28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14273

Lapak Pedagang Segera Dipagari

Pasca Eksekusi Lahan Pasar Simpang Limun

MEDAN- Setelah eksekusi yang dilakukan PN Medan atas putusan MA yang tertuang dalam Nomor 609K/PDT/2010 tertanggal 31 Agustus 2011 terhadap tergugat Liat Barus, PT Inatex selaku penggugat akan membangun pagar pembatas di lahan tersebut.

Hal itu dilakukan karena dalam putusan MA jelas dinyatakan harus dilakukannya pengosongan, pembongkaran lapak yang menghadap PT Inatex dan ditutup secara permanen di atas tanah pembatas PT Inatex dengan lainnya.
“Karena eksekusi PN Medan akan berkahir, Senin (12/12). Sekarang kita sedang lakukan penembokan dengan membangun pagar pembatas,” kata kuasa hukum PT Inatex, Irfan Harahap kepada Sumut Pos Minggu (11/12) melalui telepon selulernya.

Dikatakannya, kerugian yang diderita PT Inatex karena penggunaan lahannya oleh Liat Barus cs dengan menyewakan 13 lapak tersebut kepada para pedagang ikan Pasar Tradisional Simpang Limun Medan sangat besar.

“13 lapak itu disewakan kepada pedagang oleh Liat Barus cs. Padahal, lapak itu merupakan tanah PT Inatex yang dinding pembatasnya dijebol. Jelas, PT Inatex merasa dirugikan dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjutnya, PT Inatex akan menuntut ganti rugi sebesar Rp318.500.000 kepada pihak tergugat. “Ganti rugi itu tertuang dalam putusan Mahkamah Agung yang memenangkan gugatan kami atas 13 lapak yang disewakan kepada pedagang oleh tergugat,” ucapnya lagi.

Dijelaskanya, sebelum menjadi pasar tradisional, lokasi tersebut merupakan bekas pabrik tekstil. Sebelumnya, ada tiga pabrik tekstil terbesar di Sumut. Salah satunya PT Inatex. Namun, perusahaan tersebut bangkrut karena kalah bersaing dengan perusahaan lain.

“Oleh orangtua Direktur PT Inatex, Lusiana Nadeak, mengubahnya menjadi pasar tradisional atas saran Brigjen TNI LR Munthe dengan perjanjian pembagian 20 persen keuntungan untuknya. Namun, dari perjanjian tersebut membuatnya ingin menguasainya semua. Sehingga, orang tua Lusiana ditipu hingga prosesnya berjalan di Pengadilan selama 47 tahun sampai sekarang,” beber pria bertubuh gemuk ini mengakhiri perbincangan.(adl)

Harga Tiket KA Bakal Naik 20 Persen

Jelang Natal dan Tahun Baru 2012

MEDAN- Menjelang Hari Natal dan Tahun Baru, diperkirakan harga tiket kereta api bakal naik 10 hingga 20 persen. Kenaikan harga tiket tersebut disebabkan bakal melonjaknya calon penumpang yang menggunakan jasa kereta api pada hari H Natal dan Tahun Baru.

“Sampai saat ini harga tiket kereta api belum mengalami kenaikan. Kalau pun pada hari H tiket naik, itupun hanya berkisar 10 hingga 20 persen dan itu masih wajar-wajar saja menjelang hari besar keagamaan,” kata Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Sumut Hasri, Sabtu (10/12) pagi.

Hasri juga mengimbau kepada calon penumpang agar membeli tiket langsung ke loket di stasiun KA agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Untuk calon penumpang, hendaklah membeli tiket di loket stasiun KA masing-masing. Ini untuk mengantisipasi para calo, semua Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) juga disiagakan,” sebutnya.

Menurut Hasri, menyambut Hari Natal dan Tahun Baru, PT KAI Sumut melakukan persiapan termasuk keamanan dan kenyamanan dari calon penumpang, baik yang akan berangkat maupun yang tiba.

