Peserta akan memasuki Pulau Rempang pada KM 32, dimana semua tantangan baru saja dimulai. Selama 25 km ke depan, peserta akan ditantang dengan landscape perbukitan yang menguras stamina.
Setelah melintasi beberapa bukit, peserta akan sampai di Jembatan 5 Barelang dan akan disuguhi pemandangan luar biasa dengan hamparan laut biru Laut China Selatan di sisi kanan jembatan, disertai dengan perbukitan yang masih alami. Setelah sampai di ujung Pulau Galang Baru, pada KM65, peserta akan kembali menuju Jembatan 1 untuk mencapai garis finish.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti berharap event ini lebih semarak dibandingkan tahun lalu. Untuk menyemarakkannya, Esthy berharap Dinas Pariwisata setempat menyiapkan acara pendukung untuk hiburan rakyat.
“Tahun kemarin yang saya tahu kurang semarak. Bisa dimaklumi karena pembukaannya bukan di area publik. Untuk menyiasatinya, Tour de Barelang 2017 harus didukung dengan event-event atraksi agar masyarakat lebih tertarik,” ujar Esthy.
Esthy berjanji, Kemenpar akan menyuport event-event seperti ini, terutama dari segi promosi. Namun Esthy mengapresiasi pemerintah Batam yang konsisten dalam menggelar event sport tourism ini.
“Tapi saya berterima kasih kepada Pemerintah Daerah Batam, khususnya Kepala Dinas Pariwisata karena acara Tour de Barelang selama ini dapat berlangsung dengan baik,” pungkas Esthy.
Bagi Menpar Arief Yahya, sport event itu memegang peran strategis. Pertama, nilai news value atau indirect impact nya sangat besar, bahkan dua kali dari direct impact-nya. Kedua, sudah tentu mengundang wisman masuk, baik sebagai atlet, official, tim teknis, supporter, dan penonton bebas.
“Ketiga, dan ini yang juga penting adalah 60 persen dari wisatawan olahraga itu akan kembali lagi untuk mengeksplorasi destinasi yang dilalui dalam cycling itu. Mereka akan datang lagi, sebagai wisatawan mancanegara. Itu sudah dihitung dan disurvei,” kata Menpar Arief Yahya. (rel)