25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Badak Sumatra Tinggal 100 Ekor, Nih… Bayinya Dikirim dari Amerika

Foto: Istimewa Di lokasi Penangkaran Badak Sumatra atau Sumatra Rhino Sanctuary (SRS) yang merupakan satu-satunya tangkaran Badak Sumatra di dunia. SRS yang didukung oleh program kerja-sama Amerika Serikat dan Indonesia dalam Perjanjian Preservasi Hutan Tropis (TFCA) - dan sebelum tiba di Taman Nasional Way Kambas, Dirjen KSDA Fathoni baru saja menandatangani penetapan sanctuary ini secara resmi. Ini adalah sanctuary pertama, yang ditetapkan secara legal, yang ada di Indonesia.
Foto: Istimewa
Konsul AS untuk Sumatera, Robert Ewing (kacamata hitam) di lokasi Penangkaran Badak Sumatra Way Kamas Lampung, satu-satunya tangkaran Badak Sumatra di dunia, usai penyerahan bayi badak Sumatera dari AS untuk ditangkarkan di Way Kambas, Kamis (5/11/2015). Ini sebagai program kerja-sama Amerika Serikat dan Indonesia dalam Perjanjian Preservasi Hutan Tropis (TFCA).

SUMUTPOS.CO – Satwa langka Badak Sumatera diperkirakan tinggal 100 ekor atau bahkan kurang. Untuk menyelamatkan satwa ini, Amerika Serikat mengirimkan bayi Badak Sumatra yang diberi nama Harapan, ke tangkaran Badak Sumatra (SRS) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung.

”Perjalanan Harapan dari Kebun Binatang Cincinnati di Amerika Serikat ke Way Kambas, adalah sebuah simbol kepedulian dan kerja sama pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia, untuk melindungi satwa liar. ’Harapan Pulang Kampung’ adalah sebuah perjalanan yang melibatkan banyak pihak, seperti pegawai kebun binatang Cincinnati yang merawat Harapan sejak masih bayi menjadi Badak muda,” kata Konsulat AS untuk Sumatera, Robert Ewing, dalam sambutannya saat penyerahan si bayi badak, di Taman Nasional Way Kambas, Kamis (5/11/2015).

Robert menjelaskan, perjalanan Harapan ke Indonesia juga dibantu oleh International Rhino Foundation yang membantu penerbangan Harapan, Yayasan Badak Indonesia (YABI) yang merawat Harapan di Way Kambas, dan perjanjian kerja sama Amerika Serikat – Indonesia TFCA, yang menjadi pendukung kuat SRS. ”Tidak lupa pula peran staf dan pimpinan Taman Nasional Way Kambas yang telah menyediakan rumah baru bagi Harapan,” katanya.

Foto: Istimewa Bayi Badak Sumatra atau Sumatra Rhino Sanctuary (SRS).
Foto: Istimewa
Bayi Badak Sumatra atau Sumatra Rhino Sanctuary (SRS) yang akan ditangkarkan di Taman Nasional Way Lambas, Lampung.

Pengiriman Harapan ke Indonesia dimaksudkan agar ia mendapatkan jalan masuk ke habitatnya, dan akan menjalankan misinya untuk bisa berkembang biak dan menyelamatkan populasi kritis satwa ini dari kepunahan.

”Saudara Harapan, bernama Andalas, lahir di kebun binatang Cincinnati empat belas tahun lalu dan saat ini juga tinggal di SRS. Ia telah mempunyai satu anak dengan pasangannya Ratu (yang berusia 12 tahun). Saat ini Ratu juga sedang mengandung bayi kedua yang diperkirakan akan lahir di bulan May,” ungkap Robert.

Program pengembang-biakan di Kebun Binantang Cincinnati sudah menghasilkan tiga anak, termasuk Harapan dibantu oleh riset reproduktif yang ada di sana.

Amerika Serikat berharap bisa melanjutkan kerja sama untuk melindungi keberagaman hayati Indonesia, dan terus menjadi partner demi masa depan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia dan masyarakat Amerika.

”Di awal tahun ini, kami telah menyepakati sebuah perjanjian yang bernama Perjanjian Konservasi Hutan Tropis (TFCA) yang mempunyai komitmen senilai 12 juta dollar untuk melindungi keberagaman hayati di Sumatera, mungadepankan pengembangan dari organisasi masyarakat sipil, dan memperkuat manajemen di level masyarakat,” kata Robert lagi.

