28.4 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Puan Bertemu AHY, Momentum Rekonsiliasi Politik

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani berencana bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Peluang kerja sama pun dijajaki. Pertemuan kedua tokoh penting itu akan menjadi momentum rekonsiliasi politik nasional.

Puan mengatakan, dirinya akan segera bertemu dengan AHY dalam waktu dekat. Namun, dia masih belum memastikan kapan pertemun tersebut akan dilaksanakan. “Segera, segera, segera ketemu (dengan AHY),” terang dia.

Terkait peluang kerja sama politik antara PDIP dan Partai Demokrat, Ketua DPR RI itu mengatakan, pihaknya akan berbincang dulu dengan AHY. Setelah itu baru akan diketahui apakah di antara kedua partai akan memiliki kesamaan maksud dan tujuan dalam membangun Indonesia ke depan.

Pada Rakernas III PDIP 7 Juni lalu, Puan menyebutkan nama-nama yang akan menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Nama AHY masuk dalam bursa cawapres Ganjar. Setiap tokoh yang masuk dalam cawapres memiliki kelebihan masing-masing. Namun sampai saat ini, PDIP tak kunjung mengumumkan cawapres Ganjar.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya serius bertemu dengan petinggi Partai Demokrat. Menurut dia, PDIP memegang teguh prinsip gotong royong, sehingga bisa membuka dialog dengan partai mana punn

termasuk Partai Demokrat. “PDIP merangkul semua,” paparnya.

Hasto mengatakan, dialog antar partai politik sangat penting dilakukan menjelang Pemilu 2024. Sebab, yang akan dibicarakan dalam pertemuan tersebut adalah persoalan rakyat. “Itu sesuatu yang sangat positif,” ucapnya. Dia menegaskan bahwa PDIP akan terus berusaha mengulurkan tangan untuk membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Terkait langkah Partai Demokrat yang sudah membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama PKS dan Partai Nasdem, Hasto mengatakan, pihaknya menghormati kerja sama yang sudah dilakukan tiga partai tersebut. “Kami hormati partai yang sudah bergandengan tangan membentuk koalisi,” ucapnya.

Namun, kata Hasto, walaupun Partai Demokrat sudah membentuk koalisi, tidak ada salahnya jika PDIP menjalin dialog dan komunikasi politik dengan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Menurut dia, respon publik sangat baik terhadap rencana pertemu Puan dan AHY.

Sementara itu, Partai Demorkat menyambut baik tawaran dialog yang disampaikan PDIP. Sekjen Partai Demokrat Teuku Rifky Hasyra menegaskan, Partai Demokrat selalu terbuka untuk berkomunikasi dengan seluruh partai politik, termasuk PDIP. “Kami menghormati dan menghargai pintu komunikasi yang telah disampaikan melalui pernyataan terbuka Sekjen PDIP, Mas Hasto,” ujarnya.

Dia juga memastikan untuk mendukung rencana silaturahmi Puan Maharani dengan AHY. Sebagai dua pemimpin muda, silaturahmi dibutuhkan untuk kepentingan nasional di masa depan.

Lantas, apakah pertemuan akan fokus membahas Pilpres? Teuku tidak membeberkan lebih jauh. Dia menilai, rencana pertemuan dan tawaran kerja sama tersebut tidak sekedar membicarakan kontestasi Pilpres 2024. “Lebih dari itu, juga dapat berdiskusi tentang berbagai permasalahan bangsa,” terangnya.

Terpisah, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera menanggapi santai rencana pertemuan Puan dengan AHY. Baginya, pertemuan tokoh hal yang positif dalam negara demokrasi.”Silaturahim selalu bagus. Menyambung komunikasi dan bisa menjadi jembatan perbedaan,” ujarnya saat dihubungi.

Soal kemungkinan Demokrat merapat ke poros koalisi yang dibangun PDIP, Mardani menampiknya. Dia meyakini, demokrat akan setia dengan koalisi perubahan untuk persatuan (KPP) yang sudah dibangun sejak lama. “Tetap yakin komitmen Demokrat ke KPP,” imbuhnya.

