26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Siapkan Konsep Tata Ruang, Ijeck Rapat Bersama Pemkab Langkat Bahas Tangkahan

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Usai menggelar rapat pemantapan dan meninjau potensi wisata 4 desa di Bukitlawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, melanjutkan perjalanan ke Tangkahan, dengan agenda Rapat Pemantapan Rencana Kerja Pengembangan Potensi Pariwisata Tangkahan, Senin (17/1) lalu.

Perjalanan dilakukan dengan mengambil jalur alternatif Bukitlawang-Tangkahan, sepanjang kurang lebih 23 kilometer. Jalur alternatif ini telah diprogramkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut untuk dimuluskan pada 2022 ini.

Selama perjalanan, Ijeck, sapaan karib Musa Rajekshah, terlihat beberapa kali berhenti untuk melihat kondisi ruas jalan dan jembatan, di antaranya Jembatan Bandar Pulo. Dia juga menyempatkan mengunjungi potensi wisata di Desa Sei Musam, yakni pohon besar yang berada di Batu Rongring.

Sampai di Tangkahan, Ijeck disambut atraksi unggulan Desa Sei Serdang, jaran kepang, dan langsung melanjutkan Rapat Pemantapan Rencana Kerja Pengembangan Potensi Pariwisata Tangkahan, di Green Lodge, Desa Namo Sialang, Tangkahan.

Hadir dalam rapat Sekdakab Langkat Indra Salahuddin, Kepala Bappeda Kabupaten Langkat Rina W Marpaung, Anggota DPRD Sumut Doddy Taher dan Edi Suratman, Dewan Riset dan Inovasi Sumut Tohar Suhartono serta Solahuddin, Kepala Dinas Pariwisata Sumut Zumri Sulthony, Kepala Dinas Kehutanan Sumut Herianto, Kepala Dinas Pemdes Sumut Hendra Dermawan, Camat Batang Serangan yang juga Plt Kepala Desa Namo Sialang Ari Ramadhani, Kepala Desa Sei Serdang Perganinta Sembiring, Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Pariwisata Kota Medan Femmy I Dalimunthe, dan perwakilan masyarakat Tangkahan.

Dalam rapat tersebut, Ijeck menyampaikan, pengembangan Tangkahan tidak akan bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Masyarakat harus siap ambil bagian, agar rencana ini berhasil dan menjadi lokasi wisata yang aman, nyaman, dan mengundang orang untuk datang dan kembali lagi.

“Program pembangunan ini sudah terencana semuanya, baik itu infrastruktur jalan, jembatan, dan sarana prasarana lainnya. Bahkan pendampingan juga sudah disiapkan untuk masyarakat bekerja sama dengan Poltekpar Medan dan USU. Pendampingan agar masyarakat sadar wisata, hingga pendampingan pengelolaan potensi wisatanya. Saya yakin dengan antusias masyarakat, program ini akan berhasil,” ungkap Ijeck.

Masyarakat, lanjut Ijeck, harus sadar kalau desanya adalah desa wisata yang harus memberikan rasa aman, nyaman, dan agar mau orang berulang kali datang. Dia juga mengapresiasi Pemkab Langkat yang merespons cepat, dan DPRD Sumut mendukung anggaran yang disiapkan Pemprov Sumut.

Selain itu, menurutnya, Pemkab Langkat dan perangkat desa juga harus menyiapkan rencana tata ruang pembangunan di tingkat desa agar tertata rapi dan berwawasan masa depan, untuk menjaga kesinambungan dan menjamin kelestarian lingkungan.

“Rencana tata ruang itu penting, pembangunan itu tidak bisa sporadis, harus direncanakan jangka pendek hingga jangka panjang, dan berkesinambungan. Saya berharap Pemkab Langkat segera menyusun mana-mana daerah wisata yang mau didorong. Bahkan ini nantinya bisa menjadi Perda untuk bisa diterapkan di daerah lainnya,” katanya.