Melalui USAID, tahun ini AS meluncurkan pula sebuah program bernilai 47 juta dollar untuk mendukung konservasi lebih dari 8 juta hektar hutan Indonesia, termasuk di sini di Sumatera. (rel/mea)

Foto: Istimewa Di lokasi Penangkaran Badak Sumatra atau Sumatra Rhino Sanctuary (SRS) yang merupakan satu-satunya tangkaran Badak Sumatra di dunia. SRS yang didukung oleh program kerja-sama Amerika Serikat dan Indonesia dalam Perjanjian Preservasi Hutan Tropis (TFCA) - dan sebelum tiba di Taman Nasional Way Kambas, Dirjen KSDA Fathoni baru saja menandatangani penetapan sanctuary ini secara resmi. Ini adalah sanctuary pertama, yang ditetapkan secara legal, yang ada di Indonesia.
Foto: Istimewa
Konsul AS untuk Sumatera, Robert Ewing (kacamata hitam) di lokasi Penangkaran Badak Sumatra Way Kamas Lampung, satu-satunya tangkaran Badak Sumatra di dunia, usai penyerahan bayi badak Sumatera dari AS untuk ditangkarkan di Way Kambas, Kamis (5/11/2015). Ini sebagai program kerja-sama Amerika Serikat dan Indonesia dalam Perjanjian Preservasi Hutan Tropis (TFCA).

SUMUTPOS.CO – Satwa langka Badak Sumatera diperkirakan tinggal 100 ekor atau bahkan kurang. Untuk menyelamatkan satwa ini, Amerika Serikat mengirimkan bayi Badak Sumatra yang diberi nama Harapan, ke tangkaran Badak Sumatra (SRS) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung.

”Perjalanan Harapan dari Kebun Binatang Cincinnati di Amerika Serikat ke Way Kambas, adalah sebuah simbol kepedulian dan kerja sama pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia, untuk melindungi satwa liar. ’Harapan Pulang Kampung’ adalah sebuah perjalanan yang melibatkan banyak pihak, seperti pegawai kebun binatang Cincinnati yang merawat Harapan sejak masih bayi menjadi Badak muda,” kata Konsulat AS untuk Sumatera, Robert Ewing, dalam sambutannya saat penyerahan si bayi badak, di Taman Nasional Way Kambas, Kamis (5/11/2015).

Robert menjelaskan, perjalanan Harapan ke Indonesia juga dibantu oleh International Rhino Foundation yang membantu penerbangan Harapan, Yayasan Badak Indonesia (YABI) yang merawat Harapan di Way Kambas, dan perjanjian kerja sama Amerika Serikat – Indonesia TFCA, yang menjadi pendukung kuat SRS. ”Tidak lupa pula peran staf dan pimpinan Taman Nasional Way Kambas yang telah menyediakan rumah baru bagi Harapan,” katanya.

Foto: Istimewa Bayi Badak Sumatra atau Sumatra Rhino Sanctuary (SRS).
Foto: Istimewa
Bayi Badak Sumatra atau Sumatra Rhino Sanctuary (SRS) yang akan ditangkarkan di Taman Nasional Way Lambas, Lampung.

Pengiriman Harapan ke Indonesia dimaksudkan agar ia mendapatkan jalan masuk ke habitatnya, dan akan menjalankan misinya untuk bisa berkembang biak dan menyelamatkan populasi kritis satwa ini dari kepunahan.

”Saudara Harapan, bernama Andalas, lahir di kebun binatang Cincinnati empat belas tahun lalu dan saat ini juga tinggal di SRS. Ia telah mempunyai satu anak dengan pasangannya Ratu (yang berusia 12 tahun). Saat ini Ratu juga sedang mengandung bayi kedua yang diperkirakan akan lahir di bulan May,” ungkap Robert.

Program pengembang-biakan di Kebun Binantang Cincinnati sudah menghasilkan tiga anak, termasuk Harapan dibantu oleh riset reproduktif yang ada di sana.

Amerika Serikat berharap bisa melanjutkan kerja sama untuk melindungi keberagaman hayati Indonesia, dan terus menjadi partner demi masa depan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia dan masyarakat Amerika.

”Di awal tahun ini, kami telah menyepakati sebuah perjanjian yang bernama Perjanjian Konservasi Hutan Tropis (TFCA) yang mempunyai komitmen senilai 12 juta dollar untuk melindungi keberagaman hayati di Sumatera, mungadepankan pengembangan dari organisasi masyarakat sipil, dan memperkuat manajemen di level masyarakat,” kata Robert lagi.

Melalui USAID, tahun ini AS meluncurkan pula sebuah program bernilai 47 juta dollar untuk mendukung konservasi lebih dari 8 juta hektar hutan Indonesia, termasuk di sini di Sumatera. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/