24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Jokowi Tinggalkan Relawan

AMINOER RASYID/SUMUT POS JOKOWI-JK: Becak bermotor bertenda Jokowi-JK di depan Stasiun Besar Kereta Api  Medan, beberapa waktu lalu. Rabu (4/6). Tenda pasangan calon koalisi Indonesia Hebat tersebut sebagai dukungan kepada Jokowi-JK dalam Pilpres Juli mendatang.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
JOKOWI-JK: Becak bermotor bertenda Jokowi-JK di depan Stasiun Besar Kereta Api Medan, beberapa waktu lalu.
Rabu (4/6). Tenda pasangan calon koalisi Indonesia Hebat tersebut sebagai dukungan kepada Jokowi-JK dalam Pilpres Juli mendatang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO-Keberadaan kelompok kerja (Pokja) yang terdiri dari relawan sudah tak ada lagi dalam Tim Transisi Joko Widodo (Jokowi). Presiden terpilih itupun dianggap telah meninggalkan para relawan yang telah berjasa besar dalam Pilpres lalu.

Dengan tidak ada lagi pokja, Tim Transisi kembali ditangani oleh lima orang deputinya. “Anggota kantor transisi kembali sepeti pertama kali, yaitu saya dan deputi-deputi dan bagian sekretariatan. Kita saja kerja, tinggal lima orang,” ujar Kepala Rumah Transisi Rini Soemarno di Rumah Transisi, Jalan Situbondo 10, Menteng, Jakarta, Minggu malam (28/9).

Menurut Rini, selama ini, anggota pokja sudah bekerja dengan baik. Dengan membantu dan menyalurkan berbagai ide untuk persiapan pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.

“Mereka sudah memasukkan semua pemikiran apa yang mereka dapatkan dari informasi-informasi oleh relawan maupun dari pemerintahan SBY. Dan, mereka memberikan alternatif-alternatif apa yang harus dilakukan ke depan,” jelas Rini.

Dia menambahkan, Tim Transisi juga tidak akan membentuk pokja baru atau semacamnya setelah 16 unit pokja ini dibubarkan. “Tidak ada bentukan apa-apa. Setelah ini tidak ada lagi pokja-pokja sudah selesai pekerjaannya. Jadi, mereka tidak lagi menjadi bagian kantor transisi, mereka sudah ke tempat masing-masing, aktivitas mereka kembali sebelum mereka menjadi bagian dari pokja,” demikian Rini.

Acara pembubaran kemarin juga dihadiri presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengapresiasi kinerja pokja dan relawan yang telah membantu dan memenuhi keinginannya dan JK. “Saya ingin sampaikan penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja bapak ibu semua yang sudah bekerja pagi, siang, malam, memberikan masukan dan input, juga opsi bagi kami dalam rangka mengambil kebijakan yang baik nanti,” ujar Jokowi dalam sambutannya.

Jokowi menyatakan, saat pokja dan relawan transisi terbentuk, dirinya memang memberikan pesan khusus kepada mereka. Yaitu, meminta dibuatkan rekomendasi yang siap dioperasionalkan dan mudah dipahami. Hal itu telah dilaksanakan dengan baik oleh pokja dan relawan selama bertugas. “Jangan sampai saya dan Pak JK dibuatkan konsep yang tinggi, yang bacanya saja kesulitan. Nanti kita berdua bisa tambah kurus,” canda Jokowi.

Dijadikan ‘Herder’
Komentar pedas muncul dari Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky Khadafi. MEnurutnya, Jokowi malah telah meninggalkan dan bahkan dianggap telah melupakan para relawan yang mendukung dalam Pilpres lalu.

Pernyataan ini disampaikan Uchok Sky Khadafi dalam acara diskusi bertajuk ‘Membaca Arah Kabinet Jokowi-JK’ di Cikini, Jakarta Pusat pada Minggu (28/9). Menurutnya pasangan Jokowi-JK hanya memanfaatkan kelompok relawan hanya untuk kepentingan pemenangan pilpres semata.

“Jokowi lebih enjoy kepada elite saja.  Coba siapa orang dekat Jokowi? Rini Soemarno, Ari Soemarno dan lain-lain. Itu kan orang-orang yang integritasnya dipertanyakan publik. Juga lebih enjoy kepada elit partai. Itu artinya goodbye kepada relawan,” kata Ucok.

Ucok menduga kelompok relawan yang terkenal dengan militansinya hanya akan dimanfaatkan Jokowi-JK untuk menghadapi lawan politiknya, Koalisi Merah Putih. Terutama saat resmi memimpin di pemerintahan baru. Dugaan itu, kata dia, sudah mulai terlihat ketika Koalisi Merah Putih menang menggolkan RUU Pilkada menjadi undang-undang.