“Kita sedang membahas mengenai persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru ini. Namun, semua persiapan sudah kita lakukan dan tinggal menunggu langkah selanjutnya dimana kita ingin calon penumpang baik yang tiba atau yang berangkat dari stasiun-stasiun KA yang ada di Sumut termasuk di Stasiun KA Medan bisa merasa nyaman. Masalah keamanan, PT KAI Sumut juga berkoordinasi dengan Pihak Polri, TNI, Dishub dan lain-lainnya,” kata Hasri.

Hal senada juga diucapkan Wakil Kepala Stasiun KA Medan, ST Hutabarat. Menurutnya, persiapan tetap dilakukan di saat hari-hari kebesaran dan hari libur nasional. “Semua persiapan kita lakukan jelan hari-hari raya kebesaran keagamaan termasuk itu Natal dan saat Tahun Baru nanti. Biasanya itu sejalan, karena Natal dan Tahun Baru berdekatan. Masalah keamanan tetap kita koordinasikan dengan Polri, TNI, Dishub, Satpol PP dan Polsuska. Lagi pula, petugas keamanan didalam stasiun tetap ada selalu,” tuturnya.(jon)

Rp500 Juta Lagi untuk Ternak Babi

DPRD Kota Medan mendukung penertiban ternak kaki empat sesuai Peraturan Wali Kota (Perwal) Medan Nomor 23 tahun 2009. Namun begitu, Pemko Medan diminta tetap memberikan perlindungan terhadap peternak dengan memberikan ganti rugi atas ternak yang direlokasi dann peternak juga harus bisa mengalihkan ternaknya menjadi ternak lele atau itik.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi D DPRD Kota Medan Parlaungan Simangunsong kepada wartawan Sumut Pos Adlansyah Nasution, kemarin. Berikut petikan wawancaranya.

Menyikapi penertiban ternak kaki empat yang dilakukan Pemko Medan saat ini, apakah DPRD Kota Medan mendukung?
Kita (DPRD Medan, Red) jelas mendukung penertiban babi. Buktinya, kita menyetujui anggaran penertiban ternak babi sebesar Rp500 juta di APBD 2012. Jadi, peternak babi harus bisa mengalihkan usahanya ke usaha lain.

Maksudnya?
Ya, bisa saja peternak babi itu mengalihkan usahanya ke ternak itik atau ikan lele yang sudah disediakan Pemko Medan. Untuk jumlahnya, juga sudah dibahas dan disyahkan dalam rapat paripurna kemarin. Jadi, untuk jumlah ternak itik akan diberikan 50 ekor per kepala keluarga (KK) dan untuk lele akan diberikan ribuan ekor per kepala keluarga secara cuma-cuma oleh Pemko Medan.

Bagaimana dengan lokasi relokasi ternak babi itu?
Nah, ini dia sebenarnya menjadi persoalan. Karena hewan ternak babi juga diperuntukan untuk acara adat, khususnya suku Batak, pemko juga harus memikirkan dan mencari lahan yang mudah untuk para peternak babi, seperti di pingir laut. Karena kalau di lokasi lain, takutnya lingkungan akan tercemar. Jangan sampai untuk daging babi yang dibutuhkan untuk adat harus import dari negara tetangga.

Bagaimana rencana pemko menggandeng investor untuk relokasi ternak babi ini?
Kita berharap, investor bisa melakukan perubahan dengan melakukan pembangunan terhadap insfratruktur ternak babi sesuai dengan lahan yang ada. Jadi, Pemko Medan yang sediakan lahan, investor menyediakan kandang untuk menampung kotoran babi agar tidak terjadi pencemaran. Dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup harus menyediakan tangki untuk menampung kotoran ternak babi tersebut.(*)

Jalan Santai Bersama Teh Pucuk Harum

MEDAN-Teh Pucuk Harum turut mensponsori kegiatan even yang berlangsung di Medan. Baik hiburan, berupa konser musik yang diikuti oleh para pemusik-pemusik muda kota Medan hingga kegiatan olahraga yang berlangsung di Jalan Bunga Asoka Medan.

Acara puncak yang berlangsung Sabtu (10/12) kemarin Teh Pucuk Harum kembali menjadi sponsori kegiatan jalan santai di depan Masjid Raya Lapangan Sri Deli Medan.