PPP yang sudah menjalin kerja sama politik dengan PDIP juga menyambut baik rencana pertemuan Puan dengan AHY. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan, pertemuan kedua tokoh politik itu sangat baik. Menurut dia, komunikasi politik yang dibangun Puan dan AHY itu akan menyejukkan dan menyehatkan demokrasi.

Jika pertemuan itu nanti tidak berujung pada koalisi politik, hal itu biasa saja. Namun, kalau komunikasi politik tersebut berakhir dengan kerja sama politik, maka hal itu sangat bagus. “Komunikasi politik itu tidak harus berujung dengan koalisi,” kata Awiek, sapaan akrab Achmad Baidowi itu.

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Khoirul Umam mengatakan, tawaran kerja sama PDIP-Demokrat bisa menjadi momentum rekonsoliasi politik nasional. Menurutnya, rencana pertemuan Puan-AHY sangatlah produktif untuk kematangan demokrasi ke depan, dimana kompetisi politik tidak lagi disulut oleh politik kebencian akibat dendam masa lalu.

Menurutnya, sikap terbuka PDIP tampaknya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Pertama, menguatnya tren peningkatan elektabilitas Prabowo di atas Ganjar yang disinyalir didukung oleh sebagian sel-sel politik di lingkaran Istana Presiden. Kini PDIP mencoba bergerak cepat untuk mengonsolidasikan berbagai kekuatan politik yang memungkinkan dijangkau. “Untuk mengantisipasi jika akhirnya terjadi persaingan sengit antara Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024 mendatang,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Umam, di tengah rusaknya fondasi hubungan PDIP dengan Partai Nasdem dan perbedaan ideologis yang akut antara PDIP dengan PKS, maka Partai Demokrat dinilai PDIP sebagai satu-satunya partai di Koalisi Perubahan yang bisa dijadikan sebagai celah untuk membuka komunikasi politik ke depan.

Dengan demikian, siapapun yang bisa masuk di putaran kedua Pilpres 2024 nantinya, masing-masing simpul koalisi sudah memiliki pintu komunikasi untuk menggalang dukungan penentu kemenangan. Artinya, jika PDIP melihat Anies Baswedan tidak akan berlaga atau tidak masuk di putaran kedua Pilpres 2024, maka Partai Demokrat dinilai PDIP paling memungkinkan untuk diajak berkoalisi, daripada mengajak PKS dan Partai Nasdem.

Umam mengatakan, sikap terbuka PDIP yang juga disambut positif oleh Partai Demokrat tentu akan meningkatkan nilai tawar Partai Demokrat yang belakangan ini dikunjungi semua simpul kekuatan politik, baik yang selama ini dinilai sebagai lawan maupun kawan. “Di mana elit Partai Golkar, PKB, Partai Gerindra, hingga PDIP kini juga ikut mencoba mendekati Partai Demokrat,” terangnya.

Artinya, lanjut Umam, gerbong politik nasionalis-religius yang direpresentasikan Partai Demokrat dianggap bisa menjadi game changer sekaligus penentu kemenangan di tengah ketatnya persaingan politik di Pilpres 2024.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) itu mengatakan, sikap terbuka Partai Demokrat yang menyambut positif ajakan komunikasi PDIP juga bisa menjadi amunisi politik untuk menghantam ego Partai Nasdem yang belakangan justru seolah menyudutkan AHY dan Partai Demokrat dalam bursa cawapres Anies Baswedan.

Menurut mantan wartawan itu, situasi tersebut harus diantisipasi secara serius oleh Anies. Sebagai capres yang diberikan mandat untuk menentukan cawapresnya, Anies harus bergerak cepat dan menjaga mutual-trust di internal Koalisi Perubahan. “Jika Anies tidak bisa mengantisipasi itu, maka kemungkinan Partai Demokrat meninggalkan Koalisi Perubahan bisa terjadi,” paparnya.

Hal itu akan berdampak sangat negatif bagi Koalisi Perubahan, mengingat selama ini yang paling lantang menyuarakan narasi perubahan adalah Partai Demokrat, dibanding PKS atau Nasdem sendiri yang tampaknya masih mencoba ingin menjaga keseimbangan hubungan di dalam koalisi pemerintahan. (lum/far/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani berencana bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Peluang kerja sama pun dijajaki. Pertemuan kedua tokoh penting itu akan menjadi momentum rekonsiliasi politik nasional.

