25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Gigolo Bunuh Boru Hombing

Namun Dedi mengaku tak tahu lokasi yang dimaksud Deli. Akhirnya, keduanya sepakat bertemu di Komplek Fanindo, Tanjunguncang, Batam. “Saya hanya tahu Fanindo. Lokasi lain tak tahu,” katanya.

Rabu (20/12/2017) pagi, Dedi meluncur dari Nagoya ke Fanindo, Tanjunguncang, dengan naik taksi. Setelah membayar ongkos taksi, ia duduk di sebuah kedai dan memesan secangkir kopi. Ia pun segera mengabari Deli, bahwa dirinya sudah sampai di Fanindo.

Sekira 30 menit kemudian, Deli datang dengan mengendarai mobilnya. Keduanya kemudian berbincang di kedai tersebut sambil menikmati kopi. Setelah satu jam ngobrol, Deli mengajak Dedi masuk ke mobilnya dan menuju rumah Deli.

Sesampai di rumah Deli, Dedi mengaku kaget karena di rumah itu ada anak kecil yang tak lain adalah anak Deli. Sebab saat berkenalan sebelumnya, Deli mengaku tak punya anak.

“Saya tanya korban, katanya anak yang di rumahnya itu keponakannya, anak kakaknya yang dititipkan ke korban. Saya percaya gitu aja dengan yang dikatakan korban,” terang Dedi.

Di dalam rumah korban itu, Dedi mengaku Deli mengajaknya berhubungan badan. Ia pun melayaninya. Hubungan layaknya suami istri itu mereka lakukan beberapa kali. Siang dan malam. Sebab malam itu Dedi menginap di rumah korban. “Saya sampai lupa berapa kali kami berhubungan badan,” kata Dedi.

Dedi mengaku, sebenarnya ia tak memiliki rasa cinta terhadap korban. Namun karena dirayu dan dijanjikan sejumlah uang, hati Dedi luluh.

“Saya juga masih normal. Siapa yang nggak mau dikasih gratis, dibayar lagi. Apalagi paras korban saya akui cantik orangnya,” kata Dedi.

Pagi harinya, Kamis (21/12), Dedi dan Deli kembmali berhubungan badan. Usai bercinta, Deli sempat membuat kopi untuk Dedi. Saat itulah Dedi kembali menanyakan perihal bayarannya. Ia kembali menagih uang Rp 1,3 juta yang dijanjikan Deli.

“Bukannya dibayar, saya justru dimaki sama korban, dikata-katain kotor lah, nama-nama binatang semua dialamatkan ke saya. Saya juga diusir korban pagi itu, saya disuruh pergi secepatnya dari hadapannya. Dari situlah sebenarnya emosi saya meluap,” kata pemuda 28 tahun itu.

Saat itulah Dedi kalap. Ia mencekik leher dan membenturkan kepala korban hingga Deli ditemukan tewas pada Kamis (21/12) siang.

Selain membunuh korban, Dedi juga mengakui membawa kabur sejumlah barang berharga milik Deli. Seperti ponsel, televisi, hingga mobil Toyota Rush. Rencananya, ia ingin menjual semua barang korban.

Namun Dedi mengaku tak tahu lokasi yang dimaksud Deli. Akhirnya, keduanya sepakat bertemu di Komplek Fanindo, Tanjunguncang, Batam. “Saya hanya tahu Fanindo. Lokasi lain tak tahu,” katanya.

Rabu (20/12/2017) pagi, Dedi meluncur dari Nagoya ke Fanindo, Tanjunguncang, dengan naik taksi. Setelah membayar ongkos taksi, ia duduk di sebuah kedai dan memesan secangkir kopi. Ia pun segera mengabari Deli, bahwa dirinya sudah sampai di Fanindo.

Sekira 30 menit kemudian, Deli datang dengan mengendarai mobilnya. Keduanya kemudian berbincang di kedai tersebut sambil menikmati kopi. Setelah satu jam ngobrol, Deli mengajak Dedi masuk ke mobilnya dan menuju rumah Deli.

Sesampai di rumah Deli, Dedi mengaku kaget karena di rumah itu ada anak kecil yang tak lain adalah anak Deli. Sebab saat berkenalan sebelumnya, Deli mengaku tak punya anak.

“Saya tanya korban, katanya anak yang di rumahnya itu keponakannya, anak kakaknya yang dititipkan ke korban. Saya percaya gitu aja dengan yang dikatakan korban,” terang Dedi.

Di dalam rumah korban itu, Dedi mengaku Deli mengajaknya berhubungan badan. Ia pun melayaninya. Hubungan layaknya suami istri itu mereka lakukan beberapa kali. Siang dan malam. Sebab malam itu Dedi menginap di rumah korban. “Saya sampai lupa berapa kali kami berhubungan badan,” kata Dedi.

Dedi mengaku, sebenarnya ia tak memiliki rasa cinta terhadap korban. Namun karena dirayu dan dijanjikan sejumlah uang, hati Dedi luluh.

“Saya juga masih normal. Siapa yang nggak mau dikasih gratis, dibayar lagi. Apalagi paras korban saya akui cantik orangnya,” kata Dedi.

Pagi harinya, Kamis (21/12), Dedi dan Deli kembmali berhubungan badan. Usai bercinta, Deli sempat membuat kopi untuk Dedi. Saat itulah Dedi kembali menanyakan perihal bayarannya. Ia kembali menagih uang Rp 1,3 juta yang dijanjikan Deli.

“Bukannya dibayar, saya justru dimaki sama korban, dikata-katain kotor lah, nama-nama binatang semua dialamatkan ke saya. Saya juga diusir korban pagi itu, saya disuruh pergi secepatnya dari hadapannya. Dari situlah sebenarnya emosi saya meluap,” kata pemuda 28 tahun itu.

Saat itulah Dedi kalap. Ia mencekik leher dan membenturkan kepala korban hingga Deli ditemukan tewas pada Kamis (21/12) siang.

Selain membunuh korban, Dedi juga mengakui membawa kabur sejumlah barang berharga milik Deli. Seperti ponsel, televisi, hingga mobil Toyota Rush. Rencananya, ia ingin menjual semua barang korban.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/