26.7 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Hadapi Singapura, Indonesia Fokus pada Lawan

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos Alfred Riedl (kedua kanan) pelath tim naasional Indonesia memberikan instruksi kepada pemai saat sesi latihan di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Rabu (23/11).
FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Alfred Riedl (kedua kanan) pelath tim naasional Indonesia memberikan instruksi kepada pemai saat sesi latihan di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Rabu (23/11).

MANILA, SUMUTPOS.CO – Alfred Riedl pernah bicara tentang pressing tinggi. Juga, agresivitas. Bahkan, lebih “tinggi” dari itu: total football.

Tapi, dalam dua laga yang telah dijalani tim nasional (timnas) Indonesia di grup A Piala AFF 2016, semuanya itu nyaris tak terlihat. Jarak antarlini menganga, pemain lebih banyak terpaku di posisi masing-masing, dan minim pressing.

Koordinasi juga parah. Penguasaan bola? Otomatis rendah. Saat kalah dari Thailand (19/11), hanya 39 persen. Ketika imbang dengan Filipina (22/11) lebih rendah lagi, 37 persen.

Di hadapan semua masalah itu, wajar kalau kemudian Riedl menginstruksikan pasukannya untuk sepenuhnya fokus pada lawan yang akan dihadapi malam ini di Rizal Memorial Stadium, Manila: Singapura. Tak perlu sampai memecah konsentrasi ke apa yang terjadi di Philippine Sports Stadium, Bulacan, sekitar satu jam dari Manila.

“Memang lolos tidaknya kami juga bergantung dengan pertandingan Filipina vs Thailand. Tapi, kalau kami gagal menang atas Singapura, tak akan ada artinya hasil laga di Bulacan,” kata Riedl setelah memimpin latihan terakhir Garuda—julukan timnas Indonesia—kemarin (24/11).

Berada di posisi terbawah klasemen sementara, Indonesia memang butuh “bantuan” Thailand agar tidak kalah lawan Filipina untuk membuka peluang lolos ke semifinal. Itu pun dengan syarat, ya itu tadi, harus menang atas Singapura.

Persoalannya, di saat beragam problem masih menyelimuti Garuda, yang akan mereka hadapi adalah tim yang solid dan ulet. Tim asuhan Varadaraju Sundrmoorthy itu baru kebobolan sekali saat kalah dari Thailand (22/11). Tapi, itu pun sudah terjadi pada menit ke-89.

Karakter permainan Singapura yang lambat dan cenderung defensif itu berbeda sekali dengan Thailand dan Filipina yang telah dihadapi Indonesia. Tapi, untungnya, kejataman lini serang Indonesia telah teruji. Di dua laga pertama, telah empat gol mereka ciptakan.

Di sisi lain, koordinasi duet bek tengah Yanto Basna dan Fachruddin Wahyudi membaik saat melawan Filipina. Ini bekal yang menguntungkan menghadapi lini gempur The Lions—julukan timnas Singapura—yang belum mencetak satu gol pun.

Kabar baik lainnya bagi Garuda, semua pilar mereka dalam kondisi fit. Termasuk gelandang Stefano Lilipaly dan Rizky Pora yang sempat berlatih terpisah Rabu lalu (23/11).

Riedl memperkirakan Singapura tak akan sedefensif seperti di dua laga awal. Sebab, mereka juga dituntut menang untuk membuka peluang lolos. Dan, kalau benar The Lions memilih bermain terbuka, itu justru akan menguntungkan Garuda.

Karena itu pula, Riedl kemungkinan akan menurunkan pola dan komposisi pemain yang sama seperti ketika melawan Filipina. “Kalau mereka bermain terbuka, pertandingan bakal menarik sekali,” katanya.

Kalaupun ternyata duet Evan Dimas Darmono-Stefano Lilipaly ternyata keteteran seperti ketika menghadapi Filipina, Riedl masih punya sederet opsi gelandang bertahan. Bisa Bayu Pradana, Dedi Kusnandar, atau Manahati Lestusen.

Sementara itu dalam latihan terakhir mereka tadi malam, Sundramoorthy terlihat lebih mengandalkan serangan balik. Titik berat latihan pun di penguatan pertahanan. Itu linear dengan pernyataan Sundramoorthy di jumpa pers yang menyebut kalau kekuatan utama Indonesia di lini depan.

