28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Massa Abdi & Timbangen ‘Serang’ Kantor Camat

Foto: Hulman/Posmetro medan Kotak suara Pilkada Delisersang yang tidak bersegel.
Foto: Hulman/Posmetro medan
Kotak suara Pilkada Delisersang yang tidak bersegel.

PANCURBATU-Ratusan massa pendukung Calon Bupati/Wakil Bupati Deliserdang nomor urut 6, Tengku Ameck-Hardy Mulyono  dan pasangan nomor urut 8, Timbangan Ginting-Parningotan menyerbu kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kantor Camat Pancurbatu, Minggu (27/10) pagi.  Kedatangan  mereka sebagai protes dugaan penggelembungan suara yang dilakukan oleh oknum-oknum diduga suruhan calon nomor urut 1, Azhari Tambunan – Zainuddin Mars. Apalagi, beberapa hari lalu, mereka melihat segel salah satu kotak suara telah rusak, dan ketika orang-orang yang berada di kantor PPK Pancurbatu melihat kedatangan para pendukung pasangan nomor 6 dan nomor 8 itu, mereka langsung menghilang yang diduga lari dari pintu belakang.

Pantauan POSMETRO MEDAN (grup JPNN) di lokasi, ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat dan organisasi kepemudaan itu terlihat terus mengawasi tempat penyimpanan kotak suara di kantor PPK Pancurbatu.  Hal ini mereka lakukan terkait adanya upaya pengrusakan salah satu segel gembok kotak suara dari Desa Simalingkar, Kec. Pancurbatu pada Jumat (25/10) lalu. Mereka juga menduga, pelaku yang melakukan pengrusakan kotak suara adalah oknum suruhan pasangan nomor urut 1. “Kan aneh, ada petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) bisa masuk sampai tengah malam di ruangan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) tempat penyimpanan kotak suara. Padahal, sesuai prosedur, setelah petugas PPS menyerahkan kotak suara kepada petugas PPK dan sudah menandatangani berita acara penyerahan, maka petugas PPS tidak bisa mencampuri kinerja PPK lagi,” ujar Fauji, salah seorang perwakilan massa pendukung pasangan Abdi.

Dijelaskannya, pada Jumat lalu beberapa rekannya sempat melihat sejumlah orang yang diduga petugas PPS dari Desa Simalingkar berada  di kantor PPK Kec. Pancurbatu. Setelah beberapa jam diamati, petugas PPS yang dibantu petugas PPK diduga akan membuka kembali kotak suara dari Desa Simalingkar tadi. Untuk membuktikan kecurigaan tersebut, mereka pun mendekati ruangan tempat penyimpanan kotak suara. Kala itu, mereka malihat segel salah satu kotak suara dari Desa Simalingkar telah dirusak. “Hal inilah yang membuat kami makin yakin kalau memang ada praktek kecurangan, jadi wajar saja kalau kami menuntut agar kembali dilakukan penghitungan suara di kantor PPK Pancurbatu,” ujar Fauji.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, termasuk adanya aksi anarkis dari massa,  Kapolsek Pancurbatu Kompol Darwin Sitepu PB beserta anggota dibantu ratusan personel Polresta Medan dipimpin Kasat Sabhara Kompol Tris Zevi dan personel Brimob Poldasu turun melakukan pengamanan di sekitar lokasi. Sesuai tuntutan massa, akhirnya penghitungan rekapitulasi surat suara dari masing-masing saksi seluruh pasangan cabup/cawabup kembali dilakukan di kantor PPK. Usai penghitungan rekapitulasi surat suara, seluruh kotak suara tadi langsung diantar ke KPU Deliserdang. Rencananya, Senin (28/10) pagi, KPU Deliserdang akan melakukan rapat pleno, dan pada Selasa (29/10) dilakukan pengumuman secara resmi hasil penghitungan suara.