Antusia masyarakat terhadap minuman segar ini begitu tinggi. Para pengunjung dimanjakan dengan minuman teh segar alami yang terbuat dari pucuk daun teh pilihan yang merupakan produk unggulan dari PT Mayora Indah Tbk.”Hmmm segar banget dan alami rasa Teh Pucuk Harum ini,” aku Mirna, seorang pengunjung Teh Pucuk Harum usai mengikuti kegiatan jalan santai. (omi)

Bersepeda Keliling Indonesia, Dukung Antisipasi Global Warming

Kelaparan di Pontianak, 4 Kali Alami Kecelakaan

Kepedulian terhadap global warming (pemanasan global) ditunjukkan anggota Gerakan Alumni BMX Indonesia (Gabi) Sumatera Utara M Nasir Piliang dengan mengendarai sepeda mengelilingi Indonesia. Dia rela menghabiskan waktu selama 21 bulan untuk menuntaskan misinya tersebut. Seperti apa?

Jumat (9/12) malam, sekira pukul 21. 30 WIB M Nasir Piliang ditemani ketua Gabi Sumut, Adnan, dia menyempatkan diri berkunjung ke kantor redaksi Sumut Pos di Graha Pena Medan, Jalan Sisingamangaraja Km 8,5, Medan Amplas. Banyak kisah yang diungkapkannya selama kunjungannya tersebut.

“Saya merasa puas dan senang, karena dapat mendukung program penurunan pemanasan global dengan menaiki sepeda dari Sabang sampai Merauke dan dapat kembali dengan selamat di Medan,” kata Nasir membuka cerita.
Menurut Nasir, dia memulai perjalanannya mengelilingi Indonesia pertama kali dilakukan saat acara peringatan hari tanpa kendaraan (car free day) di Kota Medan, 7 Maret 2010 lalu. Saat itu dia dilepas pengurus Gabi Sumut menuju Aceh. Selama satu minggu melakukan perjalanan dari Aceh, dia kembali lagi ke Medan. Selanjutnya, dia kemabali diberangkatkan dari Medan.

Selama dalam perjalanan, Nasir membawa bekal tiga pasang pakaian, 13 pasang sepatu dan satu unit ponsel. Selain itu, dia juga memasang dua bendera di sepedanya yakni Bendera Merah Putih dan Bendera Gebi Sumut. Selama tiga bulan melakukan perjalan, ponselnya hilang sehingga dia sempat kehilangan kontak dengan pengurus Gabi Sumut.

Setiap hari, Nasir melakukan perjalan mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Selama melakukan perjalanan, dia kerap singgah di kantor-kantor instansi dan Mapolsek maupun Mapolres di daerah yang dia kunjungi.
Nah, dalam perjalanan menunaikan misinya mengelilingi 33 provinsi di Tanah Air itu, sangat banyak suka dan duka yang dialami pria kelahiran 1987 ini. Ada yang merespon misinya ini secara positif ada juga yang menyikapinya secara negatif.

Salah satu momen yang paling menyenangkan baginya, saat dirinya bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng di Palembang dan Jakarta. Selain itu, dia juga sempat diekspos salah satu media televisi nasional pada pertengahan 2010 lalu. Bahkan, salah satu produsen sepeda ternama memberikan satu unit sepeda kepadanya sebagai apresiasi atas tekad Nasir mengelilingi Indonesia dalam misi mengantisipasi global warmin.

Dia juga mendapat beberapa piagam penghargaan dari hampir setiap pemerintahan provinsi yang dilaluinya, diantaranya dari Wakil Gubernur Maluku Ir S Assagaff, Wakil Gubernur Kalimantan Timur H Farid Wadjdy, Sekda Sulawesi Utara Ir Mokodongan, Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudjli, Wakil Wali Kota Ternate Ir Arifin Djafar MBA, Menpora Andi Malarangeng dan masih banyak lagi.

Kegiatan berkeliling kota di Kota Makassar dan Batam bersama anggota sesama pecinta sepeda juga sempat dilakukannya dan dia disambut hangat oleh sesama pecinta sepeda BMX di kota tersebut.

