26 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 3646

200 Bayi Sudah Terjangkit, Calon Pengantin Diusulkan Tes Deteksi HIV/AIDS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasangan calon pengantin di Sumatera Utara (Sumut) diusulkan akan dites HIV sebelum menikah. Pasalnya, sudah 200-an bayi di Kota Medan dan Deliserdang terjangkit virus mematikan itu.

Mirisnya lagi, para bayi tersebut umurnya jarang sekali bertahan lama, dengan melihat kondisi ekonomi yang semakin sulit. Paling lama, diperkirakan usia SMP atau bahkan akhir SD kondisinya memburuk hingga akhirnya meninggal.

“Anak-anak tersebut menderita HIV karena disebabkan oleh ibunya, lantaran tertular dari bapaknya yang terjangkit HIV/AIDS akibat tertular dari orang lain. Sebab, berdasarkan data (KPAD Sumut) yang ada, menunjukkan bahwa 75 persen penderita HIV/AIDS adalah kelompok laki-laki,” ungkap Wakil Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Sumut, Ikrimah Hamidi, Selasa (26/1).

Menurut dia, tes HIV bagi calon pengantin dinilai penting karena pada masa sekarang ini, tingkat laki-laki atau perempuan untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah cukup tinggi di kalangan millenial. Di samping itu, tingkat menggunakan pengaman (kondom) dalam melakukan hubungan seks juga minim.

“Ini memang sifatnya masih dugaan, tetapi di satu sisi sangat berpotensi terjadinya penularan HIV/AIDS. Apalagi, masa inkubasi virus penyakit itu terbilangn

cukup lama karena bisa 2 sampai 10 tahun. Namun, tergantung kekuatan kekebalan tubuhnya. Artinya, ketika terjangkit saat ini maka bisa saja tidak kelihatan atau timbul gejalanya. Akan tetapi, pada 2-10 tahun kemudian barulah ketahuan,” paparnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, untuk mencegah dan jangan sampai generasi yang akan datang lemah, sakit-sakitan, atau bahkan terjangkit HIV/AIDS, sehingga perlu dilakukan tes HIV bagi calon pengantin. Meski demikian, bukan berarti pasangan tersebut tidak boleh menikah apabila terjangkit. Jika terjangkit, ada protokol yang harus dilakukan pasangan agar anak yang dilahirkan tidak ikut terpapar HIV/AIDS.

“Jadi, pasangan itu tadi merencanakan dengan baik agar bagaimana anaknya ketika lahir tidak menjadi penderita HIV/AIDS. Sebab, seorang penderita HIV masih bisa memiliki keturunan yang tidak HIV. Asalkan, kadar virus dalam tubuhnya minim. Akan tetapi, hal itu harus dilakukan sejak awal dengan perencanaan dan konsultasi kepada ahlinya,” kata dia.

Ikrimah juga mengungkapkan, jumlah kasus atau penderita HIV/AIDS di Sumut terus meningkat setiap tahunnya. Orang yang terjangkit atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) saat ini secara kumulatif jumlahnya sudah mencapai 20.000 kasus. Hal ini tentunya butuh penanganan serius untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.

“Di negara-negara maju seingat saya Inggris salah satunya, calon pengantin diwajibkan untuk tes HIV. Bahkan, juga beberapa tes lainnya seperti untuk mengetahui apakah ada penyakit-penyakit kronis secara genetik. Namun, di negara kita tidak sampai sejauh itu dan fokus dulu kepada bagaimana pencegahan penyebaran HIV/AIDS sedini mungkin,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, KPAD Sumut menyampaikan hingga Juli 2020 sebanyak 12.615 orang terjangkit HIV/AIDS. Padahal, pada tahun 2019 periode yang sama jumlahnya masih sekitar 11.000-an orang. Orang yang terjangkit HIV/AIDS diketahui setelah diperiksa di rumah sakit atau Puskesmas.

Dari 12.000 lebih orang yang terjangkit HIV/AIDS tersebut, paling banyak sekitar 60 persen tercatat berasal dari Kota Medan. Kendati demikian, kasus yang ada di Medan sumbernya bisa saja berasal dari kabupaten/kota lain di Sumut. Karena, mungkin saja penderitanya berasal dari daerah lain tetapi terdata di rumah sakit atau Puskesmas di Medan.

