26.7 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Kami Siap Miskin untuk Lolos ke Piala Dunia

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri tidak butuh lama untuk melakukan pencoretan pemain jelang kualifikasi Piala Asia U-19. Usai latihan perdana, Indra Sjafri langsung melakukan pencoretan empat pemain dari 31 pemain yang mengikuti Training Camp (TC).
Indra Syafri

SUMUTPOS.CO – Tim Nasional U-19 (berusia di bawah 19 tahun) berkomitmen lolos ke Piala Dunia 2015. Saat ini mereka benar-benar serius berlatih menghadapi putaran final Piala Asia dilangsungkan Oktober tahun depan di Myanmar.

Agar bisa bersaing, Indra mematok 20 uji coba dengan klub lokal hingga Timur Tengah dan Eropa. “Kami siap miskin untuk Piala Dunia. Jadi kalau ada tawaran iklan seperti kemarin Rp 600 juta, ecek-eceklah menurut kami, ” kata Pelatih Tim Nasional U-19 Indra Sjafri saat ditemui wartawan Jumat dua pekan lalu di Hotel Transit Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Berikut penuturan Indra kepada Arbi Soemandoyo dan Pramirvan Datu Aprillatu sebelum terbang menuju Batam.

Tim Nasional U-19 rencananya akan uji coba dengan siapa saja?

Nama negarannya belum tahu. Itu nanti PSSI yang urus. Cuma ada Timur Tengah, Eropa, dan lokal. Bentuknya bisa pertandingan tunggal, bisa juga turnamen mini. Yang penting sebelum ke Myanmar harus sudah bertanding minimal 20 kali.

Kenapa harus 20 kali?

Itu untuk kematangan mereka, supaya mereka lebih kompetitif. Jadi kalau di usia 16, itu 20 kali maksimal. Kalau 19 itu maksimal 30 kali dalam setahun. Itu sudah dari penelitian orang.

Ketika Anda blusukan, apakah memakai biaya sendiri?

Tidak biaya sendiri. Ada pemerintah provinsi bantu, ada orang kemenpora bantu, ada temen, orang-orang peduli. Kan, waktu itu PSSI lagi gontok-gontokan. Saya nggak mau masuk di situ karena saya dipekerjakan di PSSI, dikontrak PSSI. Apa yang bisa saya lakukan, saya lakukan.

Bagaimana supaya Tim Nasional U-19 berlanjut hingga ke tingkat senior?

Ada Kompetisi U-21 di liga super, itu kan dalam rangka supaya berkesinambungan. Kalau dulu kan setelah tim habis. Apalagi tim ini, kalau lolos Piala Dunia, AFF dia coba, kualifikasi Piala Asia dia coba, Piala Asia dia coba, Piala Dunia dia coba.

Dengan proses ini, baru dia matang di tim nasional senior. Dia mengikuti proses-proses elite, kompetisi-kompetisi tingkat atas. Baru dia mapan di senior. Kalau tim-tim kita ini mana pernah coba kayak gini. Dia paling dari Suratin, Medco sudah.

Masalah permain terbaik ketika beranjak ke tim senior sudah ada dari 1980-1985. Bagaimana masalah ini?

Kalau untuk tim ini tidak ada masalah, ini sudah ada di jalur benar. Sekarang dia ikut Piala Asia, lolos ikut Piala Dunia, kan tertata bagus. Nanti baru mateng di situ. Ke depan dipikirin, apakah mau ditaruh di klub-klub Indonesia atau Eropa. Kalau saya sih pengennya ditaruh di Eropa, dititip.

Apakah sudah ada kerja sama?

Belum ada ke arah situ. Kita hanya fokus ke Piala Dunia. Itu gampanglah kalau pemain-pemain kita bagus. Sekarang saja sudah ada yang minta kok.

Apa saja kendala hingga akhirnya tim bisa bermain bagus?

Secara garis besar nggak ada kendala. Di awal-awal saja kita ada kendala, tapi semua bisa terorganisir dengan baik.

Kendala-kendala itu apa?

Kalau di awal masalah pendanaan ketika PSSI sedang berantem

Hanya pendanaan saja?

Iya, yang lain-lain nggak ada.

Apakah Anda puas dengan hasil Tim Nasional U-19 saat ini?

Tidak hanya saya yang puas, mulai presiden sampai rakyat kecil juga puas. Kemarin presiden panggil saya. Mas terima kasih, katanya puas.

Cukup sampai di sini atau ada upaya lain?

Kan ini upayanya, tanggal 9 (November) kita persiapkan lagi. Target kita lolos ke Piala Dunia.

Kalau tidak tercapai?

Berarti harus dievaluasi kenapa tidak tercapai.