Selain kabupaten, desa juga diharap Ijeck melakukan hal yang sama. “Desa harus menyiapkan tata ruang desanya, untuk mengatur pembangunan tempat wisata, misalnya pembangunan hotel, warung, dan bangunan lainnya, agar tidak menutupi spot-spot wisata alamnya sendiri. Silakan saja berinovasi,” imbaunya.

Dalam waktu dekat, Ijeck mengatakan, jalan tol Binjai-Stabat akan dibuka, dan berlanjut ke Tanjungpura-Pangkalanbrandan, hingga ke Langsa, Aceh.

“Kehadiran jalan tol ini potensi yang sangat baik buat kita, khususnya untuk perkembangan wisata di Tangkahan. Maka, kita harus sudah mulai bersiap, jangan sampai terlambat. Buat peraturan desa terkait lahan, jangan nanti banyak orang dari luar yang membeli tanah, akhirnya kita jadi penonton, jadi pembantu di rumah sendiri. Ini harus disiapkan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Langkat, Rina W Marpaung menjelaskan, ada 3 desa wisata yang ingin dikembangkan untuk pengembangan Tangkahan. Yakni Desa Sei Musam, yang memiliki potensi wisata alam, di antaranya pohon keramat/besar, water cannon, air panas glugur, air terjun 27 tingkat, madu, goa kelelawar, dan lainnya.

Selanjutnya Desa Namo Sialang, yang memiliki 10 hektare lahan kebun durian, kerajinan rotan, penangkaran gajah, pohon sakral, pemandiam air panas dan air terjun, kerajinan kriya dan rumbia, tanaman/kebun herbal, English club, serta lainnya. Terakhir Desa Sei Serdang, dengan potensi wisata budaya jaran kepang, kebun tebu, kerajinan tepas dan lidi, kuliner khas Karo, kebun nanas, serta lainnya.

“Konsep yang diterapkan di Tangkahan adalah ekowisata yang mengutamakan aspek konservasi alam, pembelajaran, partisipatif, serta mendukung pemberdayaan sosial, budaya, dan penggerak ekonomi masyarakat lokal. Skema Balkondes juga akan dilakukan dengan didampingi BUMN serta BUMS sekitar,” jelas Rina.

Sekdakab Langkat, Indra Salahuddin menjelaskan, pihaknya tengah memproses pembebasan lahan 2,5 hektare yang nantinya akan dijadikan area sarana dan prasarana untuk mendukung pariwisata Tangkahan. “Lahan itu nanti akan dijadikan gapura, toilet, kios kuliner, tourism information center, taman bermain, dan lainnya,” tuturnya.

Untuk infrastruktur jalan, pihaknya telah memerintahkan perangkat desa mengalokasikan anggaran untuk membangun jalan-jalan desa, khususnya ke lokasi-lokasi wisata.

“Masing-masing punya porsi, ketiga desa ini juga sudah kami sampaikan untuk mengalokasikan dana desanya ke pembangunan jalan-jalan kecil di dalam desa tersebut, untuk menuju lokasi-lokasi wisata,” kata Indra.

Sementara itu, Anggota DPRD Sumut, Doddy Taher menyampaikan, pemerintah dan masyarakat harus serius, karena anggaran Rp268 miliar untuk pembangunan pariwisata di Kabupaten Langkat telah disetujui.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Bappeda Sumut Yosi Sukmono, memaparkan rencana aksi pengembangan aksesibilitas ruas jalan Tangkahan, hingga rencana aksi wisata dengan konsep one stop destination.

“Ruas jalan Binjai-Bukitlawang ada 5 kilometer lagi yang akan dibangun. Sementara jalur alternatif Bukitlawang-Tangkahan ada 13 kilometer, dari total panjang jalan sekitar 23 kilometer. Dan ada sekitar 8 jembatan yang akan diperbaiki, di antaranya Jembatan Pulobrayan. Sementara itu, dari Tanjungpura-Titi Mangga, ada sepanjang 20 kilometer, sehingga total keseluruhan ada sekitar 38 kilometer yang akan dibangun pada 2022 ini,” pungkasnya. (gus/saz)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Usai menggelar rapat pemantapan dan meninjau potensi wisata 4 desa di Bukitlawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, melanjutkan perjalanan ke Tangkahan, dengan agenda Rapat Pemantapan Rencana Kerja Pengembangan Potensi Pariwisata Tangkahan, Senin (17/1) lalu.

