Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed) mengajukan usulan kepada Pemerintah Deliserdang agar nama jalan menuju Bandara Kualanamu menggunakan nama pahlawan dan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) pertama,
Mr SM Aminn
Hal ini disampaikan oleh kepala Pussis Unimed yang dipimpin oleh Dr Phil Ichwan Azhari, Minggu (29/9). Dikatakannya, saat ini jalan menuju Kualanamu International Airport (KNIA) belum memiliki nama dan masih menggunakan sebutan Jalan Kayu Besar untuk itu, Pussis mengajuhkan kepada Pemkab Deliserdang.
“Kita sudah lakukan audiensi yang diterima Sekda Drs H Asrin Naim. Dalam audiensi kita juga didampingi oleh pelaku sejarah dan penulis dari Legiun Veteran RI, Muhammad TWH serta sejarahwan dari Fakultas Ilmu Budaya USU, Dr Suprayitno MHum,” katanya.
Alasan mengapa nama Gubsu pertama yang dijadikan nama jalan menuju KNIA, Ichwan mengatakan, Mr S M Amin adalah seorang tokoh penting Sumut yang dilupakan, dia Gubsu yang memerintah saat pendudukan sekutu.
“Saat Belanda dan sekutu menguasai Indonesia dan Sumut, dan menyatakan Indonesia sudah tidak ada, Mr SM Amin justru memproklamirkan pemerintah sipil Sumut ada dan dimulai di pengasingan di Siantar, tempat lahirnya Provinsi Sumatera Utara (Provsu) 14 April 1947. Ketika tiga bulan berikutnya Belanda menyerbu Siantar dan membubarkan Provsu,” katanya.
Tambahnya, Mr SM Amin ditangkap, dipenjara di Medan dengan status tahanan rumah, tetapi berhasil melarikan diri ke Penang dan menyelusup ke Aceh kemudian masuk Provsu. Dalam pelariannya, SM Amin melantik anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Sumut pertama di Tapatuan, Aceh Barat, sebagai tempat yang aman dari sergapan Belanda.
“Tetap eksisnya pemerintah Provsu lengkap dengan adanya DPRD, merupakan pukulan bagi Belanda yang menyatakan pemerintahan sipil tidak ada lagi saat itu di Indonesia, sementara pemimpin republik seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir ditangkap, ibu kota baik Jakarta maupun Yogyakarta diduduki Belanda. Mr SM Amin mengkonsolidasikan pemerintah dan membuktikan Indonesia masih ada. Di pengungsian dia menandatangani uang Republik Indonesia yang berlaku di Sumut (URIPSU),” ujarnya.
Tambahnya, Pemerintah Indonesia telah memberikan dua kali penghargaan Bintang Mahaputera yakni Bintang Mahaputera Utama pada masa BJ Habibie dan Bintang Mahaputera Adipradana oleh Presiden SBY tahun 2011. Maka tokoh penting dalam sejarah Sumut yang selama ini dilupakan sudah selayaknya diabadikan.
“Yah, diabadikan sebagai nama jalan menuju Bandara Kualanamu, agar masyarakat luas dan generasi muda mengenal salah seorang ikon tokoh penting Sumut ini,” ujarnya.
Dalam audiensi tersebut, tambahnya, Sekda Deliserdang, Drs H Asrin Naim menyambut baik usulan pihaknya. “Kita ke sana juga disertai dengan buku-buku sejarah dan di sana kita disambut baik,” ujarnya.
Prosiding seminar ini membahas tentang ketokohan dan kontribusi Mr SM Amin dalam sejarah di Sumut. Menurut Sekda, yang didampingi Pejabat Dinas Budpar, Dinas Infokom, Dinas Pendidikan, Dispora, dan Kesbangpolinmas Deliserdang itu, menempatkan pahlawan sekaliber Mr SM Amin di salah satu jalan utama di Deliserdang merupakan usulan yang membanggakan kabupaten ini. Untuk itu pihaknya akan membahas usulan itu ke Bupati Deliserdang, pejabat terkait dan DPRD dengan dilampiri studi dokumen dan kelayakan. Setelah proses ini dilalui dan disetujui akan diatur dalan peraturan daerah (perda) Penetapan Nama Jalan. (put)