SUMUTPOS.CO – TEKAD ingin menghilangkan stigma negatif dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), dr Umar Zein menulis buku berjudul, “Tatkala Mereka Melawan Tuhan”. Buku tersebut berisi kumpulan Cerita Pendek (Cerpen) dari ODHA yang pernah dia rawat.
Dijelaskan Umar Zein, bagian pertama yang berjudul “Tatkala Mereka Melawan Tuhan”, menceritakan tentang kasus anak yang mengidap HIV/AIDS. Ayah dari anak itu, sudah meninggal dunia karena AIDS dan ibu anak itu yang juga mengidap AIDS, juga meninggal dunia setelah beberapa bulan melahirkan anak itu. Kini anak tersebut tidak ada yang mengurusnya.
“Anaknya dibawa ke kampung diusir oleh orang kampung. Bahkan rumahnya dibakar. Ini yang saya sebut patologi sosial. Begitu kejamnya manusia terhadap anak itu. Kalau dia mengidap AIDS, apa dia salah, ” ujar Umar Zein saat peluncuran buka karyanya di kampus UISU di Jalan Sisingamangaraja, Medan Kota, Senin (15/1) sore.
Dalam buku itu juga menceritakan kisah ODHA bernama Roni. Orangtua Roni menguliahkan Roni ke Pulau Jawa. Ternyata di Jawa, Roni terjerumus narkoba jenis suntik, hingga akhirnya tertular HIV/AIDS. Virus yang diidap Roni menyerang ke bagian otak, hingga dia mengalami toksoplasmosis otak.
“Dia dirawat di Rumah Sakit Pemerintah di Medan. Tidak ada yang mengunjungi, baik itu kerabat ataupun tetangga. Kalau orang sakit, lazim ada yang mengantar buah dan makanan. Ini tidak ada sama sekali, yang menjaganya hanya ayahnya karena ibunya sudah meninggal,” lanjut Umar Zein.
Kemudian dalam buku itu yang kisah di dalamnya berjudul “Generasi yang Terputus” menceritakan seorang Ibu yang tertular HIV dari suaminya. Ibu itu melahirkan anak. Lalu ibu itu meninggal dan anaknya juga meninggal, sehingga terputuslah generasinya. Ya, pada Ibu Rumah Tangga (IRT) jauh lebih tinggi dari Pekerja Seks Komersil (PSK).
Selanjutnya “Lahirnya Generasi AIDS” di dalam buku itu menceritakan anaknya hidup dan ibunya meninggal. Anak tersebut dirawat oleh Komunitas peduli karena keluarganya tidak peduli. “Sedangkan judul “Jangan Biarkan Mereka Mati”, yakni ketika bicara di hadapan Pemuka Agama tentang masalah HIV/AIDS, jawaban para Pemuka Agama adalah untuk apa diobati, itukan sudah salahnya sendiri. Kenapa dia berbuat seks bebas. Biarkan saja dia mati. Itukan hukuman Tuhan. Itulah perbedaan anggapan dari sisi agama dengan sisi kedokteran,” kata Umar Zein lagi.