Faktor penularan penyakit ini, paling banyak disebabkan akibat hubungan seks lawan jenis sekitar 70 persen. Selebihnya, akibat jarum suntik narkoba, homoseksual, biseksual, hingga transfusi darah. Sedangkan untuk usia penderita HIV/AIDS, didominasi pada rentang 17-39 tahun sekitar 80 persen.

“Orang yang terjangkit HIV/AIDS terkait ‘3M’, yaitu Men (pria), Mobile (pekerja lapangan), dan Money (punya uang). Artinya, sebagian besar laki-laki yang berkegiatan mobile dan mempunyai uang,” kata Ikrimah. (ris/ila)

Terima KTA dari Plt Ketua Demokrat Sumut, Saktiawan Sinaga Resmi jadi Kader Demokrat

SERAHKAN KTA: Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain Hutajulu didampingi Sekretaris Hj Meilizar Latif dan lainnya menyerahkan KTA kepada Saktiawan Sinaga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mantan pemain PSMS Medan, Saktiawan Sinaga resmi menjadi kader Partai Demokrat setelah menerima  Kartu Tanda Anggota (KTA) dan Pin Partai Demokrat di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sumut, Jalan Gatot Subroto Medan, Selasa (26/1).

SERAHKAN KTA: Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain Hutajulu didampingi Sekretaris Hj Meilizar Latif dan lainnya menyerahkan KTA kepada Saktiawan Sinaga.

Penyerahan KTA kepada Saktiawan Sinaga dilakukan langsung  Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain Hutajulu didampingi Sekretaris Meilizar Latif, dan pengurus lainnya.

Saktiawan Sinaga yang pernah menjadi pemain Timnas tersebut mengaku,  bergabung ke Partai Demokrat karena partai besutan SBY ini merupakan partai yang nasionalis dan religius.

Saktiawan yang pernah membela Timnas Indonesia di ajang SEA Games 2003 dan 2005 ini juga mengatakan, Partai Demokrat adalah partai besar dan saat ini dipimpin tokoh muda Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang energik dan diharapkan bisa menjadi pemimpin bangsa ke depan. “Saya sangat kagum dengan sosok Mas AHY, makanya saya mau bergabung di Partai Demokrat dan akan ikut membesarkan Partai Demokrat kususnya di Sumatera Utara,” kata Saktiawan.

Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain Hutajulu mengaku berterimakasih kepada Saktiawan Sinaga yang dengan sukarela mau bergabung bersama Partai Demokrat. Herri juga menyebut, ia akan mendukung Saktiawan yang berencana membuka klub sepakbola Demokrat.

“Kita ingin pemain sepakbola yang tangguh muncul kembali dari Sumut seperti dulu, dimana nama PSMS sangat  popular. Dengan kehadiran Saktiawan Sinaga di Partai Demokrat kita harapkan akan menambah semangat para pecinta sepakbola untuk membesarkan partai kita yang dipimpin Bapak AHY,” tandas Herri.

Saat penyerahan KTA, Herri Zulkarnain dan Meilizar Latif juga didampingi pengurus lainnya serta pimpinan sayap partai seperti Ketua Komite Nasional Partai Demokrat (KNPD) Sumut,  Suryani Paskah Naiborhu dan  Ketua Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI) Sumut , Dahliana Sinuliga. (adz)

Bank akan Banyak Merger di 2021

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso berharap semakin banyak lembaga jasa keuangan yang melakukan penggabungan usaha (merger) maupun akuisisi.

Wimboh menilai hal itu perlu dilakukan untuk mempertimbangkan persaingan industri jasa keuangan ke depan yang akan semakin ketat dengan era digitalisasi. Dengan demikian, kebutuhan modal juga harus semakin kuat terutama di sektor perbankan.

“Trennya (di 2021) akan lebih banyak lagi bank yang melakukan akuisisi dan merger. Ini bagus untuk mencegah permasalahan dan lebih dini untuk melakukan itu,” kata Wimboh dalam webinar bertajuk ‘Akselerasi Pemulihan Ekonomi’, Selasa (26/1).