Sementara itu, Camat Pancurbatu Antonius Pangaribuan saat dikonfirmasi terkait adanya indikasi kecurangan atau pengrusakan segel kotak suara yang disebut-sebut dilakukan oknum petugas PPS dan PPK Pancurbatu mengaku, tidak mengetahuinya secara pasti. “Saya tak tau menau soal perusakan segel kotak suara itu, karena saya tidak berada di dalam ruang kantor PPK tapi di ruangan saya. Saya baru tau setelah ada sejumlah orang datang ke sini. Lagian saya tak punya kewenangan untuk mengawasi pekerjaan PPK,”ujar Pangaribuan. Dia juga mengatakan, jika memang ada temuan praktek kecurangan terkait Pilkada, silahkan melapor ke Panwas Pemilu. Bahkan, terangnya, bisa juga diteruskan ke Mahkamah Konstitusi (MK) selaku wadah yang menangani sengketa pemilu.

Pantauan kru koran ini, Minggu (27/10) siang, 138 kotak suara dari Pancurbatu yang diangkut dengan Colt Diesel BK 8034 LL tersebut tiba di kantor KPUD DS sekira pukul 17.00 WIB. Sejak siang, relawan dari salah satu pasangan calon bupati DS sudah menunggu di KPUD DS. Hal itu karena beredar kabar jika kotak suara dari Pancur Batu itu ada yang tidak beres. Satu persatu kotak suara diturunkan dari truk dan dimasukkan ke gudang KPUD DS. Namun saat sejumlah kotak sudah dimasukkan hingga puluhan, tim relawan kembali protes karena segel atas kotak suara, segel pada gembok kotak tak terpasang dan bahkan ada yang sudah rusak. Tim relawan itu pun memprotes agar pihak PPK Kecamatan Patumbak maupun Panitia Pengawas Pemilu (Panwas) bertanggungjawab dan membuat berita acara jumlah kotak suara yang segelnya rusak dan tidak terpasang itu. Penurunan kotak suara dari colt diesel itupun sempat berhenti beberapa saat.

Diantara kotak suara yang tidak bersegel pada bagian atas lobang dan gemboknya tidak bersegel yaitu dari Desa Hulu Tengah TPS 2, Desa Suka Raya TPS 4, Desa Sugau TPS 1, Desa Kampung Tengah TPS 1, Desa Sugau TPS 2, Desa Tuntungan I TPS 1, Desa Kampung Tengah TPS 1, Desa Gunung Tinggi TPS 1, Desa Bintang Meriah TPS 1 dan bahkan gembok kotak suara yang terbuka berasal dari Desa Sukaraya TPS 4. Ketua PPK Pancur Batu Karta Uli Kaban yang hadir pada saat itu memasang kembali segel terhadap kotak suara yang segelnya rusak atau tidak ada.  Amarah relawan dari salah satu calon bupati DS nyaris memuncak ketika salah seorang anggota PPK Kecamatan Pancur Batu yang disebut-sebut bermarga Ginting malah menjawab kepada relawan jika kotak suara itu merupakan sampah. “Kami sudah capek,” ucapnya. Hal itu justru membuat relawan salah satu calon bupati DS nyaris mengamuk dan menjawab agar jangan berbicara secara buas.

“Itu suara bapak juga dan suara kami juga yang merupakan penentuan pemimpin Deli Serdang 5 tahun ke depan,” jawab salah seorang relawan.  Lalu petugas kepolisian pun membawa Ginting dari kerumunan massa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Melihat situasi yang kian ramai dan nyaris ricuh itu ditambah cuaca mendung, Ketua KPUD DS M Yusri langsung menemui massa dan mengatakan jika pihaknya hanya menerima saja. “Silahkan foto dan catat kotak suara yang rusak. Kalau mau buat berita acara silahkan saja. Kalau nanti kotak suara ini kena hujan, siapa yang mau bertanggungjawab,” ujar M Yusri. Mendengar penjelasan Ketua KPUD DS itu, kotak suara pun kembali diangkut ke gudang KPUD DS. (roy/deo)

Foto: Hulman/Posmetro medan Kotak suara Pilkada Delisersang yang tidak bersegel.
Foto: Hulman/Posmetro medan
Kotak suara Pilkada Delisersang yang tidak bersegel.