“Jadi, kami akan memanfaatkan kelemahan dari mereka, yaitu di lini tengah dan lini belakang,” kata Sundrmoorthy. (ttg/jpg)

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos Alfred Riedl (kedua kanan) pelath tim naasional Indonesia memberikan instruksi kepada pemai saat sesi latihan di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Rabu (23/11).
FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Alfred Riedl (kedua kanan) pelath tim naasional Indonesia memberikan instruksi kepada pemai saat sesi latihan di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Rabu (23/11).

MANILA, SUMUTPOS.CO – Alfred Riedl pernah bicara tentang pressing tinggi. Juga, agresivitas. Bahkan, lebih “tinggi” dari itu: total football.

Tapi, dalam dua laga yang telah dijalani tim nasional (timnas) Indonesia di grup A Piala AFF 2016, semuanya itu nyaris tak terlihat. Jarak antarlini menganga, pemain lebih banyak terpaku di posisi masing-masing, dan minim pressing.

Koordinasi juga parah. Penguasaan bola? Otomatis rendah. Saat kalah dari Thailand (19/11), hanya 39 persen. Ketika imbang dengan Filipina (22/11) lebih rendah lagi, 37 persen.

Di hadapan semua masalah itu, wajar kalau kemudian Riedl menginstruksikan pasukannya untuk sepenuhnya fokus pada lawan yang akan dihadapi malam ini di Rizal Memorial Stadium, Manila: Singapura. Tak perlu sampai memecah konsentrasi ke apa yang terjadi di Philippine Sports Stadium, Bulacan, sekitar satu jam dari Manila.

“Memang lolos tidaknya kami juga bergantung dengan pertandingan Filipina vs Thailand. Tapi, kalau kami gagal menang atas Singapura, tak akan ada artinya hasil laga di Bulacan,” kata Riedl setelah memimpin latihan terakhir Garuda—julukan timnas Indonesia—kemarin (24/11).

Berada di posisi terbawah klasemen sementara, Indonesia memang butuh “bantuan” Thailand agar tidak kalah lawan Filipina untuk membuka peluang lolos ke semifinal. Itu pun dengan syarat, ya itu tadi, harus menang atas Singapura.

Persoalannya, di saat beragam problem masih menyelimuti Garuda, yang akan mereka hadapi adalah tim yang solid dan ulet. Tim asuhan Varadaraju Sundrmoorthy itu baru kebobolan sekali saat kalah dari Thailand (22/11). Tapi, itu pun sudah terjadi pada menit ke-89.

Karakter permainan Singapura yang lambat dan cenderung defensif itu berbeda sekali dengan Thailand dan Filipina yang telah dihadapi Indonesia. Tapi, untungnya, kejataman lini serang Indonesia telah teruji. Di dua laga pertama, telah empat gol mereka ciptakan.

Di sisi lain, koordinasi duet bek tengah Yanto Basna dan Fachruddin Wahyudi membaik saat melawan Filipina. Ini bekal yang menguntungkan menghadapi lini gempur The Lions—julukan timnas Singapura—yang belum mencetak satu gol pun.

Kabar baik lainnya bagi Garuda, semua pilar mereka dalam kondisi fit. Termasuk gelandang Stefano Lilipaly dan Rizky Pora yang sempat berlatih terpisah Rabu lalu (23/11).

Riedl memperkirakan Singapura tak akan sedefensif seperti di dua laga awal. Sebab, mereka juga dituntut menang untuk membuka peluang lolos. Dan, kalau benar The Lions memilih bermain terbuka, itu justru akan menguntungkan Garuda.

Karena itu pula, Riedl kemungkinan akan menurunkan pola dan komposisi pemain yang sama seperti ketika melawan Filipina. “Kalau mereka bermain terbuka, pertandingan bakal menarik sekali,” katanya.

Kalaupun ternyata duet Evan Dimas Darmono-Stefano Lilipaly ternyata keteteran seperti ketika menghadapi Filipina, Riedl masih punya sederet opsi gelandang bertahan. Bisa Bayu Pradana, Dedi Kusnandar, atau Manahati Lestusen.

Sementara itu dalam latihan terakhir mereka tadi malam, Sundramoorthy terlihat lebih mengandalkan serangan balik. Titik berat latihan pun di penguatan pertahanan. Itu linear dengan pernyataan Sundramoorthy di jumpa pers yang menyebut kalau kekuatan utama Indonesia di lini depan.

“Jadi, kami akan memanfaatkan kelemahan dari mereka, yaitu di lini tengah dan lini belakang,” kata Sundrmoorthy. (ttg/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/