Pihaknya juga sudah memberlakukan kebijakan menaikkan modal inti bank menjadi Rp 3 triliun secara bertahap mulai tahun 2022. Dia mau bank yang belum bisa memenuhi ketentuan modal inti minimal harus mencari partner strategis.

Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020, bank diharuskan memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun tahun ini, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022. Dengan ketentuan yang baru ini, setidaknya ada sejumlah bank yang berpotensi turun kelas jadi BPR.

“Dari awal kami minta plan. Kalau memang tidak bisa, kami preventive dengan mengundang investor, mencari partner sehingga tidak ada yang mengalami kesulitan tentang hal ini,” ucapnya.

Wimboh menyebut adanya 4 bank merger beberapa waktu lalu juga dalam rangka meningkatkan kompetitifnya di sektor jasa keuangan. Ke depan, kompetisi akan menjadi berat apalagi dengan kebutuhan teknologi.

“4 bank merger dalam rangka itu, apabila bisa memenuhi sendiri silakan. Permodalan ini suatu proses yang dinamis karena kompetisi akan berat dengan teknologi,” ujarnya. (dtc/ram)

Terima Hasil Sensus Penduduk dari BPS, Sumut Buka Peluang untuk Investor

Gubsu, Edy Rahmayadi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Edy Rahmayadi menegaskan Pemprov Sumut tidak bisa berjalan sendiri dalam memulihkan perekonomian di wilayah ini, terlebih Sumut masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Dibutuhkan kerjasama semua kepala daerah dan stakeholder terkait, termasuk pihak investor guna mempercepat pemulihan ekonomi Sumut.

Gubsu, Edy Rahmayadi.

“Kita evaluasi langkah-langkah apa yang harus kita lakukan. Tidak boleh lama ini. Nanti bisa kekurangan makan rakyat di Sumut ini,” katanya menjawab wartawan usai menerima kunjungan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Rumah Dinas Gubsu Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (26/1).

Terungkap dalam pertemuan itu, bahwa laju pertumbuhan penduduk Sumut sebesar 1,28 persen per tahun dalam kurun waktu 2010-2020. Kondisi ini menurut Edy, justru bertolak belakang dengan kondisi perekonomian yang tengah menurun dampak dari pandemi Covid-19.Tentunya bila tidak disikapi dengan tepat, maka dikhawatirkan akan memunculkan kesenjangan di masyarakat.

Pihaknya kata Edy, perlu bekerja keras melakukan evaluasi agar kesenjangan yang terjadi tidak sampai berimbas negatif di masyarakat. Sehingga pendapatan daerah perlu dipikirkan demi mengembalikan geliat ekonomi masyarakat.

Upaya pertama yang dilakukan, ungkap dia, mengajak pemerintah kabupaten dan kota untuk mengembangkan kegiatan yang dapat menjaga ketahanan pangan yakni pertanian, peternakan, dan perikanan.

“Kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan saat ini mudah. Kenapa? Karena bisa bekerja sendiri di daerah-daerah. Semakin luas dia (lahan), tentu akan semakin aman. Ini yang harus kita, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus terlibat bersama sehingga di 2021 ini bisa kita tingkatkan,” katanya.

Di samping itu, upaya lain untuk memulihkan perekonomian, maka Pemprov Sumut akan membuka peluang bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Sumut. Menurut Edy, akan sangat berat apabila Sumut bergantung pada dana APBD dan APBN di situasi pandemi Covid-19.

“Kegiatan investasi yang harus kita siapkan. Berharap pada APBD dan APBN cukup berat. Sehingga kita menarik investor asing untuk menanamkan modalnya. Dana-dana asing itu diharap berguna untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat kita. Ini yang harus tetap kita lakukan,” pungkasnya.

Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi sebelumnya melaporkan, dari hasil sensus penduduk (SP) 2020 penduduk Sumut bertambah sebanyak 14,80 juta jiwa dibandingkan 10 tahun lalu berjumlah 12,98 juta jiwa.

“Kemarin kita sudah dapat dukungan dalam pelaksanaan untuk melakukan sensus penduduk dari pemerintah daerah. Sekarang kita melaporkan hasil daripada sensus penduduk kepada gubenur. Alhamdulillah, beliau sudah menyambut, sudah menerima hasil sensus,” katanya.

