25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Jokowi Harus Pilih Cawapres Berintegritas dan Dekat Kekuatan Islam

Presiden Joko Widodo didampingi Mahfud MD pada satu kesempatan, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Presiden Joko Widodo masih mematangkan pilihan untuk menentukan figur calon wakil presiden pada Pemilu 2019. Dalam proses pemilihan itu, Jokowi diminta tidak hanya melihat figur secara elektoral, tapi juga memenuhi aspek integritas, dan kompetensi.

Peneliti Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz menyampaikan, pada periode 2014-2019, Jokowi masih memiliki kekurangan dalam isu penegakan hukum. Untuk menutup celah kekurangan itu, Jokowi disarankan memilih figur yang rekam jejaknya bersih dari pelanggaran hukum khususnya dugaan korupsi.

“Harus diseleksi dari aspek integritas, sebab Jokowi kan kurang dalam sisi hukum, maka penting cari calon wakil presiden yang punya kapasitas menutupi itu,” tutur Donal, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (16/7) lalu.

Donal menyampaikan, akan lebih baik lagi jika Jokowi menyerahkan nama bakal cawapresnya untuk dicek KPK. Tujuannya, agar Jokowi tidak salah memilih orang yang berpotensi tersandera masalah hukum. “Tidak hanya soal bagaimana nanti di kampanye, tapi soal jalannya pemerintahan itu. Yang paling penting, nantinya rekam jejak itu tentu harus jadi pertimbangan,” ungkapnya.

Dalam diskusi Pencalonan Pilpres 2019: Menantang Gagasan Antikorupsi dan Demokrasi, Donal menyampaikan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD cocok menjadi calon wakil presiden untuk Jokowi pada Pilpres 2019. “Saya berpikir dan berani untuk mencoba untuk menawarkan nama yang ideal, Profesor Mahfud,” katanya.

Ia menilai, Mahfud memenuhi syarat ideal menjadi cawapres, yakni bersih dan negarawan, karena pernah menjadi Ketua MK. Memiliki visi penegakan hukum dan demokrasi yang kuat dan konsisten, karena merupakan guru besar hukum, serta berani melawan mafia hukum dan bisnis.

Selain kriteria itu, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi menyampaikan, Mahfud punya nilai plus, yakni berpengalaman dalam pemerintahan, karena pernah menjadi Menteri Hukum dan Perundang-Undangan serta Menteri Pertahanan.

Lebih jauh, Airlangga mengungkapkan, berdasarkan hasil survei The Initiative Institute pada 10-15 Juli 2018, Mahfud juga dianggap lebih layak menjadi cawapres pendamping Jokowi, karena dikenal sebagai tokoh Islam dan profesional. Jika didampingi Mahfud, katanya, Jokowi bisa menangkal isu politik identitas dan SARA. “Pak Mahfud ini dekat dengan masyarakat Islam, tidak saja Islam moderat, tapi juga paham dengan isu kalangan muda,” pungkasnya. (rel/saz)

Presiden Joko Widodo didampingi Mahfud MD pada satu kesempatan, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Presiden Joko Widodo masih mematangkan pilihan untuk menentukan figur calon wakil presiden pada Pemilu 2019. Dalam proses pemilihan itu, Jokowi diminta tidak hanya melihat figur secara elektoral, tapi juga memenuhi aspek integritas, dan kompetensi.

Peneliti Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz menyampaikan, pada periode 2014-2019, Jokowi masih memiliki kekurangan dalam isu penegakan hukum. Untuk menutup celah kekurangan itu, Jokowi disarankan memilih figur yang rekam jejaknya bersih dari pelanggaran hukum khususnya dugaan korupsi.

“Harus diseleksi dari aspek integritas, sebab Jokowi kan kurang dalam sisi hukum, maka penting cari calon wakil presiden yang punya kapasitas menutupi itu,” tutur Donal, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (16/7) lalu.

Donal menyampaikan, akan lebih baik lagi jika Jokowi menyerahkan nama bakal cawapresnya untuk dicek KPK. Tujuannya, agar Jokowi tidak salah memilih orang yang berpotensi tersandera masalah hukum. “Tidak hanya soal bagaimana nanti di kampanye, tapi soal jalannya pemerintahan itu. Yang paling penting, nantinya rekam jejak itu tentu harus jadi pertimbangan,” ungkapnya.

Dalam diskusi Pencalonan Pilpres 2019: Menantang Gagasan Antikorupsi dan Demokrasi, Donal menyampaikan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD cocok menjadi calon wakil presiden untuk Jokowi pada Pilpres 2019. “Saya berpikir dan berani untuk mencoba untuk menawarkan nama yang ideal, Profesor Mahfud,” katanya.

Ia menilai, Mahfud memenuhi syarat ideal menjadi cawapres, yakni bersih dan negarawan, karena pernah menjadi Ketua MK. Memiliki visi penegakan hukum dan demokrasi yang kuat dan konsisten, karena merupakan guru besar hukum, serta berani melawan mafia hukum dan bisnis.

Selain kriteria itu, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi menyampaikan, Mahfud punya nilai plus, yakni berpengalaman dalam pemerintahan, karena pernah menjadi Menteri Hukum dan Perundang-Undangan serta Menteri Pertahanan.

Lebih jauh, Airlangga mengungkapkan, berdasarkan hasil survei The Initiative Institute pada 10-15 Juli 2018, Mahfud juga dianggap lebih layak menjadi cawapres pendamping Jokowi, karena dikenal sebagai tokoh Islam dan profesional. Jika didampingi Mahfud, katanya, Jokowi bisa menangkal isu politik identitas dan SARA. “Pak Mahfud ini dekat dengan masyarakat Islam, tidak saja Islam moderat, tapi juga paham dengan isu kalangan muda,” pungkasnya. (rel/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/