28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Kemendag-Kementan Gontok-gontokan

JAKARTA- Pengunduran diri Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan menimbulkan reaksi beragam dari publik. Gita mengaku ingin fokus terhadap kegiatan politiknya sebagai peserta konvensi Capres Partai Demokrat. Namun, sebagian publik menilai pengunduran diri itu karena ketidakmampuan Gita dalam menjalankan tugasnya selama ini.

Gita Wirjawan
Gita Wirjawan

Berbagai polemik yang timbul atas pengunduran diri Gita ini ditampik oleh Mensesneg Sudi Silalahi. Sudi pun membeberkan surat pengunduran diri Gita yang telah diserahkan pada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

“Agar tidak terjadi simpang siurnya pengunduran diri beliau, saya bagikan salinan surat pengunduran diri Pak Gita,” ujar Sudi dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Sabtu, (1/2).

Sudi menyatakan, presiden memahami alasan yang dipaparkan Gita dalam surat itu. Namun, ia diminta tetap bekerja selama Presiden mencari pengganti definitifnya.

Sementara, pengamat pertanian, Khudori, berharap Menteri Perdagangan yang baru nanti adalah orang yang benar-benar paham urusan pangan dan bisa bekerja sama dengan kementerian lainnya serta lembaga terkait.

Menurutnya, selama ini Kementerian Perdagangan tidak pernah akur dengan Kementerian Pertanian. Seperti masalah izin impor beras Vietnam misalnya, kedua kementerian itu saling cuci tangan.

“Seperti sekarang ini, otoritas tertinggi itu tidak ada. Ada sih dewan pengawas pangan di bawah presiden, tetapi tidak berjalan. Malah yang terjadi sekarang kan kedua kementerian itu sering gontok-gontokan,” tutur Khudori dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (1/2).

Lalu siapa yang layak menggantikan posisi Gita? Khudori menilai, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamukti pantas menggantikan Gita. Pasalnya, Bayu pernah menjabat di Kementerian Pertanian. Sehingga Bayu paham betul mengenai kondisi riil di pertanian.

“Sebetulnya dari sisi kebijakan Pak Wamen tidak jauh beda dengan Pak Gita. Tapi, mungkin akan lebih baik karena Pak Bayu paham betul dengan pertanian,” tutur Khudori.

Menurut dia, posisi menteri perdagangan yang hanya lowong beberapa bulan saja, lebih baik dicarikan pelaksana tugas (Plt) atau dicarikan pengganti sementara.

“Untuk sisa beberapa bulan ini lebih baik Plt saja, dan menurut saya Pak Wamen saja. Dia pantas dan mengerti seluk beluk pertanian,” tukasnya.

Di tempat yang sama Wakil Komisi VI DPR, Firman Soebagyo menyoroti kinerja Gita selama memimpin kementerian perdagangan, yang menurutnya tidak lebih baik dibanding pendahulunya.

“Gita Wirjawan sebagai menteri perdagangan kinerjanya tidak bagus dibanding pendahulunya, Ibu Marie Elka Pangestu. Kinerja Pak Gita lebih buruk,” sebutnya.

Karenanya dia juga berharap pengganti Gita nanti adalah orang yang paham masalah mengenai pangan. “Semoga ke depan kementerian perdagangan bisa dipimpin oleh orang yang tepat,” tukas Firman.

Sementara itu, terkait alasan Gita Wirjawan mengundurkan diri sebagai menteri perdagangan karena ingin fokus mengikuti konvensi Capres Partai Demokrat, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, Gita memiliki integritas namun dia tidak banyak dikenal masyarakat khususnya yang berada di daerah.

Hal ini, lanjutnya, karena Gita tidak pernah turun ke masyarakat tingkat bawah.

“Sekitar 60 persen masyarakat kita di daerah dan dia tidak pernah menjamah itu,” kata Siti usai menjadi pembicara pemaparan hasil survei Indonesia Research Centre “Capres 2014: Elektabilitas versus Kapabilitas” di Cikini, Jakarta, Sabtu (1/2).

Siti mengatakan, Gita hanya dikenal oleh elit-elit tertentu. Padahal pemilihan umum tidak hanya melibatkan elit tertentu tetapi seluruh lapisan masyarakat.