Sejauh ini Anda melihat semangat Tim Nasional U-19 seperti apa?

Semangat sekali mereka. Kan sudah bikin pernyataan, kami tidak butuh duit, kami siap miskin untuk Piala Dunia. Jadi kalau ada tawaran iklan seperti kemarin Rp 600 juta, ecek-eceklah menurut kami. Dibanding Piala Dunia, duit Rp 1 miliar kecil lah.

Ada wacana akan tanding dengan Arsenal?

Ya itu yang saya minta, Brasil juga saya minta. Harus yang level-level tinggi kita uji coba. Jangan Malaysia yang ecek-ecek lagi kita uji coba. Malaysia itu bukan apa-apanya kita lagi. Wartawan saja memposisikan Malaysia sebagai musuh bebuyutan.

Mau Arsenal ke sini, saya tidak takut dengan Arsenal. Siapa sih arsenal? Ngapain takut, Brasil juga. Main dulu, coba dulu, lawan dulu dia. Nanti ada proses evaluasi. Kemarin menang lawan Korea Selatan, saya dibilang sombong.

Kepercayaan bangsa Indonesia ini sudah terpuruk, itu jadi masalah. Orang bule lewat aja kita bungkuk-bungkuk. Saya ludahin dia. Itu yang nggak pernah bangkit kita, makanya kita bodoh terus. Itu tidak pernah dibangkitkan. Saya orang nggak takut salah, saya orang mau bekerja.

Dari sebelas pemain dan 24 cadangan, siapa paling mengesankan?

Sama saja, nggak ada, semuanya sama. Tidak ada pemain bintang, mereka sama, statusnya sama. Mau yang main atau nggak, itu sama. Begitu juga di struktur kepelatihan, kita juga sama.

Pelatih kepala nggak lebih penting dari pengambil bola, sama pentingnya. Kalau dia enggak ada, saya enggak bisa kerja. Itu yang kita bangun, kebersamaan. Makanya iklan kita larang, itu alasannya.

Sudah banyak yang menawarkan iklan?

Oh banyak, semua ditolak.

Berapa nilai kontrak terbesar?

Nilainya tidak disebut, kita belum sampai ke angka. Tapi ada yang berminat.

Jadi tetap konsentrasi sampai Piala Dunia?

Itu sudah komitmen kita, komitmen PSSI. Kita konsentrasi persiapan final Piala Asia dan Piala Dunia.

[fas]

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri tidak butuh lama untuk melakukan pencoretan pemain jelang kualifikasi Piala Asia U-19. Usai latihan perdana, Indra Sjafri langsung melakukan pencoretan empat pemain dari 31 pemain yang mengikuti Training Camp (TC).
Indra Syafri

SUMUTPOS.CO – Tim Nasional U-19 (berusia di bawah 19 tahun) berkomitmen lolos ke Piala Dunia 2015. Saat ini mereka benar-benar serius berlatih menghadapi putaran final Piala Asia dilangsungkan Oktober tahun depan di Myanmar.

Agar bisa bersaing, Indra mematok 20 uji coba dengan klub lokal hingga Timur Tengah dan Eropa. “Kami siap miskin untuk Piala Dunia. Jadi kalau ada tawaran iklan seperti kemarin Rp 600 juta, ecek-eceklah menurut kami, ” kata Pelatih Tim Nasional U-19 Indra Sjafri saat ditemui wartawan Jumat dua pekan lalu di Hotel Transit Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Berikut penuturan Indra kepada Arbi Soemandoyo dan Pramirvan Datu Aprillatu sebelum terbang menuju Batam.

Tim Nasional U-19 rencananya akan uji coba dengan siapa saja?

Nama negarannya belum tahu. Itu nanti PSSI yang urus. Cuma ada Timur Tengah, Eropa, dan lokal. Bentuknya bisa pertandingan tunggal, bisa juga turnamen mini. Yang penting sebelum ke Myanmar harus sudah bertanding minimal 20 kali.

Kenapa harus 20 kali?

Itu untuk kematangan mereka, supaya mereka lebih kompetitif. Jadi kalau di usia 16, itu 20 kali maksimal. Kalau 19 itu maksimal 30 kali dalam setahun. Itu sudah dari penelitian orang.

Ketika Anda blusukan, apakah memakai biaya sendiri?

Tidak biaya sendiri. Ada pemerintah provinsi bantu, ada orang kemenpora bantu, ada temen, orang-orang peduli. Kan, waktu itu PSSI lagi gontok-gontokan. Saya nggak mau masuk di situ karena saya dipekerjakan di PSSI, dikontrak PSSI. Apa yang bisa saya lakukan, saya lakukan.

Bagaimana supaya Tim Nasional U-19 berlanjut hingga ke tingkat senior?

