25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Diterjang Ombak Besar dan Terkatung 8 Hari

IST
TERDAMPAR: Kapal nelayan asal Aceh, KM Nelayan, bersama 4 ABK, terdampar hingga ke kawasan Thailand. Ini terjadi setelah kapal mereka dihantam ombak besar dan mengakibatkan mesin rusak.

BANDA ACEH-Sebuah kapal nelayan asal Aceh bernama KM Nelayan, bersama 4 krunya, terdampar hingga ke kawasan Thailand. Peristiwa ini terjadi, setelah kapal mereka dihantam ombak besar dan mengakibatkan mesin rusak.

Sekretaris Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek mengatakan, pihaknya mendapat informasi tersebut pada Jumat (24/8) lalu, kemudian menindaklanjuti laporan tersebut. Sebelumnya, nelayan ini diketahui berangkat dari Pelabuahan Lampulo, Banda Aceh, Selasa (14/8), sekira pukul 14.00 WIB.

“Kapal nelayan KM Nelayan 2016/37/47 dengan menggunakan alat tangkap pancing tuna, berangkat melaut dari Lampulo menuju Laut Aceh. ABK-nya terdiri dari 4 orang,” ungkap Miftach kepada JawaPos.com (Grup Sumut Pos) di Banda Aceh, Senin (27/8).

Miftach kemudian mencoba menghubungi atau mengontak para ABK kapal. Keempat ABK kapal ini masing-masing Arifin, asal Gampong, Desa Maju, Simeulu Timur; Muhammad, asal Gampong, Pulo Bungong Batee, Pidie; Dedi Surianto dan Dendi R, keduanya asal Kabupaten Aceh Barat Daya. Arifin diketahui sebagai nahkoda kapal. “Saat KM Nelayan menuju sasaran pemancingan, mesin kapal mati dengan tiba-tiba, dan setelah diselidiki, ternyata mesin mengalami kerusakan baterai, sehingga tidak mau dicas,” bebernya.

Selama beberapa jam di laut, nelayan Aceh itu bertemu dengan nelayan dari India, dan membantu mengecas baterai KM Nelayan agar mesin hidup kembali. Setelah mesin bagus dan hidup, mereka berangkat kembali dan menuju pulang ke Dermaga Lampulo, Banda Aceh. “Saat dalam perjalanan pulang keesokan harinya, pukul 11.00 WIB, kapal nelayan bertemu dengan badai dan ombak besar. Kapal KM Nelayan mengalami kerusakan patah as kipas (kemudi) dan tidak dapat diperbaiki lagi,” tambah Miftach.

Akibatnya, sejak Rabu (16/8) lalu, kapal KM Nelayan tidak bisa berjalan, dan akhirnya terkatung-katung di lautan selama 8 hari. Sehingga, kapal beserta ABK-nya terbawa angin dari tenggara selatan sehingga mereka terseret ke utara. “Keesokan harinya, tiupan angin berubah posisi, yakni dari barat daya dan mereka terseret ke timur. Mereka terdampar ke Pulau Semilan Phanga, Thailand. Selanjutnya nelayan berjumpa dengan nelayan Thailand hingga akhirnya diselamatkan dan ditarik ke daratan,” papar Miftach lagi.

Hingga kini semua ABK kapal nelayan asal Aceh itu, dalam keadaan sehat. Panglima Laot Aceh dalam waktu dekat segera menghubungi Pemerintah Aceh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh dan Pihak Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP) RI, serta pihak terkait untuk membantu pemulangan nelayan tersebut. (mal/jpc/saz)

IST
TERDAMPAR: Kapal nelayan asal Aceh, KM Nelayan, bersama 4 ABK, terdampar hingga ke kawasan Thailand. Ini terjadi setelah kapal mereka dihantam ombak besar dan mengakibatkan mesin rusak.

BANDA ACEH-Sebuah kapal nelayan asal Aceh bernama KM Nelayan, bersama 4 krunya, terdampar hingga ke kawasan Thailand. Peristiwa ini terjadi, setelah kapal mereka dihantam ombak besar dan mengakibatkan mesin rusak.

Sekretaris Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek mengatakan, pihaknya mendapat informasi tersebut pada Jumat (24/8) lalu, kemudian menindaklanjuti laporan tersebut. Sebelumnya, nelayan ini diketahui berangkat dari Pelabuahan Lampulo, Banda Aceh, Selasa (14/8), sekira pukul 14.00 WIB.

“Kapal nelayan KM Nelayan 2016/37/47 dengan menggunakan alat tangkap pancing tuna, berangkat melaut dari Lampulo menuju Laut Aceh. ABK-nya terdiri dari 4 orang,” ungkap Miftach kepada JawaPos.com (Grup Sumut Pos) di Banda Aceh, Senin (27/8).

Miftach kemudian mencoba menghubungi atau mengontak para ABK kapal. Keempat ABK kapal ini masing-masing Arifin, asal Gampong, Desa Maju, Simeulu Timur; Muhammad, asal Gampong, Pulo Bungong Batee, Pidie; Dedi Surianto dan Dendi R, keduanya asal Kabupaten Aceh Barat Daya. Arifin diketahui sebagai nahkoda kapal. “Saat KM Nelayan menuju sasaran pemancingan, mesin kapal mati dengan tiba-tiba, dan setelah diselidiki, ternyata mesin mengalami kerusakan baterai, sehingga tidak mau dicas,” bebernya.

Selama beberapa jam di laut, nelayan Aceh itu bertemu dengan nelayan dari India, dan membantu mengecas baterai KM Nelayan agar mesin hidup kembali. Setelah mesin bagus dan hidup, mereka berangkat kembali dan menuju pulang ke Dermaga Lampulo, Banda Aceh. “Saat dalam perjalanan pulang keesokan harinya, pukul 11.00 WIB, kapal nelayan bertemu dengan badai dan ombak besar. Kapal KM Nelayan mengalami kerusakan patah as kipas (kemudi) dan tidak dapat diperbaiki lagi,” tambah Miftach.

Akibatnya, sejak Rabu (16/8) lalu, kapal KM Nelayan tidak bisa berjalan, dan akhirnya terkatung-katung di lautan selama 8 hari. Sehingga, kapal beserta ABK-nya terbawa angin dari tenggara selatan sehingga mereka terseret ke utara. “Keesokan harinya, tiupan angin berubah posisi, yakni dari barat daya dan mereka terseret ke timur. Mereka terdampar ke Pulau Semilan Phanga, Thailand. Selanjutnya nelayan berjumpa dengan nelayan Thailand hingga akhirnya diselamatkan dan ditarik ke daratan,” papar Miftach lagi.

Hingga kini semua ABK kapal nelayan asal Aceh itu, dalam keadaan sehat. Panglima Laot Aceh dalam waktu dekat segera menghubungi Pemerintah Aceh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh dan Pihak Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP) RI, serta pihak terkait untuk membantu pemulangan nelayan tersebut. (mal/jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/