27.8 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Warga Panen Meteor

Warga Korea panen meteor.
Warga Korea panen meteor.

SEOUL, SUMUTPOS.CO – Penduduk Kota Jinju dan sekitarnya sedang heboh mencari suvenir. Bukan suvenir untuk pernikahan yang mereka cari, melainkan cenderamata dari luar angkasa berupa meteorit atau serpihan meteor.

Pada 9 Maret lalu, bagian tenggara kota itu memang dilanda hujan meteor. Kini ratusan orang berbondong-bondong ke daerah jatuhnya meteor tersebut. Mereka mencari meteorit yang tidak habis terbakar atmosfer.

Para pencari meteor itu tidak berangkat dengan tangan kosong. Banyak yang membawa GPS dan pendeteksi metal. ’’Media memberitakannya secara berlebihan dan menyatakan bahwa chondrite (jenis meteor, Red) bisa membawa keberuntungan yang luar biasa,’’ ujar kantor Badan Warisan Budaya Korea pada AFP. Mungkin karena itulah, banyak warga yang berbondong-bondong datang memanen meteor.

Sebelumnya, ada dua penduduk yang menemukan meteorit. Seorang pemilik rumah kaca di dekat Jinju menemukan meteorit seberat 9 kilogram. Meteorit itu jatuh di area rumah kaca miliknya. Kini si pemilik rumah kaca yang namanya tidak disebutkan tersebut memasang tanda larangan masuk dan melewati rumah kacanya. Tujuannya, menghindarkan para pencari meteorit tadi memasuki dan mengacak-acak rumah kacanya.

Serpihan kedua ditemukan seorang penduduk lokal. Beratnya mencapai empat kilogram. Ilmuwan menjelaskan bahwa dua batu yang ditemukan dua hari setelah hujan meteor tersebut memang berasal dari luar angkasa. Hujan meteor itu tidak hanya menarik masyarakat untuk mencari. Para kolektor dan pencari meteor dari luar Jinju juga berdatangan. Mereka menyebarkan kartu nama pada penduduk. Tujuannya adalah penduduk yang menemukan meteorit bisa menjualnya kepada mereka.

Di sisi lain, pemerintah punya rencana sendiri. Badan Warisan Budaya Korea menginginkan temuan meteorit itu dibuat sebagai aset budaya. Selain itu, diharapkan batu-batu luar angkasa tersebut tidak dibawa keluar dari Korea Selatan (Korsel).

Namun, keinginan itu bisa jadi tidak terwujud. Sebab, belum tentu penemu meteorit bersedia menyerahkannya kepada pemerintah. Sampai saat ini, belum ada ketentuan hukum yang pasti soal kepemilikan meteorit oleh penduduk sipil.

Meski begitu, Perdana Menteri Jung Hong-won menyarankan agar pemerintah seharusnya tetap mengamankan batuan tesebut. Meteorit yang diamankan itu bisa digunakan untuk objek penelitian atau monumen alami. Batu meteor ditemukan kali terakhir di Korsel pada 1943. (AFP/sha/c14/dos)

Warga Korea panen meteor.
Warga Korea panen meteor.

SEOUL, SUMUTPOS.CO – Penduduk Kota Jinju dan sekitarnya sedang heboh mencari suvenir. Bukan suvenir untuk pernikahan yang mereka cari, melainkan cenderamata dari luar angkasa berupa meteorit atau serpihan meteor.

Pada 9 Maret lalu, bagian tenggara kota itu memang dilanda hujan meteor. Kini ratusan orang berbondong-bondong ke daerah jatuhnya meteor tersebut. Mereka mencari meteorit yang tidak habis terbakar atmosfer.

Para pencari meteor itu tidak berangkat dengan tangan kosong. Banyak yang membawa GPS dan pendeteksi metal. ’’Media memberitakannya secara berlebihan dan menyatakan bahwa chondrite (jenis meteor, Red) bisa membawa keberuntungan yang luar biasa,’’ ujar kantor Badan Warisan Budaya Korea pada AFP. Mungkin karena itulah, banyak warga yang berbondong-bondong datang memanen meteor.

Sebelumnya, ada dua penduduk yang menemukan meteorit. Seorang pemilik rumah kaca di dekat Jinju menemukan meteorit seberat 9 kilogram. Meteorit itu jatuh di area rumah kaca miliknya. Kini si pemilik rumah kaca yang namanya tidak disebutkan tersebut memasang tanda larangan masuk dan melewati rumah kacanya. Tujuannya, menghindarkan para pencari meteorit tadi memasuki dan mengacak-acak rumah kacanya.

Serpihan kedua ditemukan seorang penduduk lokal. Beratnya mencapai empat kilogram. Ilmuwan menjelaskan bahwa dua batu yang ditemukan dua hari setelah hujan meteor tersebut memang berasal dari luar angkasa. Hujan meteor itu tidak hanya menarik masyarakat untuk mencari. Para kolektor dan pencari meteor dari luar Jinju juga berdatangan. Mereka menyebarkan kartu nama pada penduduk. Tujuannya adalah penduduk yang menemukan meteorit bisa menjualnya kepada mereka.

Di sisi lain, pemerintah punya rencana sendiri. Badan Warisan Budaya Korea menginginkan temuan meteorit itu dibuat sebagai aset budaya. Selain itu, diharapkan batu-batu luar angkasa tersebut tidak dibawa keluar dari Korea Selatan (Korsel).

Namun, keinginan itu bisa jadi tidak terwujud. Sebab, belum tentu penemu meteorit bersedia menyerahkannya kepada pemerintah. Sampai saat ini, belum ada ketentuan hukum yang pasti soal kepemilikan meteorit oleh penduduk sipil.

Meski begitu, Perdana Menteri Jung Hong-won menyarankan agar pemerintah seharusnya tetap mengamankan batuan tesebut. Meteorit yang diamankan itu bisa digunakan untuk objek penelitian atau monumen alami. Batu meteor ditemukan kali terakhir di Korsel pada 1943. (AFP/sha/c14/dos)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/