Puan mengatakan, dirinya akan segera bertemu dengan AHY dalam waktu dekat. Namun, dia masih belum memastikan kapan pertemun tersebut akan dilaksanakan. “Segera, segera, segera ketemu (dengan AHY),” terang dia.

Terkait peluang kerja sama politik antara PDIP dan Partai Demokrat, Ketua DPR RI itu mengatakan, pihaknya akan berbincang dulu dengan AHY. Setelah itu baru akan diketahui apakah di antara kedua partai akan memiliki kesamaan maksud dan tujuan dalam membangun Indonesia ke depan.

Pada Rakernas III PDIP 7 Juni lalu, Puan menyebutkan nama-nama yang akan menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Nama AHY masuk dalam bursa cawapres Ganjar. Setiap tokoh yang masuk dalam cawapres memiliki kelebihan masing-masing. Namun sampai saat ini, PDIP tak kunjung mengumumkan cawapres Ganjar.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya serius bertemu dengan petinggi Partai Demokrat. Menurut dia, PDIP memegang teguh prinsip gotong royong, sehingga bisa membuka dialog dengan partai mana punn

termasuk Partai Demokrat. “PDIP merangkul semua,” paparnya.

Hasto mengatakan, dialog antar partai politik sangat penting dilakukan menjelang Pemilu 2024. Sebab, yang akan dibicarakan dalam pertemuan tersebut adalah persoalan rakyat. “Itu sesuatu yang sangat positif,” ucapnya. Dia menegaskan bahwa PDIP akan terus berusaha mengulurkan tangan untuk membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Terkait langkah Partai Demokrat yang sudah membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama PKS dan Partai Nasdem, Hasto mengatakan, pihaknya menghormati kerja sama yang sudah dilakukan tiga partai tersebut. “Kami hormati partai yang sudah bergandengan tangan membentuk koalisi,” ucapnya.

Namun, kata Hasto, walaupun Partai Demokrat sudah membentuk koalisi, tidak ada salahnya jika PDIP menjalin dialog dan komunikasi politik dengan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Menurut dia, respon publik sangat baik terhadap rencana pertemu Puan dan AHY.

Sementara itu, Partai Demorkat menyambut baik tawaran dialog yang disampaikan PDIP. Sekjen Partai Demokrat Teuku Rifky Hasyra menegaskan, Partai Demokrat selalu terbuka untuk berkomunikasi dengan seluruh partai politik, termasuk PDIP. “Kami menghormati dan menghargai pintu komunikasi yang telah disampaikan melalui pernyataan terbuka Sekjen PDIP, Mas Hasto,” ujarnya.

Dia juga memastikan untuk mendukung rencana silaturahmi Puan Maharani dengan AHY. Sebagai dua pemimpin muda, silaturahmi dibutuhkan untuk kepentingan nasional di masa depan.

Lantas, apakah pertemuan akan fokus membahas Pilpres? Teuku tidak membeberkan lebih jauh. Dia menilai, rencana pertemuan dan tawaran kerja sama tersebut tidak sekedar membicarakan kontestasi Pilpres 2024. “Lebih dari itu, juga dapat berdiskusi tentang berbagai permasalahan bangsa,” terangnya.

Terpisah, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera menanggapi santai rencana pertemuan Puan dengan AHY. Baginya, pertemuan tokoh hal yang positif dalam negara demokrasi.”Silaturahim selalu bagus. Menyambung komunikasi dan bisa menjadi jembatan perbedaan,” ujarnya saat dihubungi.

Soal kemungkinan Demokrat merapat ke poros koalisi yang dibangun PDIP, Mardani menampiknya. Dia meyakini, demokrat akan setia dengan koalisi perubahan untuk persatuan (KPP) yang sudah dibangun sejak lama. “Tetap yakin komitmen Demokrat ke KPP,” imbuhnya.

