27.8 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Dikepung Titik Api, Riau Tak Layak Huni

Jarak pandang di beberapa daerah di Pulau Sumatera amat terbatas akibat asap.
Jarak pandang di beberapa daerah di Pulau Sumatera amat terbatas akibat asap.

PEKANBARU, SUMUTPOS.CO – Kondisi asap di Riau, Senin (13/9) semakin parah. Bandara lumpuh, sekolah tutup, aktivitas masyarakat terganggu karena asap menyerbu hingga ke dalam rumah. Kabut asap ini bahkan diyakini menjadi yang paling terparah sepanjang sejarah bencana asap, sejak 18 tahun lalu.

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan, asap membuat jarak pandang di Pekanbaru hanya sekitar 100-200 meter. Tak hanya itu, hal yang sama juga terjadi di kota Dumai, Rengat, kabupaten Pelalawan. ”Di Pelalawan dan kota Dumai hanya 50 meter, Rengat 80 meter,” ungkapnya.

Laboratorium udara Badan Lingkungan Hidup Pekanbaru mencatat kualitas udara saat ini dalam kategori berbahaya. Angka Polusi mencapai 720. Jauh melewati ambang batas udara sehat 200. Artinya kondisi udara di Riau saat ini hanya dipenuhi partikel asap mengandung racun berbahaya.

Satelit Modis (Terra dan Aqua) BMKG Stasiun Pekanbaru mencatat ada 55 titik api di Riau. Tersebar di lima kabupaten di Riau.

Untuk Sumatera, kini sedang terkepung 982 titik api. Sebanyak 618 titik api di Sumatera Selatan, 184 di Jambi, 48 di Lampung, 46 di Bangka Belitung, 18 di Sumatera barat,11 di Bengkulu 11 dan dua di Kepulauan Riau.

Akibat bencana asap, suara-suara keluhan dan kecaman pada pemerintah terus mengalir deras. ”Riau sudah berbahaya. Negeri kita sudah tidak layak huni lagi ,” tegas Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Al Azhar.

Pemerintah pusat pun diminta untuk lebih serius lagi membantu daerah yang terpapar asap. Khususnya Riau sebagai timbal balik untuk daerah yang merupakan salah satu penghasil devisa terbesar di negeri ini. Bantuan hujan buatan diharapkan lebih banyak dilakukan.

”Pemerintah pusat banyak berhutang pada negeri ini. Karena kehancuran di Riau bukan karena dibuat pemerintah daerah saja, ada peran pusat di sana,” tegas Al Azhar. (afz/jpnn)

Jarak pandang di beberapa daerah di Pulau Sumatera amat terbatas akibat asap.
Jarak pandang di beberapa daerah di Pulau Sumatera amat terbatas akibat asap.

PEKANBARU, SUMUTPOS.CO – Kondisi asap di Riau, Senin (13/9) semakin parah. Bandara lumpuh, sekolah tutup, aktivitas masyarakat terganggu karena asap menyerbu hingga ke dalam rumah. Kabut asap ini bahkan diyakini menjadi yang paling terparah sepanjang sejarah bencana asap, sejak 18 tahun lalu.

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan, asap membuat jarak pandang di Pekanbaru hanya sekitar 100-200 meter. Tak hanya itu, hal yang sama juga terjadi di kota Dumai, Rengat, kabupaten Pelalawan. ”Di Pelalawan dan kota Dumai hanya 50 meter, Rengat 80 meter,” ungkapnya.

Laboratorium udara Badan Lingkungan Hidup Pekanbaru mencatat kualitas udara saat ini dalam kategori berbahaya. Angka Polusi mencapai 720. Jauh melewati ambang batas udara sehat 200. Artinya kondisi udara di Riau saat ini hanya dipenuhi partikel asap mengandung racun berbahaya.

Satelit Modis (Terra dan Aqua) BMKG Stasiun Pekanbaru mencatat ada 55 titik api di Riau. Tersebar di lima kabupaten di Riau.

Untuk Sumatera, kini sedang terkepung 982 titik api. Sebanyak 618 titik api di Sumatera Selatan, 184 di Jambi, 48 di Lampung, 46 di Bangka Belitung, 18 di Sumatera barat,11 di Bengkulu 11 dan dua di Kepulauan Riau.

Akibat bencana asap, suara-suara keluhan dan kecaman pada pemerintah terus mengalir deras. ”Riau sudah berbahaya. Negeri kita sudah tidak layak huni lagi ,” tegas Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Al Azhar.

Pemerintah pusat pun diminta untuk lebih serius lagi membantu daerah yang terpapar asap. Khususnya Riau sebagai timbal balik untuk daerah yang merupakan salah satu penghasil devisa terbesar di negeri ini. Bantuan hujan buatan diharapkan lebih banyak dilakukan.

”Pemerintah pusat banyak berhutang pada negeri ini. Karena kehancuran di Riau bukan karena dibuat pemerintah daerah saja, ada peran pusat di sana,” tegas Al Azhar. (afz/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/