Ada Kompetisi U-21 di liga super, itu kan dalam rangka supaya berkesinambungan. Kalau dulu kan setelah tim habis. Apalagi tim ini, kalau lolos Piala Dunia, AFF dia coba, kualifikasi Piala Asia dia coba, Piala Asia dia coba, Piala Dunia dia coba.

Dengan proses ini, baru dia matang di tim nasional senior. Dia mengikuti proses-proses elite, kompetisi-kompetisi tingkat atas. Baru dia mapan di senior. Kalau tim-tim kita ini mana pernah coba kayak gini. Dia paling dari Suratin, Medco sudah.

Masalah permain terbaik ketika beranjak ke tim senior sudah ada dari 1980-1985. Bagaimana masalah ini?

Kalau untuk tim ini tidak ada masalah, ini sudah ada di jalur benar. Sekarang dia ikut Piala Asia, lolos ikut Piala Dunia, kan tertata bagus. Nanti baru mateng di situ. Ke depan dipikirin, apakah mau ditaruh di klub-klub Indonesia atau Eropa. Kalau saya sih pengennya ditaruh di Eropa, dititip.

Apakah sudah ada kerja sama?

Belum ada ke arah situ. Kita hanya fokus ke Piala Dunia. Itu gampanglah kalau pemain-pemain kita bagus. Sekarang saja sudah ada yang minta kok.

Apa saja kendala hingga akhirnya tim bisa bermain bagus?

Secara garis besar nggak ada kendala. Di awal-awal saja kita ada kendala, tapi semua bisa terorganisir dengan baik.

Kendala-kendala itu apa?

Kalau di awal masalah pendanaan ketika PSSI sedang berantem

Hanya pendanaan saja?

Iya, yang lain-lain nggak ada.

Apakah Anda puas dengan hasil Tim Nasional U-19 saat ini?

Tidak hanya saya yang puas, mulai presiden sampai rakyat kecil juga puas. Kemarin presiden panggil saya. Mas terima kasih, katanya puas.

Cukup sampai di sini atau ada upaya lain?

Kan ini upayanya, tanggal 9 (November) kita persiapkan lagi. Target kita lolos ke Piala Dunia.

Kalau tidak tercapai?

Berarti harus dievaluasi kenapa tidak tercapai.

Sejauh ini Anda melihat semangat Tim Nasional U-19 seperti apa?

Semangat sekali mereka. Kan sudah bikin pernyataan, kami tidak butuh duit, kami siap miskin untuk Piala Dunia. Jadi kalau ada tawaran iklan seperti kemarin Rp 600 juta, ecek-eceklah menurut kami. Dibanding Piala Dunia, duit Rp 1 miliar kecil lah.

Ada wacana akan tanding dengan Arsenal?

Ya itu yang saya minta, Brasil juga saya minta. Harus yang level-level tinggi kita uji coba. Jangan Malaysia yang ecek-ecek lagi kita uji coba. Malaysia itu bukan apa-apanya kita lagi. Wartawan saja memposisikan Malaysia sebagai musuh bebuyutan.

Mau Arsenal ke sini, saya tidak takut dengan Arsenal. Siapa sih arsenal? Ngapain takut, Brasil juga. Main dulu, coba dulu, lawan dulu dia. Nanti ada proses evaluasi. Kemarin menang lawan Korea Selatan, saya dibilang sombong.

Kepercayaan bangsa Indonesia ini sudah terpuruk, itu jadi masalah. Orang bule lewat aja kita bungkuk-bungkuk. Saya ludahin dia. Itu yang nggak pernah bangkit kita, makanya kita bodoh terus. Itu tidak pernah dibangkitkan. Saya orang nggak takut salah, saya orang mau bekerja.

Dari sebelas pemain dan 24 cadangan, siapa paling mengesankan?

Sama saja, nggak ada, semuanya sama. Tidak ada pemain bintang, mereka sama, statusnya sama. Mau yang main atau nggak, itu sama. Begitu juga di struktur kepelatihan, kita juga sama.

Pelatih kepala nggak lebih penting dari pengambil bola, sama pentingnya. Kalau dia enggak ada, saya enggak bisa kerja. Itu yang kita bangun, kebersamaan. Makanya iklan kita larang, itu alasannya.

Sudah banyak yang menawarkan iklan?

Oh banyak, semua ditolak.

Berapa nilai kontrak terbesar?

Nilainya tidak disebut, kita belum sampai ke angka. Tapi ada yang berminat.

Jadi tetap konsentrasi sampai Piala Dunia?

Itu sudah komitmen kita, komitmen PSSI. Kita konsentrasi persiapan final Piala Asia dan Piala Dunia.

[fas]

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/