PANCURBATU-Ratusan massa pendukung Calon Bupati/Wakil Bupati Deliserdang nomor urut 6, Tengku Ameck-Hardy Mulyono  dan pasangan nomor urut 8, Timbangan Ginting-Parningotan menyerbu kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kantor Camat Pancurbatu, Minggu (27/10) pagi.  Kedatangan  mereka sebagai protes dugaan penggelembungan suara yang dilakukan oleh oknum-oknum diduga suruhan calon nomor urut 1, Azhari Tambunan – Zainuddin Mars. Apalagi, beberapa hari lalu, mereka melihat segel salah satu kotak suara telah rusak, dan ketika orang-orang yang berada di kantor PPK Pancurbatu melihat kedatangan para pendukung pasangan nomor 6 dan nomor 8 itu, mereka langsung menghilang yang diduga lari dari pintu belakang.

Pantauan POSMETRO MEDAN (grup JPNN) di lokasi, ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat dan organisasi kepemudaan itu terlihat terus mengawasi tempat penyimpanan kotak suara di kantor PPK Pancurbatu.  Hal ini mereka lakukan terkait adanya upaya pengrusakan salah satu segel gembok kotak suara dari Desa Simalingkar, Kec. Pancurbatu pada Jumat (25/10) lalu. Mereka juga menduga, pelaku yang melakukan pengrusakan kotak suara adalah oknum suruhan pasangan nomor urut 1. “Kan aneh, ada petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) bisa masuk sampai tengah malam di ruangan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) tempat penyimpanan kotak suara. Padahal, sesuai prosedur, setelah petugas PPS menyerahkan kotak suara kepada petugas PPK dan sudah menandatangani berita acara penyerahan, maka petugas PPS tidak bisa mencampuri kinerja PPK lagi,” ujar Fauji, salah seorang perwakilan massa pendukung pasangan Abdi.

Dijelaskannya, pada Jumat lalu beberapa rekannya sempat melihat sejumlah orang yang diduga petugas PPS dari Desa Simalingkar berada  di kantor PPK Kec. Pancurbatu. Setelah beberapa jam diamati, petugas PPS yang dibantu petugas PPK diduga akan membuka kembali kotak suara dari Desa Simalingkar tadi. Untuk membuktikan kecurigaan tersebut, mereka pun mendekati ruangan tempat penyimpanan kotak suara. Kala itu, mereka malihat segel salah satu kotak suara dari Desa Simalingkar telah dirusak. “Hal inilah yang membuat kami makin yakin kalau memang ada praktek kecurangan, jadi wajar saja kalau kami menuntut agar kembali dilakukan penghitungan suara di kantor PPK Pancurbatu,” ujar Fauji.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, termasuk adanya aksi anarkis dari massa,  Kapolsek Pancurbatu Kompol Darwin Sitepu PB beserta anggota dibantu ratusan personel Polresta Medan dipimpin Kasat Sabhara Kompol Tris Zevi dan personel Brimob Poldasu turun melakukan pengamanan di sekitar lokasi. Sesuai tuntutan massa, akhirnya penghitungan rekapitulasi surat suara dari masing-masing saksi seluruh pasangan cabup/cawabup kembali dilakukan di kantor PPK. Usai penghitungan rekapitulasi surat suara, seluruh kotak suara tadi langsung diantar ke KPU Deliserdang. Rencananya, Senin (28/10) pagi, KPU Deliserdang akan melakukan rapat pleno, dan pada Selasa (29/10) dilakukan pengumuman secara resmi hasil penghitungan suara.

