27.8 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Pembuktian tanpa Ranieri

Jamie Vardy

LEICESTER, SUMUTPOS.CO – Leicester City telah menendang Claudio Ranieri, Jumat lalu WIB (24/2). Dan kini Leicester pun harus berjuang melepaskan diri dari jeratan zona degradasi tanpa pelatih berjuluk The Tinkerman tersebut di sampingnya. Mampukah Leicester menjawab tantangan itu?

Ya, itulah yang harus dijawab Wes Morgan dkk ketika harus mengawali hari tanpa Ranieri dengan menjamu Liverpool di King Power, Leicester, dini hari nanti WIB. Tidak hanya demi menyelamatkan posisinya di klasemen sementara yang sejak akhir pekan ini (25/2), terjerembab ke jurang degradasi.

Mereka juga harus bisa membuktikan bisa tanpa Ranieri. Bukan sekadar bermodal mulut berbisanya yang sudah menyingkirkan Ranieri. ”Sebagai sebuah tim, kami terluka, klub pun juga terluka,” ucap penjaga gawang Leicester Kasper Schmeichel diwawancara di BBC Radio 5 Live.

Schmeichel satu dari empat pemain yang disebut sebagai ularnya dressing room di Leicester. Selain dia, juga Morgan, Jamie Vardy dan Marc Albrighton. Dalam situs resmi klub, Craig Shakespeare sebagai caretaker menegaskan bahwa persoalan di balik Ranieri dan kontroversi pemecatannya tidak menganggu fokus timnya.

”Kami harus memastikan kami masih mampu kembali ke jalur kemenangan. Lalu, dengan apa caranya, saya akan memikirkannya pagi ini. Fokus kami harus mendapatkan tiga poin Senin malam nanti (waktu setempat),” kata pria yang sudah enam tahun berada di jajaran kepelatihan Leicester itu.

Dengan mepetnya waktu, kecil peluangnya terjadi perubahan starting eleven yang dilakukan Shakespeare. Prioritas Leicester saat ini menurut Shakespeare mengembalikan konfidensi anak asuhnya setelah pemecatan Ranieri. ”Kepercayaan diri bisa cepat hilang, tapi juga bisa kembali dengan cepat, saya akan coba kembalikan itu secepatnya,” ungkap Shakespeare.

Salah satunya, tekankan bahwa mereka juga pernah mengalahkan Liverpool. Pada musim lalu, The Reds – julukan Liverpool – juga pernah takluk di sana (King Power) 0-2 dari dua gol Vardy. Kemenangan pertamanya dari Liverpool di era Premier League. Di tempat yang sama, Leicester pun juga pernah mengalahkan Manchester City musim ini.

City takluk 2-4 atas Leicester pada 11 Desember lalu. Belajar dari pengalaman itu, attacking midfielder Liverpool Philippe Coutinho dikutip Tribal Football meminta rekan setimnya tidak meremehkan Leicester. ”Musim lalu mereka tim juara, jadi mereka punya kualitas yang bagus, banyak pemain bagus pula di sana,” pujinya.

Satu hal yang perlu dilakukan Jordan Henderson dkk demi menghindari kejutan di King Power. Perbanyaklah crossing ke pertahanan Leicester. Karena faktanya tiga dari 5 gol kebobolan terakhir Leicester berawal dari lemahnya pertahanan mengantisipasi bola-bola crossing.

Jamie Vardy

LEICESTER, SUMUTPOS.CO – Leicester City telah menendang Claudio Ranieri, Jumat lalu WIB (24/2). Dan kini Leicester pun harus berjuang melepaskan diri dari jeratan zona degradasi tanpa pelatih berjuluk The Tinkerman tersebut di sampingnya. Mampukah Leicester menjawab tantangan itu?

Ya, itulah yang harus dijawab Wes Morgan dkk ketika harus mengawali hari tanpa Ranieri dengan menjamu Liverpool di King Power, Leicester, dini hari nanti WIB. Tidak hanya demi menyelamatkan posisinya di klasemen sementara yang sejak akhir pekan ini (25/2), terjerembab ke jurang degradasi.

Mereka juga harus bisa membuktikan bisa tanpa Ranieri. Bukan sekadar bermodal mulut berbisanya yang sudah menyingkirkan Ranieri. ”Sebagai sebuah tim, kami terluka, klub pun juga terluka,” ucap penjaga gawang Leicester Kasper Schmeichel diwawancara di BBC Radio 5 Live.

Schmeichel satu dari empat pemain yang disebut sebagai ularnya dressing room di Leicester. Selain dia, juga Morgan, Jamie Vardy dan Marc Albrighton. Dalam situs resmi klub, Craig Shakespeare sebagai caretaker menegaskan bahwa persoalan di balik Ranieri dan kontroversi pemecatannya tidak menganggu fokus timnya.

”Kami harus memastikan kami masih mampu kembali ke jalur kemenangan. Lalu, dengan apa caranya, saya akan memikirkannya pagi ini. Fokus kami harus mendapatkan tiga poin Senin malam nanti (waktu setempat),” kata pria yang sudah enam tahun berada di jajaran kepelatihan Leicester itu.

Dengan mepetnya waktu, kecil peluangnya terjadi perubahan starting eleven yang dilakukan Shakespeare. Prioritas Leicester saat ini menurut Shakespeare mengembalikan konfidensi anak asuhnya setelah pemecatan Ranieri. ”Kepercayaan diri bisa cepat hilang, tapi juga bisa kembali dengan cepat, saya akan coba kembalikan itu secepatnya,” ungkap Shakespeare.

Salah satunya, tekankan bahwa mereka juga pernah mengalahkan Liverpool. Pada musim lalu, The Reds – julukan Liverpool – juga pernah takluk di sana (King Power) 0-2 dari dua gol Vardy. Kemenangan pertamanya dari Liverpool di era Premier League. Di tempat yang sama, Leicester pun juga pernah mengalahkan Manchester City musim ini.

City takluk 2-4 atas Leicester pada 11 Desember lalu. Belajar dari pengalaman itu, attacking midfielder Liverpool Philippe Coutinho dikutip Tribal Football meminta rekan setimnya tidak meremehkan Leicester. ”Musim lalu mereka tim juara, jadi mereka punya kualitas yang bagus, banyak pemain bagus pula di sana,” pujinya.

Satu hal yang perlu dilakukan Jordan Henderson dkk demi menghindari kejutan di King Power. Perbanyaklah crossing ke pertahanan Leicester. Karena faktanya tiga dari 5 gol kebobolan terakhir Leicester berawal dari lemahnya pertahanan mengantisipasi bola-bola crossing.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/