26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Indra Kelana Nasution, Mantan Pemain Timnas yang Diabaikan

Foto: Deking Sembiring/Sumut Pos
Indra Kelana Nasuiton ingin kembali merumput.

SUMUTPOS.CO  – Sempat digadang-gadangkan sebagai pemain masa depan Indonesia, nasib Indra Kelana Nasution justru sangat memprihatinkan. Dia kini terpaksa berhenti bermain bola setelah mengalami cedera ketika memperkuat tim Sumatera Utara jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat.

Indra Kelana merupakan salah satu pemain potensial asal Sumatera Utara. Sejak berlatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Medan Soccer, bakat Indra sudah terlihat. Tak ayal, dia beberapa kali dipanggil memperkuat Tim Nasional Kelompok Umur.

Putra pasangan almahum Gusti Nasution dan Sukisni tersebut pertama kali dipanggil memperkuat Timnas U-14, U-15 hingga U-17. Segudang prestasi pernah diraihnya di timnas tersebut. Diantaranya menjadi top skor dan pemain terbaik Asian School U-15 di Thailand, serta top skor Asian School U-17 di Hongkong. Dia juga ikut berjasa mengantar tim Sumut meraih medali emas cabang sepak bola pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2013 di Jakarta.

Pemain kelahiran Medan, 15 Juni 1996 tersebut juga sempat dipanggil ikut seleksi Timnas U-19. Karena sesuatu alasan, dia gagal. Kemudian, Indra kembali dipanggil seleksi dan lolos pembentukan tim Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) yang dipersiapkan menghadapi Asian Games 2018.

Pemain berusia 20 tahun itu kemudian dipanggil memperkuat tim Sumatera Utara di Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera 2015. Dia menjadi top skor dan mengantar Sumut meraih medali perak, sekaligus lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016.

Hasil ini membuat Indra meninggalkan PPLM dan memilih memperkuat tim PON Sumut. Kesialan kemudian menghampiri Indra karena mengalami cedera lutut saat melakoni latihan bersama tim PON Sumut di Kisaran. Akibat cedera itu, pemain berusia 20 tahun tersebut terpaksa absen membela Sumut di PON 2016.

“Saya mengalami cedera ketika melakoni latihan bersama tim sebagai persiapan sebelum berangkat ke Jawa Barat. Akibat cedera itu, saya terpaksa memendam ambisi tampil di PON. Padahal itu sudah lama saya impikan,” ujar Indra Kelana di Medan, Selasa (4/4).

Ya, Indra Kelana memang memiliki mimpi tampil di PON. Demi mewujudkan mimpi itu, dia rela meninggalkan tim PPLM di Purwakarta. “Saya memang mengambil resiko meninggalkan PPLM demi tim PON Sumut. Sebab sejak kecil saya memiliki mimpi membela Sumut di PON. Ternyata mimpi itu tidak kesampaian. Saya justru mengalami cedera dan tidak diperhatikan lagi,” ungkapnya.

Cedera tersebut membuatnya frustrasi karena terpaksa berhenti bermain bola selama dua tahun. Dia pun diabaikan. Tidak ada orang yang membentu dalam proses penyembuhan. “Karena tidak ada biaya, saya terpaksa berobat ke tukang kusuk,” paparnya.

Hasil tersebut tidak maksimal. Meski cederanya sudah sembuh, namun tidak bisa bermain sepak bola. “Lutut saya bermasalah. Saya harus melakukan operasi agar sembuh total. Namun, saya tidak memiliki uang. Ibu saya hanya seorang janda. Ibu bahkan menyuruh saya untuk melupakan mimpi menjadi pemain profesional, karena tidak ada biaya untuk operasi,” tutunya seraya meneteskan air mata.

Indra mengaku ingin kembali bermain bola. Apalagi melihat teman-temannya seangkatan di timnas pelajar dulu sudah tersebar di beberapa klub. “Saya kadang menangis melihat mereka bermain bola,” tutunya.

Warga Jalan Karya Jasa Medan Johor ini pun mengharapkan bantuan semua pihak, khususnya Ketua PSSI Letjen TNI Edi Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi dan Ketua KONI Sumut John Ismadi Lubis. “Saya berharap bisa kembali bermain bola. Karena cita-cita saya hanya ingin menjadi pemain bola,” pungkasnya. (dek)

Foto: Deking Sembiring/Sumut Pos
Indra Kelana Nasuiton ingin kembali merumput.