“Pasca Koalisi Merah Putih menang di DPR itu, kan relawan bermunculan lagi, ramai-ramai menentang. Itu sudah tanda-tanda. Ibaratnya, relawan akan dibuat seperti herder saja, kasihan relawan itu. Nanti dimanfaatkan untuk hadapi musuh” pungkas Uchok. (dem/rm/flo/jpnn/rbb)

AMINOER RASYID/SUMUT POS JOKOWI-JK: Becak bermotor bertenda Jokowi-JK di depan Stasiun Besar Kereta Api  Medan, beberapa waktu lalu. Rabu (4/6). Tenda pasangan calon koalisi Indonesia Hebat tersebut sebagai dukungan kepada Jokowi-JK dalam Pilpres Juli mendatang.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
JOKOWI-JK: Becak bermotor bertenda Jokowi-JK di depan Stasiun Besar Kereta Api Medan, beberapa waktu lalu.
Rabu (4/6). Tenda pasangan calon koalisi Indonesia Hebat tersebut sebagai dukungan kepada Jokowi-JK dalam Pilpres Juli mendatang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO-Keberadaan kelompok kerja (Pokja) yang terdiri dari relawan sudah tak ada lagi dalam Tim Transisi Joko Widodo (Jokowi). Presiden terpilih itupun dianggap telah meninggalkan para relawan yang telah berjasa besar dalam Pilpres lalu.

Dengan tidak ada lagi pokja, Tim Transisi kembali ditangani oleh lima orang deputinya. “Anggota kantor transisi kembali sepeti pertama kali, yaitu saya dan deputi-deputi dan bagian sekretariatan. Kita saja kerja, tinggal lima orang,” ujar Kepala Rumah Transisi Rini Soemarno di Rumah Transisi, Jalan Situbondo 10, Menteng, Jakarta, Minggu malam (28/9).

Menurut Rini, selama ini, anggota pokja sudah bekerja dengan baik. Dengan membantu dan menyalurkan berbagai ide untuk persiapan pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.

“Mereka sudah memasukkan semua pemikiran apa yang mereka dapatkan dari informasi-informasi oleh relawan maupun dari pemerintahan SBY. Dan, mereka memberikan alternatif-alternatif apa yang harus dilakukan ke depan,” jelas Rini.

Dia menambahkan, Tim Transisi juga tidak akan membentuk pokja baru atau semacamnya setelah 16 unit pokja ini dibubarkan. “Tidak ada bentukan apa-apa. Setelah ini tidak ada lagi pokja-pokja sudah selesai pekerjaannya. Jadi, mereka tidak lagi menjadi bagian kantor transisi, mereka sudah ke tempat masing-masing, aktivitas mereka kembali sebelum mereka menjadi bagian dari pokja,” demikian Rini.

Acara pembubaran kemarin juga dihadiri presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengapresiasi kinerja pokja dan relawan yang telah membantu dan memenuhi keinginannya dan JK. “Saya ingin sampaikan penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja bapak ibu semua yang sudah bekerja pagi, siang, malam, memberikan masukan dan input, juga opsi bagi kami dalam rangka mengambil kebijakan yang baik nanti,” ujar Jokowi dalam sambutannya.

Jokowi menyatakan, saat pokja dan relawan transisi terbentuk, dirinya memang memberikan pesan khusus kepada mereka. Yaitu, meminta dibuatkan rekomendasi yang siap dioperasionalkan dan mudah dipahami. Hal itu telah dilaksanakan dengan baik oleh pokja dan relawan selama bertugas. “Jangan sampai saya dan Pak JK dibuatkan konsep yang tinggi, yang bacanya saja kesulitan. Nanti kita berdua bisa tambah kurus,” canda Jokowi.

Dijadikan ‘Herder’
Komentar pedas muncul dari Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky Khadafi. MEnurutnya, Jokowi malah telah meninggalkan dan bahkan dianggap telah melupakan para relawan yang mendukung dalam Pilpres lalu.

Pernyataan ini disampaikan Uchok Sky Khadafi dalam acara diskusi bertajuk ‘Membaca Arah Kabinet Jokowi-JK’ di Cikini, Jakarta Pusat pada Minggu (28/9). Menurutnya pasangan Jokowi-JK hanya memanfaatkan kelompok relawan hanya untuk kepentingan pemenangan pilpres semata.

“Jokowi lebih enjoy kepada elite saja.  Coba siapa orang dekat Jokowi? Rini Soemarno, Ari Soemarno dan lain-lain. Itu kan orang-orang yang integritasnya dipertanyakan publik. Juga lebih enjoy kepada elit partai. Itu artinya goodbye kepada relawan,” kata Ucok.

Ucok menduga kelompok relawan yang terkenal dengan militansinya hanya akan dimanfaatkan Jokowi-JK untuk menghadapi lawan politiknya, Koalisi Merah Putih. Terutama saat resmi memimpin di pemerintahan baru. Dugaan itu, kata dia, sudah mulai terlihat ketika Koalisi Merah Putih menang menggolkan RUU Pilkada menjadi undang-undang.

“Pasca Koalisi Merah Putih menang di DPR itu, kan relawan bermunculan lagi, ramai-ramai menentang. Itu sudah tanda-tanda. Ibaratnya, relawan akan dibuat seperti herder saja, kasihan relawan itu. Nanti dimanfaatkan untuk hadapi musuh” pungkas Uchok. (dem/rm/flo/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/