PPP yang sudah menjalin kerja sama politik dengan PDIP juga menyambut baik rencana pertemuan Puan dengan AHY. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan, pertemuan kedua tokoh politik itu sangat baik. Menurut dia, komunikasi politik yang dibangun Puan dan AHY itu akan menyejukkan dan menyehatkan demokrasi.

Jika pertemuan itu nanti tidak berujung pada koalisi politik, hal itu biasa saja. Namun, kalau komunikasi politik tersebut berakhir dengan kerja sama politik, maka hal itu sangat bagus. “Komunikasi politik itu tidak harus berujung dengan koalisi,” kata Awiek, sapaan akrab Achmad Baidowi itu.

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Khoirul Umam mengatakan, tawaran kerja sama PDIP-Demokrat bisa menjadi momentum rekonsoliasi politik nasional. Menurutnya, rencana pertemuan Puan-AHY sangatlah produktif untuk kematangan demokrasi ke depan, dimana kompetisi politik tidak lagi disulut oleh politik kebencian akibat dendam masa lalu.

Menurutnya, sikap terbuka PDIP tampaknya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Pertama, menguatnya tren peningkatan elektabilitas Prabowo di atas Ganjar yang disinyalir didukung oleh sebagian sel-sel politik di lingkaran Istana Presiden. Kini PDIP mencoba bergerak cepat untuk mengonsolidasikan berbagai kekuatan politik yang memungkinkan dijangkau. “Untuk mengantisipasi jika akhirnya terjadi persaingan sengit antara Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024 mendatang,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Umam, di tengah rusaknya fondasi hubungan PDIP dengan Partai Nasdem dan perbedaan ideologis yang akut antara PDIP dengan PKS, maka Partai Demokrat dinilai PDIP sebagai satu-satunya partai di Koalisi Perubahan yang bisa dijadikan sebagai celah untuk membuka komunikasi politik ke depan.

Dengan demikian, siapapun yang bisa masuk di putaran kedua Pilpres 2024 nantinya, masing-masing simpul koalisi sudah memiliki pintu komunikasi untuk menggalang dukungan penentu kemenangan. Artinya, jika PDIP melihat Anies Baswedan tidak akan berlaga atau tidak masuk di putaran kedua Pilpres 2024, maka Partai Demokrat dinilai PDIP paling memungkinkan untuk diajak berkoalisi, daripada mengajak PKS dan Partai Nasdem.

Umam mengatakan, sikap terbuka PDIP yang juga disambut positif oleh Partai Demokrat tentu akan meningkatkan nilai tawar Partai Demokrat yang belakangan ini dikunjungi semua simpul kekuatan politik, baik yang selama ini dinilai sebagai lawan maupun kawan. “Di mana elit Partai Golkar, PKB, Partai Gerindra, hingga PDIP kini juga ikut mencoba mendekati Partai Demokrat,” terangnya.

Artinya, lanjut Umam, gerbong politik nasionalis-religius yang direpresentasikan Partai Demokrat dianggap bisa menjadi game changer sekaligus penentu kemenangan di tengah ketatnya persaingan politik di Pilpres 2024.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) itu mengatakan, sikap terbuka Partai Demokrat yang menyambut positif ajakan komunikasi PDIP juga bisa menjadi amunisi politik untuk menghantam ego Partai Nasdem yang belakangan justru seolah menyudutkan AHY dan Partai Demokrat dalam bursa cawapres Anies Baswedan.

Menurut mantan wartawan itu, situasi tersebut harus diantisipasi secara serius oleh Anies. Sebagai capres yang diberikan mandat untuk menentukan cawapresnya, Anies harus bergerak cepat dan menjaga mutual-trust di internal Koalisi Perubahan. “Jika Anies tidak bisa mengantisipasi itu, maka kemungkinan Partai Demokrat meninggalkan Koalisi Perubahan bisa terjadi,” paparnya.

Hal itu akan berdampak sangat negatif bagi Koalisi Perubahan, mengingat selama ini yang paling lantang menyuarakan narasi perubahan adalah Partai Demokrat, dibanding PKS atau Nasdem sendiri yang tampaknya masih mencoba ingin menjaga keseimbangan hubungan di dalam koalisi pemerintahan. (lum/far/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/