Sementara itu, Camat Pancurbatu Antonius Pangaribuan saat dikonfirmasi terkait adanya indikasi kecurangan atau pengrusakan segel kotak suara yang disebut-sebut dilakukan oknum petugas PPS dan PPK Pancurbatu mengaku, tidak mengetahuinya secara pasti. “Saya tak tau menau soal perusakan segel kotak suara itu, karena saya tidak berada di dalam ruang kantor PPK tapi di ruangan saya. Saya baru tau setelah ada sejumlah orang datang ke sini. Lagian saya tak punya kewenangan untuk mengawasi pekerjaan PPK,”ujar Pangaribuan. Dia juga mengatakan, jika memang ada temuan praktek kecurangan terkait Pilkada, silahkan melapor ke Panwas Pemilu. Bahkan, terangnya, bisa juga diteruskan ke Mahkamah Konstitusi (MK) selaku wadah yang menangani sengketa pemilu.

Pantauan kru koran ini, Minggu (27/10) siang, 138 kotak suara dari Pancurbatu yang diangkut dengan Colt Diesel BK 8034 LL tersebut tiba di kantor KPUD DS sekira pukul 17.00 WIB. Sejak siang, relawan dari salah satu pasangan calon bupati DS sudah menunggu di KPUD DS. Hal itu karena beredar kabar jika kotak suara dari Pancur Batu itu ada yang tidak beres. Satu persatu kotak suara diturunkan dari truk dan dimasukkan ke gudang KPUD DS. Namun saat sejumlah kotak sudah dimasukkan hingga puluhan, tim relawan kembali protes karena segel atas kotak suara, segel pada gembok kotak tak terpasang dan bahkan ada yang sudah rusak. Tim relawan itu pun memprotes agar pihak PPK Kecamatan Patumbak maupun Panitia Pengawas Pemilu (Panwas) bertanggungjawab dan membuat berita acara jumlah kotak suara yang segelnya rusak dan tidak terpasang itu. Penurunan kotak suara dari colt diesel itupun sempat berhenti beberapa saat.

Diantara kotak suara yang tidak bersegel pada bagian atas lobang dan gemboknya tidak bersegel yaitu dari Desa Hulu Tengah TPS 2, Desa Suka Raya TPS 4, Desa Sugau TPS 1, Desa Kampung Tengah TPS 1, Desa Sugau TPS 2, Desa Tuntungan I TPS 1, Desa Kampung Tengah TPS 1, Desa Gunung Tinggi TPS 1, Desa Bintang Meriah TPS 1 dan bahkan gembok kotak suara yang terbuka berasal dari Desa Sukaraya TPS 4. Ketua PPK Pancur Batu Karta Uli Kaban yang hadir pada saat itu memasang kembali segel terhadap kotak suara yang segelnya rusak atau tidak ada.  Amarah relawan dari salah satu calon bupati DS nyaris memuncak ketika salah seorang anggota PPK Kecamatan Pancur Batu yang disebut-sebut bermarga Ginting malah menjawab kepada relawan jika kotak suara itu merupakan sampah. “Kami sudah capek,” ucapnya. Hal itu justru membuat relawan salah satu calon bupati DS nyaris mengamuk dan menjawab agar jangan berbicara secara buas.

“Itu suara bapak juga dan suara kami juga yang merupakan penentuan pemimpin Deli Serdang 5 tahun ke depan,” jawab salah seorang relawan.  Lalu petugas kepolisian pun membawa Ginting dari kerumunan massa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Melihat situasi yang kian ramai dan nyaris ricuh itu ditambah cuaca mendung, Ketua KPUD DS M Yusri langsung menemui massa dan mengatakan jika pihaknya hanya menerima saja. “Silahkan foto dan catat kotak suara yang rusak. Kalau mau buat berita acara silahkan saja. Kalau nanti kotak suara ini kena hujan, siapa yang mau bertanggungjawab,” ujar M Yusri. Mendengar penjelasan Ketua KPUD DS itu, kotak suara pun kembali diangkut ke gudang KPUD DS. (roy/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/