“Kalau elit, dunia bisnis, dunia perdagangan, internasional ekonomi mengenalnya. Tapi ini sedang pemilu yang melibatkan suara masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Itu yang ragu saya,” ujar Siti.(flo/chi/gil/jpnn)

Berikut isi surat Gita Wiryawan:

Yang Terhormat Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan yang diberikan bapak kepada saya untuk menjadi Menteri Perdagangan dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang Bapak Pimpin.
Kesempatan yang bapak berikan kepada saya untuk berbakti kepada negara, melalui BKPM dan Kementrian Perdagangan, merupakan pengalaman yang sangat berharga. Empat tahun berbakti kepada negara membangkitkan kembali kesadaran saya mengenai nilai patriotisme, sebuah nilai yang sejak kecil telah ditanamkan oleh ayah saya.
Seperti yang Bapak ketahui, saat ini saya menjadi salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat 2014. Bagi saya, Konvensi yang diselenggarakan Partai Demokrat ini adalah bukti nyata kemajuan praktek berdemokrasi -bukan hanya di tingkat internal Partai Demokrat, namun juga bagi dunia perpolitikan Indonesia.
Selain itu saya percaya bahwa Konvensi ini memberi harapan nyata bagi seluruh rakyat untuk mendapat pilihan calon pemimpin baru yang akan melanjutkan pencapaian cita-cita kita semua. Mengingat betapa pentingnya konvensi ini bagi kepentingan bangsa, saya sudah merasa sudah selayaknya jika saya mencurahkan seluruh energi dan waktu untuk menyukseskan upaya mulia ini.
Dan karena itu, bersama surat ini saya mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari jabatan saya selaku Menteri Perdagangan RI per tanggal 31 Januari 2014. Pengunduran diri ini juga didasari oleh kesadaran etis tentang besarnya potensi konflik kepentingan jika saya terlibat penuh dalam proses politik selama konvensi, sementara pada saat yang sama tetap menjalankan tugas dan kepercayaan yang Bapak berikan sebagai Menteri Perdagangan.
Saya harap atas persetujuan Bapak, langkah yang saya ambil ini merupakan langkah terbaik bagi Indonesia dan dapat menjadi preseden dalam perkembangan politik dan demokrasi di Indonesia.
Demikian yang perlu saya saya sampaikan. Saya mohon maaf apabila apa yang saya sampaikan ini tidak berkenan di hati Bapak. Tapi saya mohon pemahaman Bapak bahwa permohonan diri saya dan apa yang saya sampaikan dalam surat ini sepenuhnya demi kebaikan bangsa dan negara Indonesia.
Hormat Saya,
Gita Irawan Wirjawan

JAKARTA- Pengunduran diri Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan menimbulkan reaksi beragam dari publik. Gita mengaku ingin fokus terhadap kegiatan politiknya sebagai peserta konvensi Capres Partai Demokrat. Namun, sebagian publik menilai pengunduran diri itu karena ketidakmampuan Gita dalam menjalankan tugasnya selama ini.

Gita Wirjawan
Gita Wirjawan

Berbagai polemik yang timbul atas pengunduran diri Gita ini ditampik oleh Mensesneg Sudi Silalahi. Sudi pun membeberkan surat pengunduran diri Gita yang telah diserahkan pada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

“Agar tidak terjadi simpang siurnya pengunduran diri beliau, saya bagikan salinan surat pengunduran diri Pak Gita,” ujar Sudi dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Sabtu, (1/2).

Sudi menyatakan, presiden memahami alasan yang dipaparkan Gita dalam surat itu. Namun, ia diminta tetap bekerja selama Presiden mencari pengganti definitifnya.

Sementara, pengamat pertanian, Khudori, berharap Menteri Perdagangan yang baru nanti adalah orang yang benar-benar paham urusan pangan dan bisa bekerja sama dengan kementerian lainnya serta lembaga terkait.

Menurutnya, selama ini Kementerian Perdagangan tidak pernah akur dengan Kementerian Pertanian. Seperti masalah izin impor beras Vietnam misalnya, kedua kementerian itu saling cuci tangan.

“Seperti sekarang ini, otoritas tertinggi itu tidak ada. Ada sih dewan pengawas pangan di bawah presiden, tetapi tidak berjalan. Malah yang terjadi sekarang kan kedua kementerian itu sering gontok-gontokan,” tutur Khudori dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (1/2).

Lalu siapa yang layak menggantikan posisi Gita? Khudori menilai, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamukti pantas menggantikan Gita. Pasalnya, Bayu pernah menjabat di Kementerian Pertanian. Sehingga Bayu paham betul mengenai kondisi riil di pertanian.

“Sebetulnya dari sisi kebijakan Pak Wamen tidak jauh beda dengan Pak Gita. Tapi, mungkin akan lebih baik karena Pak Bayu paham betul dengan pertanian,” tutur Khudori.