Perjalanan dilakukan dengan mengambil jalur alternatif Bukitlawang-Tangkahan, sepanjang kurang lebih 23 kilometer. Jalur alternatif ini telah diprogramkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut untuk dimuluskan pada 2022 ini.

Selama perjalanan, Ijeck, sapaan karib Musa Rajekshah, terlihat beberapa kali berhenti untuk melihat kondisi ruas jalan dan jembatan, di antaranya Jembatan Bandar Pulo. Dia juga menyempatkan mengunjungi potensi wisata di Desa Sei Musam, yakni pohon besar yang berada di Batu Rongring.

Sampai di Tangkahan, Ijeck disambut atraksi unggulan Desa Sei Serdang, jaran kepang, dan langsung melanjutkan Rapat Pemantapan Rencana Kerja Pengembangan Potensi Pariwisata Tangkahan, di Green Lodge, Desa Namo Sialang, Tangkahan.

Hadir dalam rapat Sekdakab Langkat Indra Salahuddin, Kepala Bappeda Kabupaten Langkat Rina W Marpaung, Anggota DPRD Sumut Doddy Taher dan Edi Suratman, Dewan Riset dan Inovasi Sumut Tohar Suhartono serta Solahuddin, Kepala Dinas Pariwisata Sumut Zumri Sulthony, Kepala Dinas Kehutanan Sumut Herianto, Kepala Dinas Pemdes Sumut Hendra Dermawan, Camat Batang Serangan yang juga Plt Kepala Desa Namo Sialang Ari Ramadhani, Kepala Desa Sei Serdang Perganinta Sembiring, Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Pariwisata Kota Medan Femmy I Dalimunthe, dan perwakilan masyarakat Tangkahan.

Dalam rapat tersebut, Ijeck menyampaikan, pengembangan Tangkahan tidak akan bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Masyarakat harus siap ambil bagian, agar rencana ini berhasil dan menjadi lokasi wisata yang aman, nyaman, dan mengundang orang untuk datang dan kembali lagi.

“Program pembangunan ini sudah terencana semuanya, baik itu infrastruktur jalan, jembatan, dan sarana prasarana lainnya. Bahkan pendampingan juga sudah disiapkan untuk masyarakat bekerja sama dengan Poltekpar Medan dan USU. Pendampingan agar masyarakat sadar wisata, hingga pendampingan pengelolaan potensi wisatanya. Saya yakin dengan antusias masyarakat, program ini akan berhasil,” ungkap Ijeck.

Masyarakat, lanjut Ijeck, harus sadar kalau desanya adalah desa wisata yang harus memberikan rasa aman, nyaman, dan agar mau orang berulang kali datang. Dia juga mengapresiasi Pemkab Langkat yang merespons cepat, dan DPRD Sumut mendukung anggaran yang disiapkan Pemprov Sumut.

Selain itu, menurutnya, Pemkab Langkat dan perangkat desa juga harus menyiapkan rencana tata ruang pembangunan di tingkat desa agar tertata rapi dan berwawasan masa depan, untuk menjaga kesinambungan dan menjamin kelestarian lingkungan.

“Rencana tata ruang itu penting, pembangunan itu tidak bisa sporadis, harus direncanakan jangka pendek hingga jangka panjang, dan berkesinambungan. Saya berharap Pemkab Langkat segera menyusun mana-mana daerah wisata yang mau didorong. Bahkan ini nantinya bisa menjadi Perda untuk bisa diterapkan di daerah lainnya,” katanya.

