Selama ini, BG memang dikenal dekat dengan kalangan PDIP. Sejak pencalonan sebagai kapolri beberapa waktu lalu, sejumlah politisi partai besutan Megawati Soekarnoputri itu kerap menjadi penyuara dukungan terdepan.
Termasuk, sebagai calon kepala BIN. Nama BG sudah mulai berhembus untuk diproyeksikan menggantikan Sutiyoso yang baru menjabat sekitar setahun, sejak penunjukan Tito Karnavian sebagai kapolri menggantikan Badrodin Haiti, pada Juli 2016, lalu. Saat itu, meski akhirnya presiden punya pilihan lain, nama BG juga sempat digadang-gadang oleh sejumlah politisi PDIP layak mengisi posisi kapolri.
Belakangan, isu BG akan menggantikan Sutiyoso juga kembali berhembus kencang. Beberapa kalangan mengaitkannya dengan dukungan PDIP di pilkada DKI Jakarta. Beredar isu bahwa pergantian kepala BIN adalah barter dukungan PDIP untuk incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Bahwa, di satu sisi Jokowi disebut-sebut mendukung pencalonan Ahok dan berharap PDIP ikut mendukung. Namun, di saat yang sama, sinyal penolakan juga cukup kencang disuarakan sejumlah petinggi PDIP, setidaknya hingga beberapa waktu terakhir.
Terhadap hal tersebut, Mensesneg Pratikno tegas membantahnya. Dia menyatakan, alasan pergantian sebatas kepentingan regenerasi. ”Nggak lah terlalu jauh itu (barter dukungan, Red),” tegasnya.
Disinggung soal waktu menjabat Sutiyoso yang relatif pendek, dia mengatakan, kalau pergantian kepala BIN memang tidak mesti kaku mengikuti periode waktu tertentu. ”Ada pertimbangan tertentu yang mungkin tidak semuanya bisa saya sampaikan,” elaknya.
Sementara itu, digesernya posisi Sutiyoso dari Kepala BIN nampaknya akan diikuti koleganya. Ekonom yang juga Ketua Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan (DISK) BIN Drajad Wibowo menyatakan diri akan mundur dari jabatannya di lembaga intelijen itu.
“Insya Allah nanti setelah mas Budi dilantik sebagai KaBIN, saya langsung mengundurkan diri dari DISK BIN,” kata Drajad dalam keterangannya.
Drajad menyatakan, keputusannya untuk ikut mundur dari BIN bukan karena dirinya tidak menerima kepemimpinan Budi Gunawan nanti. Sosok Budi Gunawan dinilai Drajad sangat kompeten untuk memimpin BIN. Drajad menyebut keputusannya mundur karena pertimbangan persahabatan dirinya dengan Bang Yos.
“Di manapun, termasuk ketika menjadi pimpinan parpol, saya selalu menempatkan persahabatan di atas jabatan dan kekuasaan,” ujar politisi PAN non aktif itu.
Drajad menyebut, Sutiyoso sudah mengetahui bahwa dirinya akan diganti sudah sekitar beberapa hari lalu. Ketika itu, Sutiyoso dipanggil langsung oleh Presiden. “Saya tidak berwenang menyebut kapan harinya,” ujar Drajad.
Dalam kesempatan itu Presiden yang didampingi Mensesneg memberi tahu Sutiyoso, kalau Presiden akan menunjuk Wakapolri Budi Gunawan sebagai calon Kepala BIN menggantikan dirinya. Kepada Presiden, Sutiyoso menyampaikan bahwa prajurit dia siap melaksanakan apapun perintah Presiden.
“Jadi kalau diganti setiap saat juga siap. Bahkan setelah diberi tahu penggantian tersebut, Bang Yos masih melaporkan hasil dari salah satu tugas sangat penting dari Presiden,” kata Drajad.