Menurut dia, posisi menteri perdagangan yang hanya lowong beberapa bulan saja, lebih baik dicarikan pelaksana tugas (Plt) atau dicarikan pengganti sementara.

“Untuk sisa beberapa bulan ini lebih baik Plt saja, dan menurut saya Pak Wamen saja. Dia pantas dan mengerti seluk beluk pertanian,” tukasnya.

Di tempat yang sama Wakil Komisi VI DPR, Firman Soebagyo menyoroti kinerja Gita selama memimpin kementerian perdagangan, yang menurutnya tidak lebih baik dibanding pendahulunya.

“Gita Wirjawan sebagai menteri perdagangan kinerjanya tidak bagus dibanding pendahulunya, Ibu Marie Elka Pangestu. Kinerja Pak Gita lebih buruk,” sebutnya.

Karenanya dia juga berharap pengganti Gita nanti adalah orang yang paham masalah mengenai pangan. “Semoga ke depan kementerian perdagangan bisa dipimpin oleh orang yang tepat,” tukas Firman.

Sementara itu, terkait alasan Gita Wirjawan mengundurkan diri sebagai menteri perdagangan karena ingin fokus mengikuti konvensi Capres Partai Demokrat, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, Gita memiliki integritas namun dia tidak banyak dikenal masyarakat khususnya yang berada di daerah.

Hal ini, lanjutnya, karena Gita tidak pernah turun ke masyarakat tingkat bawah.

“Sekitar 60 persen masyarakat kita di daerah dan dia tidak pernah menjamah itu,” kata Siti usai menjadi pembicara pemaparan hasil survei Indonesia Research Centre “Capres 2014: Elektabilitas versus Kapabilitas” di Cikini, Jakarta, Sabtu (1/2).

Siti mengatakan, Gita hanya dikenal oleh elit-elit tertentu. Padahal pemilihan umum tidak hanya melibatkan elit tertentu tetapi seluruh lapisan masyarakat.

“Kalau elit, dunia bisnis, dunia perdagangan, internasional ekonomi mengenalnya. Tapi ini sedang pemilu yang melibatkan suara masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Itu yang ragu saya,” ujar Siti.(flo/chi/gil/jpnn)

Berikut isi surat Gita Wiryawan:

Yang Terhormat Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan yang diberikan bapak kepada saya untuk menjadi Menteri Perdagangan dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang Bapak Pimpin.
Kesempatan yang bapak berikan kepada saya untuk berbakti kepada negara, melalui BKPM dan Kementrian Perdagangan, merupakan pengalaman yang sangat berharga. Empat tahun berbakti kepada negara membangkitkan kembali kesadaran saya mengenai nilai patriotisme, sebuah nilai yang sejak kecil telah ditanamkan oleh ayah saya.
Seperti yang Bapak ketahui, saat ini saya menjadi salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat 2014. Bagi saya, Konvensi yang diselenggarakan Partai Demokrat ini adalah bukti nyata kemajuan praktek berdemokrasi -bukan hanya di tingkat internal Partai Demokrat, namun juga bagi dunia perpolitikan Indonesia.
Selain itu saya percaya bahwa Konvensi ini memberi harapan nyata bagi seluruh rakyat untuk mendapat pilihan calon pemimpin baru yang akan melanjutkan pencapaian cita-cita kita semua. Mengingat betapa pentingnya konvensi ini bagi kepentingan bangsa, saya sudah merasa sudah selayaknya jika saya mencurahkan seluruh energi dan waktu untuk menyukseskan upaya mulia ini.
Dan karena itu, bersama surat ini saya mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari jabatan saya selaku Menteri Perdagangan RI per tanggal 31 Januari 2014. Pengunduran diri ini juga didasari oleh kesadaran etis tentang besarnya potensi konflik kepentingan jika saya terlibat penuh dalam proses politik selama konvensi, sementara pada saat yang sama tetap menjalankan tugas dan kepercayaan yang Bapak berikan sebagai Menteri Perdagangan.
Saya harap atas persetujuan Bapak, langkah yang saya ambil ini merupakan langkah terbaik bagi Indonesia dan dapat menjadi preseden dalam perkembangan politik dan demokrasi di Indonesia.
Demikian yang perlu saya saya sampaikan. Saya mohon maaf apabila apa yang saya sampaikan ini tidak berkenan di hati Bapak. Tapi saya mohon pemahaman Bapak bahwa permohonan diri saya dan apa yang saya sampaikan dalam surat ini sepenuhnya demi kebaikan bangsa dan negara Indonesia.
Hormat Saya,
Gita Irawan Wirjawan

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/