Berdasarkan hasil SP2020, sebutnya, pertumbuhan laju penduduk Sumut dalam kurun waktu 2010-2020 sebesar 1,28 persen. Menurutnya, persentase itu tidak berbeda jauh dengan data yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Sumut.

“Pertumbuhan laju penduduk Sumut per tahun 1,28 persen, hasil sensus 2020. Memang lebih tinggi bila dibandingkan 10 tahun lalu dengan rata-rata dulu 1,22 persen,” ungkapnya. (prn/ram)

Stok Mulai Melimpah di Tingkat Petani, Harga Cabai Turun Rp28 Ribu per Kilogram

DIABADIKAN: Pedagang cabai di Pusat Pasar Kota Medan sedang menunggu pembeli. Saat ini, harga cabai merah sudah turun menjadi Rp28 ribu per kilogram dari Rp40 ribu per kilogram. Hal ini dikarenakan stok cabai di petani sudah melimpah.BAGUS SP/Sumut Pos.

MEDAN, SUMUTPO.CO – Harga cabai merah mulai turun, menjadi Rp28 ribu per kilogram. Di mana sebelumnya, harga ini mencapai Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per kilogram. Hal ini dikarenakan stok melimpah di tingkat petani.

DIABADIKAN: Pedagang cabai di Pusat Pasar Kota Medan sedang menunggu pembeli. Saat ini, harga cabai merah sudah turun menjadi Rp28 ribu per kilogram dari Rp40 ribu per kilogram. Hal ini dikarenakan stok cabai di petani sudah melimpah.BAGUS SP/Sumut Pos.

Pedagang Pusat Pasar Kota Medan, Leo mengatakan sudah 3 hari ini harga cabai merah turun. Begitu juga dengan harga cabai hijau di harga Rp28.000 per kilogram bisanya Rp30.000 per kilogram.

“Sedangkan harga cabai rawit masih bertahan mahal ya di harga Rp55.000 per kg. Begitupun harga cabai rawit ini sudah turun lah,” ungkap Leo kepada wartawan di Pusat Pasar Kota Medan, Selasa (26/1).

Untuk komiditas pangan lain di pasar ini masih normal. Untuk bawang merah asal jawa di jual Rp25.000 per kilogram dan bawang merah asal Samosir Rp35.000 per kilogram.

“Kalau bawang merah asal Samosir memang mahal. Tomat juga bertahan mahal Rp9.000 per kilogramm. Sedangkan harga bawang putih Rp24.000 per kilogram,” sebut Leo.

Sementara, harga sayur-sayuran melambung tinggi atau mengalami kenaikan harga 80 sampai 100 persen sejak sepekan terakhir. Hal ini, dipicu karena musim hujan.

“Sayur kacang panjang Rp12 ribu per kg biasanya Rp4 ribu per kg. Terong Rp14 ribu per kg biasa Rp4 ribu per kg, buncis Rp15 ribu per kg. Kangkung Rp4 ribu per ikat sebelumnya Rp2 ribu per ikat,” jelas Fuji.

Begitu juga dengan harga sayur bayam seikat sudah Rp5 ribu sampai Rp6 ribu per ikat padahal biasanya hanya Rp3.000 per ikat. “Cuaca hujan menjadi pemicu harga sayuran ini naik. Kalau hujan terus tanaman sayuran menjadi kurang sehat,” imbuhnya

Sama halnya yang dikatakan pedagang sayuran lainnya, Rukinah Br. Tarigan. Ia terpaksa mengurangi stok sayuran karena khawatir tidak laku. Biasanya bayam bisa di stoknya hingga 40 ikat, saat ini ia hanya berani 10 ikat. Itupun tidak laku semua.

“Haduh mahal kali, gak berani saya belanja banyak karena pembeli sepi. Banyak juga pun yang jadi beli karena harga mahal, Alhasil sayuran saya banyak sisa setiap harinya,” tandas Rukinah.

