28.9 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Pemerintah Sinyal Mendukung, Setnov Bisa Jadi Boneka

KASUS SETNOV DIUSIK LAGI
Sementara, Kampanye Calon Ketua Umum (Caketum) Golkar yang berlangsung di Hotel Grand Angkasa Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan, tadi malam (8/5), diwarnai demonstrasi puluhan massa mengatasnamakan Front Rakyat Pemantau Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sumatera Utara (FRPDRISU).

“KPK, Kejaksaan Agung (Kejagung), Polri tetap harus melaksanakan atau memeriksa dengan serius kasus papa minta saham yang melibatkan Setya Novanto,” teriak koodrinator aksi, Ridho S melalui pengeras suara.

Ridho juga mendesak agar petinggi DPP Partai Golkar agar memecat Setya Novanto sebagai kader Golkar karena terlibat skandal papa minta saham. “Skandal Papa Minta Saham sudah diketahui secara luas di Indonesia mulai dari praktisi politik, praktisi hukum, praktisi ekonomi sampai tukang becak, bahkan penjaga warung kopi. Artinya semua kalangan sudah mengetahui kasus ini,” paparnya.

Akibat kasus tersebut, lanjut Ridho, Setya Novanto mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI. Bahkan, surat pengunduran itu disampaikan pada sidang etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

“Sejauh ini MKD juga belum memberikan keputusan apapun, pengunduran diri seharusnya tidak dijadikan alasan penghentian kasus,” bebernya.

Mereka juga meminta agar Setya Novanto dipecat karena terlibat berbagai kasus. “Kami meminta kepada petinggi DPP Golkar agar memecat Setya Novanto karena adanya dugaan kasus Papa Minta Saham,” ujar Ridho S.

Usai menyampaikan orasinya, para pengunjuk rasa membubarkan diri.

Sebelumnya di Jakarta, Barisan Pemuda-Mahasiswa Nusa Tenggara Timur Peduli Golkar juga menolak keras Setya Novanto memimpin Partai Golkar. Mereka memberikan catatan penting terhadap salah satu calon ketum partai berlambang pohon beringin itu.

Banyak hal menjadi pertimbangan mereka yang notabene NTT merupakan daerah pemilihan Novanto. Selama ini, mereka melihat Novanto sibuk dengan dirinya sendiri, sementara masyarakat NTT diabaikan.

“Keterlibatan Setya Novanto ketika menjabat sebagai Ketua DPR RI dalam skandal ilegal mega proyek PT. Freeport,” ujar Ketua Barisan Pemuda-Mahasiswa NTT Peduli Golkar Guche Montero dalam jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (8/5).

Dia mencontohkan, kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia tidak hanya membuat citra institusi parlemen buruk, namun juga citra Golkar yang menjadi pertaruhannya. Pilihan Novanto mundur dari kursi ketua DPR RI tidak serta merta membersihkan nama baik partai dari citra koruptif yang sudah menempel.

Tak hanya itu, Guche juga mengemukakan catatan tidak wajar dari seorang pejabat publik yakni ketika Novanto melakukan kunjungan eksklusif bertemu dengan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Sanksi teguran dan pelanggaran yang dijatuhkan oleh Mahkamah Kehormatan Dewan menjadi konsekuensi miris terhadap tabiat politik yang mempertaruhkan citra lembaga negara. Pernyataan dari Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie yang menyebut pelanggaran Setya Novanto adalah dosa,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Barisan Pemuda-Mahasiswa NTT Peduli Golkar mengimbau seluruh elemen partai maupun masyarakat agar mencegah Novanto terpilih sebagai pemimpin Golkar.

“Jika Setya Novanto berhasil pimpin Golkar maka tidak akan lama lagi Dia bisa menjadi pemimpin bangsa ini,” tegas Guche. (jpnn/dik/adz)

KASUS SETNOV DIUSIK LAGI
Sementara, Kampanye Calon Ketua Umum (Caketum) Golkar yang berlangsung di Hotel Grand Angkasa Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan, tadi malam (8/5), diwarnai demonstrasi puluhan massa mengatasnamakan Front Rakyat Pemantau Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sumatera Utara (FRPDRISU).

“KPK, Kejaksaan Agung (Kejagung), Polri tetap harus melaksanakan atau memeriksa dengan serius kasus papa minta saham yang melibatkan Setya Novanto,” teriak koodrinator aksi, Ridho S melalui pengeras suara.

Ridho juga mendesak agar petinggi DPP Partai Golkar agar memecat Setya Novanto sebagai kader Golkar karena terlibat skandal papa minta saham. “Skandal Papa Minta Saham sudah diketahui secara luas di Indonesia mulai dari praktisi politik, praktisi hukum, praktisi ekonomi sampai tukang becak, bahkan penjaga warung kopi. Artinya semua kalangan sudah mengetahui kasus ini,” paparnya.

Akibat kasus tersebut, lanjut Ridho, Setya Novanto mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI. Bahkan, surat pengunduran itu disampaikan pada sidang etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

“Sejauh ini MKD juga belum memberikan keputusan apapun, pengunduran diri seharusnya tidak dijadikan alasan penghentian kasus,” bebernya.

Mereka juga meminta agar Setya Novanto dipecat karena terlibat berbagai kasus. “Kami meminta kepada petinggi DPP Golkar agar memecat Setya Novanto karena adanya dugaan kasus Papa Minta Saham,” ujar Ridho S.

Usai menyampaikan orasinya, para pengunjuk rasa membubarkan diri.

Sebelumnya di Jakarta, Barisan Pemuda-Mahasiswa Nusa Tenggara Timur Peduli Golkar juga menolak keras Setya Novanto memimpin Partai Golkar. Mereka memberikan catatan penting terhadap salah satu calon ketum partai berlambang pohon beringin itu.

Banyak hal menjadi pertimbangan mereka yang notabene NTT merupakan daerah pemilihan Novanto. Selama ini, mereka melihat Novanto sibuk dengan dirinya sendiri, sementara masyarakat NTT diabaikan.

“Keterlibatan Setya Novanto ketika menjabat sebagai Ketua DPR RI dalam skandal ilegal mega proyek PT. Freeport,” ujar Ketua Barisan Pemuda-Mahasiswa NTT Peduli Golkar Guche Montero dalam jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (8/5).

Dia mencontohkan, kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia tidak hanya membuat citra institusi parlemen buruk, namun juga citra Golkar yang menjadi pertaruhannya. Pilihan Novanto mundur dari kursi ketua DPR RI tidak serta merta membersihkan nama baik partai dari citra koruptif yang sudah menempel.

Tak hanya itu, Guche juga mengemukakan catatan tidak wajar dari seorang pejabat publik yakni ketika Novanto melakukan kunjungan eksklusif bertemu dengan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Sanksi teguran dan pelanggaran yang dijatuhkan oleh Mahkamah Kehormatan Dewan menjadi konsekuensi miris terhadap tabiat politik yang mempertaruhkan citra lembaga negara. Pernyataan dari Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie yang menyebut pelanggaran Setya Novanto adalah dosa,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Barisan Pemuda-Mahasiswa NTT Peduli Golkar mengimbau seluruh elemen partai maupun masyarakat agar mencegah Novanto terpilih sebagai pemimpin Golkar.

“Jika Setya Novanto berhasil pimpin Golkar maka tidak akan lama lagi Dia bisa menjadi pemimpin bangsa ini,” tegas Guche. (jpnn/dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/