Selain kabupaten, desa juga diharap Ijeck melakukan hal yang sama. “Desa harus menyiapkan tata ruang desanya, untuk mengatur pembangunan tempat wisata, misalnya pembangunan hotel, warung, dan bangunan lainnya, agar tidak menutupi spot-spot wisata alamnya sendiri. Silakan saja berinovasi,” imbaunya.

Dalam waktu dekat, Ijeck mengatakan, jalan tol Binjai-Stabat akan dibuka, dan berlanjut ke Tanjungpura-Pangkalanbrandan, hingga ke Langsa, Aceh.

“Kehadiran jalan tol ini potensi yang sangat baik buat kita, khususnya untuk perkembangan wisata di Tangkahan. Maka, kita harus sudah mulai bersiap, jangan sampai terlambat. Buat peraturan desa terkait lahan, jangan nanti banyak orang dari luar yang membeli tanah, akhirnya kita jadi penonton, jadi pembantu di rumah sendiri. Ini harus disiapkan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Langkat, Rina W Marpaung menjelaskan, ada 3 desa wisata yang ingin dikembangkan untuk pengembangan Tangkahan. Yakni Desa Sei Musam, yang memiliki potensi wisata alam, di antaranya pohon keramat/besar, water cannon, air panas glugur, air terjun 27 tingkat, madu, goa kelelawar, dan lainnya.

Selanjutnya Desa Namo Sialang, yang memiliki 10 hektare lahan kebun durian, kerajinan rotan, penangkaran gajah, pohon sakral, pemandiam air panas dan air terjun, kerajinan kriya dan rumbia, tanaman/kebun herbal, English club, serta lainnya. Terakhir Desa Sei Serdang, dengan potensi wisata budaya jaran kepang, kebun tebu, kerajinan tepas dan lidi, kuliner khas Karo, kebun nanas, serta lainnya.

“Konsep yang diterapkan di Tangkahan adalah ekowisata yang mengutamakan aspek konservasi alam, pembelajaran, partisipatif, serta mendukung pemberdayaan sosial, budaya, dan penggerak ekonomi masyarakat lokal. Skema Balkondes juga akan dilakukan dengan didampingi BUMN serta BUMS sekitar,” jelas Rina.

Sekdakab Langkat, Indra Salahuddin menjelaskan, pihaknya tengah memproses pembebasan lahan 2,5 hektare yang nantinya akan dijadikan area sarana dan prasarana untuk mendukung pariwisata Tangkahan. “Lahan itu nanti akan dijadikan gapura, toilet, kios kuliner, tourism information center, taman bermain, dan lainnya,” tuturnya.

Untuk infrastruktur jalan, pihaknya telah memerintahkan perangkat desa mengalokasikan anggaran untuk membangun jalan-jalan desa, khususnya ke lokasi-lokasi wisata.

“Masing-masing punya porsi, ketiga desa ini juga sudah kami sampaikan untuk mengalokasikan dana desanya ke pembangunan jalan-jalan kecil di dalam desa tersebut, untuk menuju lokasi-lokasi wisata,” kata Indra.

Sementara itu, Anggota DPRD Sumut, Doddy Taher menyampaikan, pemerintah dan masyarakat harus serius, karena anggaran Rp268 miliar untuk pembangunan pariwisata di Kabupaten Langkat telah disetujui.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Bappeda Sumut Yosi Sukmono, memaparkan rencana aksi pengembangan aksesibilitas ruas jalan Tangkahan, hingga rencana aksi wisata dengan konsep one stop destination.

“Ruas jalan Binjai-Bukitlawang ada 5 kilometer lagi yang akan dibangun. Sementara jalur alternatif Bukitlawang-Tangkahan ada 13 kilometer, dari total panjang jalan sekitar 23 kilometer. Dan ada sekitar 8 jembatan yang akan diperbaiki, di antaranya Jembatan Pulobrayan. Sementara itu, dari Tanjungpura-Titi Mangga, ada sepanjang 20 kilometer, sehingga total keseluruhan ada sekitar 38 kilometer yang akan dibangun pada 2022 ini,” pungkasnya. (gus/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/