Di samping momen menyenangkan, pasti barang tentu dirinya juga mengalami hal yang membuat dirinya hampir berubah pikiran. Seperti kecelakaan saat dia diserempet mobil dan sepeda motor.

“Saya tidak ingat lagi berapa kali, pastinya saya terjatuh akibat disenggol, ditabrak dan bahkan menabrak sepeda motor,” ungkapnya. Bahkan dia juga pernah mengalami kelaparan saat tidak adanya orang yang memberinya bahan makanan saat berada di Pontianak.

Menurut pengamatannya, untuk kondisi jalan yang paling parah dan tidak adanya jalan yang menggunakan bahan material aspal adalah di daerah Kalimantan Tengah yang mengakibatkan dirinya sempat kewalahan mengayuh sepeda yang dibawanya, karena trek yang dilalui bermacam-macam rintangan ditambah lagi jalan yang belum dilapisi aspal. Dari segi keamanan, dirinya menilai keamanan di negara ini masih kondusif sampai dirinya melewati daerah Provinsi Papua Barat.

Setelah melakukan perjalanan selama 21 bulan, akhirnya dia tiba kembali di Kota Medan, tepatnya di sekretariat Gebi Sumut di Jalan AR Hakim No 110 Medan Area pada Jumat (9/12) malam pukul 20.00 WIB.(mag-10)

Dijambret Tetangga Sendiri

Rini (19), warga Jalan Gaharu, Medan Timur, tak menyangka sama sekali kalau tetangganya sendiri nekat menjambret tas miliknya, Sabtu (10/12). Selain kehilangan tas berisi dompet, kalung, heanpone dan uang, Rini juga mengalami luka di kaki dan tangan karena terjatuh dari sepeda motornya saat tarik menarik dengan penjambret itu yang diduga masih tetangganya itu.

Menurut Rini, dia yakin betul kalau yang menjambret tasnya itu adalah Ferry, tetangganya. Pasalnya, Rini sempat melihat dengan jelas wajah pria itu.

“Saat saya mempertahankan tas itu, tanpa sengaja saya membuka helmnya dan saya lihat, pelakunya Ferry yang juga warga Jalan Gaharu,” kata Rini saat melakukan visum di ruang IGD RSU Pirngadi Medan, Sabtu (10/12).

Rini menuturkan, saat itu dia baru saja keluar dari rumahnya dengan mengendarai sepeda motor. Begitu sampai di depan gang, tiba-tiba datang seorang pria dengan mengendarai sepeda motor dari arah belakang dan langsung merampas tas miliknya.

Tak ingin kehilangan tasnya, Rini berusaha menarik tas itu. Aksi tarik menarik pun terjadi. Nah, saat itulah tanpa sengaja Rini membuka helm pria itu. “Saya lihat dengan jelas, dia Ferry warga Jalan Gaharu juga,” katanya lagi.

Karena tarik menarik itu, Rini pun terjatuh dan tas miliknya berhasil dilarikan si penjambret. “Saya sudah melaporkan kejadian ini ke Mapolsekta Medan Timur. Oleh polisi saya disuruh membuat visum, makanya saya ke rumah sakit ini,” ujarnya.(jon)

9 Saksi Diperiksa, Identitas Masih Kabur

Mayat Terbakar di Thamrin Plaza

MEDAN- Untuk mengungkap motif dan identitas mayat wanita yang terbakar di area parkir lantai IV A Thamrin Plaza, Selasa (6/12) malam lalu, pihak kepolisian telah memeriksa sembilan saksi dan membentuk lima tim. Namun, dari sembilan saksi yang diperiksa, tak satupun yang bisa memberikan keterangan untuk mengungkap tabir kasus ini.
“Saksi yang sudah diperiksa sebanyak sembilang orang. Kesemuanya hanya mengetahui setelah mayat terbakar,” ujar Kanit Reskrim Polsekta Medan Area AKP Jonser Banjarnahor yang dikonfirmasi Sabtu (10/12), siang.