SUMUTPOS.CO  – Sempat digadang-gadangkan sebagai pemain masa depan Indonesia, nasib Indra Kelana Nasution justru sangat memprihatinkan. Dia kini terpaksa berhenti bermain bola setelah mengalami cedera ketika memperkuat tim Sumatera Utara jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat.

Indra Kelana merupakan salah satu pemain potensial asal Sumatera Utara. Sejak berlatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Medan Soccer, bakat Indra sudah terlihat. Tak ayal, dia beberapa kali dipanggil memperkuat Tim Nasional Kelompok Umur.

Putra pasangan almahum Gusti Nasution dan Sukisni tersebut pertama kali dipanggil memperkuat Timnas U-14, U-15 hingga U-17. Segudang prestasi pernah diraihnya di timnas tersebut. Diantaranya menjadi top skor dan pemain terbaik Asian School U-15 di Thailand, serta top skor Asian School U-17 di Hongkong. Dia juga ikut berjasa mengantar tim Sumut meraih medali emas cabang sepak bola pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2013 di Jakarta.

Pemain kelahiran Medan, 15 Juni 1996 tersebut juga sempat dipanggil ikut seleksi Timnas U-19. Karena sesuatu alasan, dia gagal. Kemudian, Indra kembali dipanggil seleksi dan lolos pembentukan tim Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) yang dipersiapkan menghadapi Asian Games 2018.

Pemain berusia 20 tahun itu kemudian dipanggil memperkuat tim Sumatera Utara di Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera 2015. Dia menjadi top skor dan mengantar Sumut meraih medali perak, sekaligus lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016.

Hasil ini membuat Indra meninggalkan PPLM dan memilih memperkuat tim PON Sumut. Kesialan kemudian menghampiri Indra karena mengalami cedera lutut saat melakoni latihan bersama tim PON Sumut di Kisaran. Akibat cedera itu, pemain berusia 20 tahun tersebut terpaksa absen membela Sumut di PON 2016.

“Saya mengalami cedera ketika melakoni latihan bersama tim sebagai persiapan sebelum berangkat ke Jawa Barat. Akibat cedera itu, saya terpaksa memendam ambisi tampil di PON. Padahal itu sudah lama saya impikan,” ujar Indra Kelana di Medan, Selasa (4/4).

Ya, Indra Kelana memang memiliki mimpi tampil di PON. Demi mewujudkan mimpi itu, dia rela meninggalkan tim PPLM di Purwakarta. “Saya memang mengambil resiko meninggalkan PPLM demi tim PON Sumut. Sebab sejak kecil saya memiliki mimpi membela Sumut di PON. Ternyata mimpi itu tidak kesampaian. Saya justru mengalami cedera dan tidak diperhatikan lagi,” ungkapnya.

Cedera tersebut membuatnya frustrasi karena terpaksa berhenti bermain bola selama dua tahun. Dia pun diabaikan. Tidak ada orang yang membentu dalam proses penyembuhan. “Karena tidak ada biaya, saya terpaksa berobat ke tukang kusuk,” paparnya.

Hasil tersebut tidak maksimal. Meski cederanya sudah sembuh, namun tidak bisa bermain sepak bola. “Lutut saya bermasalah. Saya harus melakukan operasi agar sembuh total. Namun, saya tidak memiliki uang. Ibu saya hanya seorang janda. Ibu bahkan menyuruh saya untuk melupakan mimpi menjadi pemain profesional, karena tidak ada biaya untuk operasi,” tutunya seraya meneteskan air mata.

Indra mengaku ingin kembali bermain bola. Apalagi melihat teman-temannya seangkatan di timnas pelajar dulu sudah tersebar di beberapa klub. “Saya kadang menangis melihat mereka bermain bola,” tutunya.

Warga Jalan Karya Jasa Medan Johor ini pun mengharapkan bantuan semua pihak, khususnya Ketua PSSI Letjen TNI Edi Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi dan Ketua KONI Sumut John Ismadi Lubis. “Saya berharap bisa kembali bermain bola. Karena cita-cita saya hanya ingin menjadi pemain bola,” pungkasnya. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/