Sementara itu, Ketua Tim Pamantau Harga Pangan, Gunawan Benjamin mengatakan harga cabai di tingkat petani di wilayah kabupaten Karo mulai turun tajam per Selasa (26/1). Tren penurunan harga sudah terlihat sejak permintaan pada minggu sore kemarin.

“Jadi memang trennya itu tengah mengalami penurunan. Dan saya sangat yakin kalau harga di tingkat pedagang pengecer nantinya akan turun. Meskipun membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari kedepan sehingga harga di tingkat pedagang pengecer tidak berbeda terlalu jauh,” jelasnya.

Dari hasil pengamatan di lapangan, sambung Gunawang rerjadi limpahan stok cabai dari sejumlah daerah yang memicu terjadi penurunan harga.

“Temuan salah satu sampel kita dilapangan. Kecamatan Kuta Buluh Kab. Karo, saat ini mampu memasok cabai dalam kisaran angka 5 ton per satu kali panen. Padahal sebelumnya berada dalam rentang 1,5 hingga 2,5 ton per 1 kali panen,” pungkasnya.(gus/ram)

PT Pelindo I Dukung Sekolah Ekspor GPEI Sumut

AUDINESI: Ketua GPEI Sumut Drs Hendrik H Sitompul MM dan pengurus lainnya bersama GM PT Pelindo I Cabang Belawan, Yarham Harid usai audiensi.
AUDINESI: Ketua GPEI Sumut Drs Hendrik H Sitompul MM dan pengurus lainnya bersama GM PT Pelindo I Cabang Belawan, Yarham Harid usai audiensi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumatera Utara (Sumut) bersinergi dengan PT Pelindo I Cabang Belawan Sumatera Utara untuk menggali potensi ekspor di Sumut. Kunjungan pertama mengawali tahun 2021 tersebut, Ketua GPEI Sumut Drs Hendrik H Sitompul MM hadir bersama Wakil Ketua GPEI Sumut Condrad Naibaho, Job Purba, dan Donsisko Perangin angin, disambut General Manager PT Pelindo I Cabang Belawan Yarham Harid, Selasa (26/1).

AUDINESI: Ketua GPEI Sumut Drs Hendrik H Sitompul MM dan pengurus lainnya bersama GM PT Pelindo I Cabang Belawan, Yarham Harid usai audiensi.
AUDINESI: Ketua GPEI Sumut Drs Hendrik H Sitompul MM dan pengurus lainnya bersama GM PT Pelindo I Cabang Belawan, Yarham Harid usai audiensi.

Dalam pertemuan itu, dibahas tentang rencana membuka Sekolah Ekspor dan merancang marketplace digital untuk mempromosikan produk-produk barang ekspor yang ada di Sumut. “Awalnya kami sudah berbicara dengan Kadis Perindag Sumut bahwa ada program 2021 yaitu, GPEI Sumut akan membuka sekolah ekspor dan membuat Market Place.

Tujuannya memberi pengetahuan kepada pemilik barang menengah ke bawah, yang berkeinginan melakukan ekspor barang, supaya pemilik barang tau prosesnya bagaimana dan produk-produk barang akan dibuat ke market place. GPEI Sumut akan melakukan pendampingan sampai bisa melakukan ekspor,” kata Hendrik.

Atas rencana tersebut, lanjut Hendrik, GPEI Sumut juga berharap PT Pelindo I Cabang Belawan mendukung. “Nanti akan ada kunjungan study, dan kami berharap biaya ekspor tidak terlalu tinggi,” harap Hendrik.

Dalam kesempatan itu, GM Pelindo I Cabang Belawan Yarham mengaku mendukung rencana dibukanya Sekolah Ekspor ini dan siap menerima kunjungan study, serta siap menjadi narasumber. “Kami berharap adanya sinergitas dengan GPEI Sumut untuk menggali potensi ekspor di Sumut,” pungkas Yarham.

BICT Belawan Siap Bersinergi

Usai berkunjung ke PT Pelindo I Cabang Belawan, GPEI Sumut juga berkunjung ke PT Pelindo I Kantor Cabang Belawan International Container Terminal (BICT) Sumatera Utara. Hendrik Sitompul juga menyampaikan sejumlah program di antaranya, membuka sekolah ekspor, merancang market place digital untuk menggali dan mempromosikan potensi ekspor di Sumut.