Kesembilan saksi yang diperiksa yakni petugas keamanan yang jaga saat kejadian, serta petugas pengelola parkir. “Jadi sewaktu kejadian, mereka inilah yang naik ke atas dengan membawa air dan racun api, karena mengira ada kendaraan yang terbakar,” jelas Jonser.

Ditanya tentang adanya indikasi kekerasan pada jenazah wanita malang tersebut sebelum terbakar, Banjarnahor enggan berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya pada hasil visum. “Kita tunggulah hasil visumnya, mungkin seminggu lagi,” ujarnya sembari mengatakan, hasil visum bisa diperoleh dua pekan mendatang.

Dia juga mengungkapkan, untuk mengungkap kasus ini sangat sulit. Selain tidak adanya fasilitas CCTV di lokasi kejadian, juga tak ada saksi mata yang sempat melihat korban sebelum tewas. Karenanya, Banjarnahor berharap ada warga yang mencurigai mayat tersebut adalah anggota keluarganya. “Petunjuknya sangat minim. Makanya kita sangat berharap bila ada warga yang mencurigai mayat sebagai anggota keluarganya, segera melaporkan. Itu bisa membantu penyelidikan kasus ini,” timpalnya.

Disebutkannya lagi, selain berkulit putih dan memiliki tinggi sekitar 160 cm, wanita muda yang diperkirakan berusia 18 tahunan ini memiliki ciri pada gigi depan atas sompel, serta gigi samping kiri bawah yang ompong.

Banjarnahor juga menjelaskan, untuk pengungkapan kasus ini, pihaknya sudah membentuk dua tim dan Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jahtanras) Satuan Reskrim Polresta Medan membentuk tiga tim. (gus)

Pemko Ambil Alih Pasar Petisah

MEDAN- Pemerintah Kota (Pemko) Medan segera mengambil alih pengelolaan pasar Petisah Medan yang masih dikelola pihak swasta. Selain itu, sejumlah pasar di Kota Medan juga akan dilakukan pembenahan atau revitalisasi pasar, sehingga pasar akan lebih nyaman untuk dikunjungi.

“Tahun depan seluruh pengelolaan pasar akan kita lakukan sendiri, seperti Pasar Petisah yang masih ada dikelola pihak swasta, nanti seluruhnya akan di kelola Pemko Medan,” kata Wali Kota Medan Rahudman Harahap di sela-sela penyelenggaraan Medan-Ichikawa Japan Day, kemarin.

Dikatakannya, ke depan pasar juga harus lebih nyaman. Seperti Pasar Ikan Lama, tidak akan direlokasi, melainkan akan dibenahi sehingga lebih nyaman.

“Pasar Ikan Lama akan kita benahi dan kita beri kipas angin, pasar-pasar di Medan harus ada kipas anginya, sehingga pengunjung bisa lebih nyaman berbelanja,” ujarnya.

Sementara, Rahudman juga memastikan, di Bulan Desember ini, Pemko Medan akan melantik Dirut BUMD, salah satunya untuk Dirut PD Pasar.

“Sekarang tinggal menunggu waktu melantiknya saja. Hal ini kita lakukan karena merekalah nanti yang akan mengembangkan perusahaan daerah di tahun depan,” ungkapnya.

Dijelaskannya, setelah dirinya melantik Dirut BUMD yang baru, maka masing-masing Dirut harus mampu mengelola Perusahaan Daerah (PD) dengan baik, artinya PD di jajaran Pemko Medan ke depan harus mempunyai progress yang baik.

“Kita inginkan setelah mereka bekerja, dia harus mampu melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk mengembangkan perusahaan daerah yang dipimpinnya. Seperti Dirut Pembangunan nantinya dia harus dapat menggandeng pihak ketiga agar bisa berkontribusi untuk mengelola rusunawa, mengelola kolam renang yang di Jalan Sutomo,” jelas Rahudman.

Begitu juga dengan Dirut PD Pasar, harus cepat dapat melakukan revitalisasi pasar termasuk Dirut PD RPH, kata Rahudman dia harus mampu memaksimalkan Rumah potong Hewan.

“Selama ini RPH hanya memotong 10 ekor lembu setiap hari, ini terjadi karena adanya RPH liar, makanya ini harus ditertibkan dan RPH harus dimaksimalkan,” terangnya.

