Akhirnya satu persatu tetangganya datang dan menolong korban, dengan mencarikan kendaraan untuk dibawa ke rumah Bidan Kadek Dewi di Desa Pacung. Namun karena keempat korban sudah dalam kondisi meninggal, akhirnya diputuskan untuk langsung dibawa ke rumah paman korban di Dusun Kaje Kangin. Keempatnya dibuatkan upacara di rumah milik Gede Suarsana (60).
Untuk memastikan kematian tersebut, tim medis dari Puskesmas II Tejakula yang dipimpin dr Komang Ari Wirama langsung melakukan pemeriksaan terhadap korban. Hasilnya, memang tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Ditemui di rumah duka, ibu Korban Ketut Suartika nampak terlihat shock dan tidak percaya anak lelaki satu-satunya, menantu serta cucu-cucunya meninggal begitu cepat tanpa memberikan sedikit pun firasat. Bahkan dirinya mengaku tidak tahu pasti kenapa anaknya melakukan perbuatan bunuh diri. Karena sepengetahuannya tidak pernah ada masalah atau konflik dengan anak maupun menantunya. Baik secara pribadi ataupun masalah anaknya dengan orang lain.
Namun seingat Ketut Suartika, menantunya Kadek Suciani memang memiliki riwayat sakit maag kronis, serta batuk yang tidak kunjung sembuh. Bahkan akibat sakit itu, membuat badannya menjadi kurus. Di samping itu cucu pertamanya juga sering sakit-sakitan.
“Seperti mimpi rasanya, anak, menantu dan cucu saya meninggal. Padahal sebelum berangkat ke pasar sekitar jam 3 pagi saya sempat lihat mereka, namun masih kondisi tertidur. Namun suami saya datang jemput saya terus nyuruh pulang. Namun setelah di rumah kaget ternyata sudah ramai orang berkumpul. Anak saya ini pendiam, dia tidak pernah ada masalah dengan siapa pun. Bahkan setahu saya mereka tidak pernah punya utang dengan siapa pun. Makanya saya kaget kok tega-teganya mengambil jalan seperti itu,” ujarnya sambil menyeka air mata.
Padahal menurut ibu korban, sehari sebelum meninggal korban sempat ke Singaraja, namun Suartika tak tahu pasti apa yang dicari anak, menantu dan cucu-cucunya ke Singaraja “Saya juga tak tahu kapan mereka beli racun, beli minuman, karena sebelumnya tak ada,” imbuhnya lagi.
Paman korban Gede Suarsana juga tak menampik jika keponakannya itu sepengetahuannya tidak pernah memiliki masalah dengan siapa pun. Bahkan Kadek Artaya ini ulet bekerja. “Sama saya sering ngobrol, namun memang karakternya pendiam. Kemungkinan kematiannya karena depresi, sebab istrinya Kadek Suciani dan kedua anaknya sering sakit-sakitan secara bergantian. Mungkin itu penyebabnya mereka bunuh diri,” terang Suarsana.