“Bahwa di Sumut ini, banyak eksport importir barang tidak mengetahui proses logistik, yang dilakukan terhadap barang mereka. Karena terkesan, mereka hanya menitipkan barangnya kepada pengusaha-pengusaha ekspedisi maupun juga kepada jasa perusahaan ekspor, ” kata Hendrik.

Menurut Hendrik, hal itu menunjukkan, tidak transparan kepada pemilik barang apa yang mereka sudah lakukan. “Ini yang ujung-ujungnya berdampak kepada, cost logistic yang sangat tinggi dirasakan pemilik barang. Akhirnya para pemilik barang enggan melakukan ekspor, ” ungkap Hendrik.

“Yang kami lakukan pertama adalah melakukan pemetaan kembali pemilik barang, bekerjasama dengan Disperindag Pemerintah dan Kabupaten Kota, mendata berapa pemilik barang yang sebenarnya layak untuk ekspor. Disperindag juga sudah menurunkan 30 orang relawannya ke daerah-daerah untuk membina pendampingan kepada para ekspor,” katanya.

Ke depan kata Hendrik, GPEI akan mendampingi pemilik barang agar mendorong mereka untuk ekspor. Selanjutnya, GPEI akan membuka sekolah ekspor, untuk mengedukasi para pemilik barang. “Selain itu kami juga ada majalah Export News dan media online geosiar.com, yang diharapkan bersinergi dengan BICT Pelindo I,” kata Hendrik.

Harapan GPEI sebut Hendrik, Pelindo I bersedia sebagai narasumber untuk Sekolah Ekspor, BICT bersedia menerima kunjungan, serta berharap biaya sekolah ekspor nantinya tidak mahal. GM BICT Pelindo I Belawan Indra P melalui Deputi Ridwan didampingi Manager Operasi Barman mengatakan, BICT siap membantu dan mendukung rencana membuka sekolah ekspor. Serta siap menerima kunjungan study nantinya. “Kami juga berharap, adanya sinergitas dengan GPEI Sumut untuk menggali potensi ekspor di Sumut,” kata Deputi BICT Ridwan.(adz/ram)

Wagubsu Kukuhkan Pengurus IPHI Tebingtinggi

KUKUHKAN: Wagubsu Musa Rajeksyah mengukuhkan kepenguruan IPHI Kota Tebingtinggi, Selasa (26/1).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera (Wagubsu) sekaligus Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sumut, Musa Rajekshah melantik kepengurusan daerah IPHI Kota Tebingtinggi periode 2019-2024 yang diketuai H Saman Marzuki, di Gedung Balai Kartini, Jalan Gunung Leuser Tebingtinggi, Selasa (26/1).

KUKUHKAN: Wagubsu Musa Rajeksyah mengukuhkan kepenguruan IPHI Kota Tebingtinggi, Selasa (26/1).

Usai pelatikan, Musa Rajekshah mengaku salut dengan Ketua IPHI Tebingtinggi, mengingat Saman Marzuki kini sudah memasuki usia 81 tahun.

“Salut saya sama Al-ustad Saman ini, sudah 81 tahun masih mau jadi ketua IPHI,” katanya.

Ijeck menjelaskan, berdasarkan sejarah perjalanan IPHI Tebingtinggi, H Saman sudah aktif sejak tahun 1975 hingga kini dia masih terpilih menjadi ketua.

“Dari dulu sampai sekarang beliau ini terus aktif di IPHI, kita apresiasi,” jelas Ijeck.

Disampaikannya, kegiatan IPHI bertujuan untuk kemaslahatan umat, bagaimana umat yang sudah melaksanakan ibadah haji bisa menjadi haji yang mabrur sepanjang masa.

“Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai pengurus memerlukan pengorbanan dan pengabdian untuk mencapai tujuan kemasalahatan umat. Ia berharap, sinergitas yang telah ada antara IPHI Tebingtinggi dan Pemerintah Kota Tebingtinggi bisa lebih ditingkatkan,” pintanya.