Untuk itulah, kata Rahudman pihaknya mengganti Dirut yang lama. “Makanya pada Perusahaan daerah ini harus ada penyegaran, dan jangan yang sudah pension yang ditempatkan menjadi Dirut, seperti PD pasar setelah direksinya kita pecat baru bagus sekarang pasar-pasar itu,” tegas Rahudman. (adl)

Kasus Pembunuh Pegawai BRI Syariah Sengaja Dialihkan

MEDAN- Kasus perzinahan Brigadir Erwin Panjaitan dengan seorang wanita di ruang tahanan Mapoleresta Medan dinilai hanya untuk mengalihkan isu kasus pembunuhan dan perampokan pegawai BRI Syariah Sri Wahyuni Simangunsong (26), dimana Brigadir Erwin Panjaitan sebagai tersangkanya. Pernyataan tersebut dikatakan kuasa hukum keluarga almarhumah Wahyuni Simangunsong, Mahmud Irsad Lubis SH kepada wartawan di kantornya, Jalan Bilal Ujung Medan, Minggu (11/12).

“Dengan adanya berita perzinahan itu, berita pembunuhan Wahyuni Simangunsong dan penempatan pasal yang tidak tepat oleh penyidik, maka berita itu seolah-olah tertutupi. Untuk itu, kami minta pada jaksa dan hakim untuk melakukan penegakan hukum berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku demi terciptanya kepastian hukum dan keadilan di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya.

Menurut Mahmud, penetapan Pasal 365 (3) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang mengakibatkan matinya orang, dan Pasal 339 KUHP tentang makar mati dan tertangkap tangan akan melindungi dirinya atau kawan-kawannya dari hukuman.

Lebih lanjut dikatakan Mahmud, atas pengenaan pasal tindak pidana itu, ia sangat keberatan sebab seharusnya terdapat, pengenaan pasal pembunuhan berencana. “Seharusnya tersangka Brigadir Erwin Panjaitan dikenakan Pasal 340 KUHP oleh penyidik. Karena pelaku bukan khusus melakukan pencurian dengan kekerasan, karena harta berharga milik korban almarhumah Wahyuni Simangungsong berupa mobil Kijang Innova ditinggalkan tersangka,” tegas Irsad. (rud)

Pemalsu BPKB DPO

MEDAN- Polresta Medan keluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) kepada SH alias  Rudy Popay, warga Jalan HM Yamin Medan, tersangka pemalsu Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dump truk. Dikeluarkan DPO kepada tersangka pemalsu BPKB karena  SH alias Rudi Popay, melarikan diri saat polisi melakukan penggerebekan di  tempat persembunyiannya di Permata Mobil dan Nusantara Mobil di Jalan Nibung Raya serta di Platinum Salon di Jalan Iskandar Muda serta di toko roti Popeye Jalan Serdang, ketika tempat usahanya di geledah polisi, beberapa waktu lalu.

Dalam penggerebekan tersebut, Polisi hanya menemukan barang bukti duplikat BPKB truk BK 9481 CK dan surat lainnya yang dipalsukan beserta tandatangan yang juga palsu. Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga yang dikonfirmasi, Sabtu (10/12) malam membenarkan DPO sudah dikeluarkan Polresta Medan, Jumat (9/10) dan mulai hari ini disebarkan ke seluruh jajaran Polsek.

“Selain itu, DPO juga dikirim ke Mabes Polri untuk disebarkan ke seluruh jajaran Polda dan diharapkan kepada warga masyarakat yang mengetahui keberadaan tersangka dan memberitahukan kepada polisi terdekat,” kata Tagam Sinaga.
Modus tersangka lanjutnya, dengan cara membuat iklan tercecer seolah-olah BPKB itu hilang. Setelah itu tersangka mengurus duplikat BPKB, BK 9481 LK atas nama Parman ke Samsat, serta memalsukan. “Ternyata BPKB yang asli dengan nomor polisi yang sama ada sama orang lain yang kemudian membuat pengaduan ke polisi,” jelasnya.(gus)