Seharian di jalan membuat dia tidak tahu ada kasus penangkapan Luthfi Hasan Ishaaq.

Tidak hanya menangis, Maharani juga menjadi paranoid. “Pak, kira-kira ada yang ngikutin nggak di belakang?” ujar Maharani seperti ditirukan Anwar. Melihat sepintas di spion, Anwar lantas berkata tidak tahu. Perempuan 19 tahun tersebut lantas meminta Anwar membawa taksinya keliling beberapa tempat dahulu.

Tapi, begitu sampai simpang empat Mampang, Rani — panggilan Maharani — berubah pikiran. Dia lantas meminta Anwar menggerakkan setir ke kanan, mengarah ke pintu tol Grogol. Saat itu dia belum menentukan arah. Anwar mencoba bertanya alamat rumahnya di mana, tapi Rani menggeleng.

Dilihatnya perempuan itu dengan panik mencari daftar nomor telepon di ponsel. Setelah satu nomor dipencet, yang terdengar hanya nada panggil. “Teman-teman saya pada nggak mau angkat telepon saya. Kenapa ya, Pak?” tanya Maharani lagi. Anwar kembali menjawab tidak tahu.

Maharani lantas menyebut Apartemen Mediterania dan Anwar mengiyakan. Setelah itu, Rani kembali sibuk berusaha menelepon. “Halo, loe tahu kasus gua? Ya sudah, gua ke tempat loe,” kata Rani, lantas menutup telepon.

Setelah sampai, dia tidak banyak bicara. Rani hanya menyerahkan dua lembar uang Rp20 ribu untuk membayar argo yang berhenti di angka Rp26 ribu. Sebelum benar-benar meninggalkan taksi, Rani kembali bertanya ke Anwar. “Bapak tahu kasus saya?” pertanyaan itu dijawab tidak oleh Anwar. “Ada di TV kok, Pak,” lanjutnya, lantas masuk ke apartemen.

Paginya, giliran Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama)  yang gempar. Dari media, pihak kampus tahu bahwa institusinya disebut-sebut karena ada mahasiswinya yang tertangkap tangan oleh KPK. Pihak universitas makin menampar karena Maharani berada di kamar berdua dengan Ahmad Fathanah, tersangka kasus suap impor daging sapi.

Dosen langsung rapat. Bermodal foto yang tersebar di media, mereka lantas melakukan pencarian. Akhirnya, ditemukan enam mahasiswi bernama Maharani sejak 2004. Tetapi, sampel diperkecil dengan usia 19 tahun. “Berdasar usia, cuma ada satu, yakni Maharani semester satu,” ujar Humas Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Gunawan.

Dia mengatakan, Maharani adalah mahasiswa semester pertama dan mulai ngampus pada 2012. Namun, enam bulan masa akademik, ternyata Maharani bukan tipe mahasiswi rajin. Dia kerap membolos dan banyak nilai akademiknya yang jeblok. Itu membuat Maharani masuk daftar mahasiswi bermasalah.

Kini pihak kampus berharap agar Maharani memberikan klarifikasi ke universitas. Gunawan mengatakan bahwa pihaknya masih menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. “Kami kesulitan menghubungi nomornya dan keluarganya. Paling tidak, dia bisa menelepon kami untuk memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi,” tuturnya.

Dia berjanji, pihak kampus akan memberikan kebijakan tersendiri. Meski tidak menampik pilihan drop out ada dalam daftar sanksi, Gunawan ingin memberikan alternatif lain. Dia khawatir Maharani bakal menjadi lebih buruk jika pihaknya memberikan sanksi berat tanpa memikirkan dampak di depan.
Di sisi lain, bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq mengaku kenal dengan Maharani alias Rani. “Iya (kenal, Red),” kata Luthfi usai salat Jumat di KPK, siang tadi. Namun ia tak menjelaskan lebih jauh soal perempuan muda yang disebut-sebut sebagai teman kencan Ahmad Fathana itu.

Seperti diketahui, Rani ditangkap KPK di Hotel Le Meridien bersama Ahmad Fathana, Selasa (29/1) malam lalu. Ahmad menemui Rani setelah menerima uang suap dari bos PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Aria Abdi Effendi. Suap itu diduga untuk Luthfi Hasan Ishaaq terkait kebijakan impor daging sapi. Dari informasi di KPK, Rani sempat diamankan beserta uang Rp 10 juta. Namun, dia mengembalikan uang yang diterimanya dari Ahmad. (dim/c10/nw/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/