Sedangkan Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan dalam sambutannya juga mengapresiasi IPHI Tebingtinggi, karena selama ini sudah banyak berpartisipasi membangun Kota Tebingtinggi. Menurutnya, IPHI adalah organisasi yang sudah banyak berbuat untuk Tebingtinggi, bukan hanya untuk pelaksanaan keberangkatan ibadah haji, tapi juga sering menggelar taklim dan kegiatan sosial lainnya.

“Pemko Tebingtinggi mengucapkan terima kasih telah banyak berbuat dan bermitra dengan Pemko Tebingtinggi untuk bangun masyarakat yang berakhlak,” jelas Umar.

Ketua IPHI Tebingtinggi, Saman Marzuki menjelaskan, sejak tahun 1975, di Kota Tebingtinggi sudah terbentuk wadah Perhimpunan Haji, pada masa itu, kegiatan manasik di Tebingtinggi berjalan cukup meriah hingga diikuti dari berbagai daerah seperti Serdang Bedagai, Simalungun dan Asahan.

Saman menegaskan, IPHI Kota Tebingtinggi tetap berkomitmen bersinergi dengan Pemko Tebingtinggi dalam mewujukan pembangunan. Tetap jaga dan membina, menjalin ukhuwah, menjadi mitra pemerintah. (ian)

Warga Asahan Terpapar Covid Tambah 5 Orang

Juru Bicara GTPP Covid-19 Asahan, Rahmat Hidayat Siregar.

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat yang terpapar Covid -19 di Kabupaten Asahan kembali bertambah 5 orang, sehingga terakumulasi menjadi 505 orang. Menurut data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Asahan, jumlah pasein Covdi-19 sembuh sebanyak 429, dirawat 46 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 30 orang.

Juru Bicara GTPP Covid-19 Asahan, Rahmat Hidayat Siregar.

Juru Bicara GTPP Covid-19 Asahan, Rahmat Hidayat Siregar menjelaskan, data tersebut merupakan hasil surveilans dari seluruh Puskesmas yang ada di Asahan, sebagaimana dikelola Dinas Kesehatan Asahan per tanggal 26 Januari 2021 hingga pukul 12.00 WIB. Rahmat pun menyampaikan imbauan dari Ketua Gugus Tugas Covid-19 Asahan, Surya yang ditujukan kepada masyarakat Asahan agar tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 3M yaitu Menggunakan Masker setiap saat, Mencuci tangan dengan sabun serta Menjaga jarak.

Lebih lanjut Rahmad Hidayat menjelaskan, sebagaimana data dari Dinas Kesehatan Asahan warga yang terpapar Covid-19 tersebar di 24 Kecamatan dari 25 Kecamatan yang ada di Asahan. Hingga hari ini hanya 1 Kecamatan yang tidak berdampak yaitu Kecamatan Sei Kepayang Barat, tidak ada warga yang terinfeksi covid-19.

“Hari ini warga Asahan yang terkonfirmasi positif covid-19 sebanyak 505 orang dengan rincian 46 orang dalam perawatan, 429 orang dinyatakan sembuh dan 30 orang total warga Asahan meninggal dunia,” terang Rahmat Hidayat.

Rahmad dan tim tak bosan-bosannya terus mengimbau kepada warga Asahan untuk tetaplah mematuhi segala imbauan dari pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan, agar angka penyebaran Covid-19 dapat ditekan dan hilang dari Asahan.(mag-9)

10 Tahun Pertumbuhan Penduduk Asahan Naik 1,38 Persen, 34.807 Warga Berdomisili Tak Sesuai KK

SAMBUTAN: Bupati Asahan H Surya BSc menyampaikan sambutan saat BPS meliris Data Sensus Penduduk dan Data Adminstrasi Kependudukan 2020, Selasa (26/1).

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Asahan meliris laju pertumbuhan penduduk di kabupaten tersebut selama kurun waktu 10 tahun, naik 1,38 persen. Dengan laju pertumbuhan tersebut, berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Kabupaten Asahan hingga September 2020 sebanyak 769.960 jiwa.

SAMBUTAN: Bupati Asahan H Surya BSc menyampaikan sambutan saat BPS meliris Data Sensus Penduduk dan Data Adminstrasi Kependudukan 2020, Selasa (26/1).

