25.6 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Pasca Bentrok, KASAD Kunjungi Batam

Suasana di Akademi Militer Magelang yang mencetak Perwira TNI Angkatan Darat.
Suasana di Akademi Militer Magelang yang mencetak Perwira TNI Angkatan Darat.

SUMUTPOS.CO – Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo akan berada di Batam, Kamis (20/11), setelah personel Brimob dan TNI bentrok, Rabu (19/11) malam, ungkap juru bicara TNI Mayor Jenderal Fuad Basya.

“Kondisi terkini di Batam sudah kondusif. Nah sekarang tinggal kita lihat perkembangan berikutnya,” kata Fuad Basya.

Fuad memastikan semua pihak yang terlibat dalam bentrok akan mendapatkan sanksi.

“Semua permasalahan itu akan ditelusuri, akan diselidiki oleh POM (Polisi Militer). Nanti akan lari ke ranah-ranah hukum. Tinggal apakah pelanggaran yang dibuat ini melanggar apa. Apakah melanggar aturan disiplin, atau melanggar hukum pidana tentara dan lain-lain. Mereka akan dihukum sesuai dengan pasal-pasal yang dilanggar itu,” ungkap Fuad kepada wartawan BBC Indonesia Rizki Washarti.

Agar bentrok tidak terjadi lagi, Fuad mengungkap pembinaan akan ditingkatkan. Salah satu bentuknya ialah melalui pemberian pendidikan bersama-sama antara TNI dan Polri.

Secara terpisah, juru bicara Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Agus Rianto, mengatakan masih akan mendalami kasus di Batam.

“Saya coba koordinasi dengan teman dulu. Apa yang ada di sana, seperti apa,” ujar Agus, Kamis (20/11).

 

MASALAH SEPELE

Bentrok antara sejumlah personel TNI dan Polri di Batam, Rabu (19/11) malam bukan kali pertama.

Chrisbiantoro, deputi bidang strategi LSM Kontras mengatakan bentrok antara TNI dan Polri kerap kali dipicu masalah sepele.

“Saling lirik, ada juga yang mungkin saling senggol, ada juga yang dipicu persoalan-persoalan yang sebenarnya lebih pada ego, ego korps. Jadi masing-masing berpikir korps mereka yang lebih baik,” jelas Chrisbiantoro.

Oleh karena itu, Chrisbiantoro menyarankan agar institusi-institusi terkait melakukan introspeksi.

“Pendekatannya harus dari bawah. Ciptakan ruang-ruang interaksi antara setiap divisi. Doktrin itu juga mungkin harus dikoreksi sehingga prajurit-prajurit TNI itu tidak berpikir bahwa mereka lebih superior. Mereka harus berpikir bahwa mereka adalah aparat negara Indonesia yang harus saling mendukung dan menghormati,” tutup Chrisbiantoro. (BBC)

Suasana di Akademi Militer Magelang yang mencetak Perwira TNI Angkatan Darat.
Suasana di Akademi Militer Magelang yang mencetak Perwira TNI Angkatan Darat.

SUMUTPOS.CO – Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo akan berada di Batam, Kamis (20/11), setelah personel Brimob dan TNI bentrok, Rabu (19/11) malam, ungkap juru bicara TNI Mayor Jenderal Fuad Basya.

“Kondisi terkini di Batam sudah kondusif. Nah sekarang tinggal kita lihat perkembangan berikutnya,” kata Fuad Basya.

Fuad memastikan semua pihak yang terlibat dalam bentrok akan mendapatkan sanksi.

“Semua permasalahan itu akan ditelusuri, akan diselidiki oleh POM (Polisi Militer). Nanti akan lari ke ranah-ranah hukum. Tinggal apakah pelanggaran yang dibuat ini melanggar apa. Apakah melanggar aturan disiplin, atau melanggar hukum pidana tentara dan lain-lain. Mereka akan dihukum sesuai dengan pasal-pasal yang dilanggar itu,” ungkap Fuad kepada wartawan BBC Indonesia Rizki Washarti.

Agar bentrok tidak terjadi lagi, Fuad mengungkap pembinaan akan ditingkatkan. Salah satu bentuknya ialah melalui pemberian pendidikan bersama-sama antara TNI dan Polri.

Secara terpisah, juru bicara Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Agus Rianto, mengatakan masih akan mendalami kasus di Batam.

“Saya coba koordinasi dengan teman dulu. Apa yang ada di sana, seperti apa,” ujar Agus, Kamis (20/11).

 

MASALAH SEPELE

Bentrok antara sejumlah personel TNI dan Polri di Batam, Rabu (19/11) malam bukan kali pertama.

Chrisbiantoro, deputi bidang strategi LSM Kontras mengatakan bentrok antara TNI dan Polri kerap kali dipicu masalah sepele.

“Saling lirik, ada juga yang mungkin saling senggol, ada juga yang dipicu persoalan-persoalan yang sebenarnya lebih pada ego, ego korps. Jadi masing-masing berpikir korps mereka yang lebih baik,” jelas Chrisbiantoro.

Oleh karena itu, Chrisbiantoro menyarankan agar institusi-institusi terkait melakukan introspeksi.

“Pendekatannya harus dari bawah. Ciptakan ruang-ruang interaksi antara setiap divisi. Doktrin itu juga mungkin harus dikoreksi sehingga prajurit-prajurit TNI itu tidak berpikir bahwa mereka lebih superior. Mereka harus berpikir bahwa mereka adalah aparat negara Indonesia yang harus saling mendukung dan menghormati,” tutup Chrisbiantoro. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/