“Dengan luas daratan Kabupaten Asahan sebesar 3.732,97 km², maka kepadatan penduduk Kabupaten Asahan sebanyak 206 jiwa per km²,” ungkap Kepala BPS Kabupaten Asahan, Dra Minda Flora Ginting MM di Pendopo Rumah Dinas Bupati Asahan, Selasa (26/1).

Minda menerangkan, dari total data tersebut, sebanyak 95,48 persen atau 735.153 penduduk berdomisili sesuai Kartu Keluarga (KK). Sedangkan 4,52 persen atau 34.807 penduduk, berdomisili tidak sesuai KK.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, pembagian jumlah penduduk di Kabupaten Asahan yaitu 50,57 persen atau sebanyak 389.391 orang jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Asahan. Dan sebesar 49,403 persen atau sebanyak 380.569 orang jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Asahan.

Jumlah ini merupakan data jumlah penduduk hasil sinkronisasi antara hasil Sensus penduduk 2020 dengan data Adminduk. Ini merupakan gambaran banyaknya penduduk yang melakukan perpindahan, baik untuk keperluan bekerja, sekolah, maupun alasan lainnya. “Sementara itu, database dari dukcapil dibawa ke lapangan guna diverifikasi,” terangnya.

Menyikapi hasil sensus ini, Bupati Asahan H Surya BSc berharap data yang dihasilkan BPS ini, nantinya dapat menjadi pedoman bagi Pemkab Asahan dalam melakukan segala tahapan pembangunan agar terlaksana secara terukur dan memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Kabupaten Asahan.

“Sekilas informasi bahwa penduduk Asahan berada pada kelompok usia muda, dimana mayoritas penduduknya berada pada kelompok usia produktif. Kondisi ini menggambarkan kuatnya modal kita untuk menggerakkan perekonomian dan pembangunan, tinggal bagaimana kita dapat mengelola penduduk dengan baik,” tegas Surya.

Hadir dalam Rilis Data Sensus Penduduk dan Data Adminstrasi Kependudukan 2020 tersebut diantaranya, Sekda Asahan Drs Jhon Hardi Nasution MSi, Asisten dan para Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Asahan. (mag-9)

67 Honorer Dairi Bakal Terima SK PPPK

JELASKAN: Kabid Pengadaan Mutasi dan Informasi pada BKPSDM Dairi, Martua Simarmata menjelaskan pengangkatan PPPK di lingkungan Pemkab Dairi.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 67 orang tenaga honorer di lingkungan Pemkab Dairi, dalam waktu dekat akan diangkat dan menerima SK Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

JELASKAN: Kabid Pengadaan Mutasi dan Informasi pada BKPSDM Dairi, Martua Simarmata menjelaskan pengangkatan PPPK di lingkungan Pemkab Dairi.

Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Smber Daya Mansia (BKPSDM) Dairi, Dapot Hasudungan Tamba melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengadaan Mutasi dan Informasi, Martua Simarmata menerangkan, ke-67 honorer itu diantaranya 45 orang penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta 22 orang tenaga pendidik (guru).

Martua menyebutkan, ke-67 tenaga honorer yang akan diangkat PPPK formasi tahun 2018 namun penetapan dan pengumuman pemberkasan tahun 2020.

“Saat ini, berkas mereka sudah di BKN, tinggal menunggu SK dan nomor induk pegawai (NIP),” ucapnya.

Martua mengatakan, formasi pengangkatan PPPK baru pertama kali untuk Kabupaten Dairi. Dan untuk tahun 2021, Pemkab Dairi sudah mengusulkan 1.151 orang honorer menjadi PPPK.

“Kita berharap Menpan-RB membuka formasi yang lebih besar kepada kita, sehingga kebutuhan pegawai mencukupi untuk mendukung visi misi Pemkab Dairi,” harapnya.

Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu menargetkan, guru di setiap sekolah harus terpenuhi. Begitu juga dengan penyuluh pertanian, ditargetkan 161 desa dan 8 kelurahan harus memiliki penyluh pertanian.

“Dan pengangkatan P3K sangat membantu, karena jumlah ASN pensiun rata-rata 150-200 orang per tahun,” ujar Martua. (rud)