25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Destinasi Borobudur Dikembangkan sebagai Inspirasi Peradaban

Candi Borobudur akan dikembangkan menjadi destinasi Inspirasi Peradaban.

JOGJA, SUMUTPOS.CO – Presiden Jokowi saat berkunjung ke Borobudur menyebut tagline “Mahakarya Budaya Dunia” atau World Cultural Masterpiece. Menteri Pariwisata pun menggunakan desain stupa candi Budha terbesar dunia itu sebagai materi promosi di hampir seluruh belahan dunia. Itulah, kekuatan karya budaya bangsa yang membuat Joglosemar dijadikan satu dari 10 destinasi prioritas.

Itu pula yang melatarbelakangi Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar bagi Jurnalis di kawasan Joglosemar –Jogja Solo Semarang– di Hotel Sheraton, Jogja, Kamis (4/5). Para jurnalis pun antusias dengan suasana diskusi yang mencerahkan itu.

Menpar Arief menyebut, tidak lama lagi Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur akan terbentuk. Akan dibangun kawasan otoritatif di jarak 10 kilometer dari pusat candi Borobudur itu. Kawasan itulah yang kelak akan dibuat KEK Kawasan Ekonomi Khusus pariwisata yang dilokasikan jauh dari zona 1, 2 dan 3.

Membayangkan KEK itu, kata Arief Yahya, seperti Nusa Dua di Bali. Jaraknya juga cukup jauh dari Kuta, Sanur, maupun Tanah Lot yang menjadi ikon Pulau Dewata. “Pusat amenitasnya nanti ada di sana,” ungkap Arief Yahya.

Ada konsep menarik mengenai pengembangan Borobudur itu sendiri oleh Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWCBPRB) Edy Setijono. “Mengembangkan Borobudur harus tidak boleh mendegradasikannya sebagai World Class Heritage. Borobudur harus diletakkan sebagai Inspiring Heritage,” katanya.

Foto: Kemenpar
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWCBPRB) Edy Setijono, menjadi narasumber dalam Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar bagi Jurnalis di kawasan Joglosemar –Jogja Solo Semarang– di Hotel Sheraton, Jogja, Kamis (4/5).

Mengembangkan Borobudur tidak boleh menjadikannya sekedar sebagai “Taman Hiburan.” Borobudur harus ditempatkan sebagai “living monument” atau “living museum.” Borobudur harus menjadi inspirasi peradaban. Kemenpar memang sama sekali tidak menyentuh zona 1, yang menjadi bidang garapan Kebudayaan.

Juga tidak mengutak atik zona 2 dan 3 yang menjadi area Pemda. Tetapi kawasan itu masuk dalam wilayah koordinatif BOP Borobudur.

“Sebagai the big library civilization, khasanah perpustakaan peradaban. Harus digali content-nya. Karena Borobudur adalah pusat ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban kita di zaman dulu,” ujar Edy Setijono dalam paparannya saat menjadi narasumber itu.

Candi Borobudur akan dikembangkan menjadi destinasi Inspirasi Peradaban.

JOGJA, SUMUTPOS.CO – Presiden Jokowi saat berkunjung ke Borobudur menyebut tagline “Mahakarya Budaya Dunia” atau World Cultural Masterpiece. Menteri Pariwisata pun menggunakan desain stupa candi Budha terbesar dunia itu sebagai materi promosi di hampir seluruh belahan dunia. Itulah, kekuatan karya budaya bangsa yang membuat Joglosemar dijadikan satu dari 10 destinasi prioritas.

Itu pula yang melatarbelakangi Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar bagi Jurnalis di kawasan Joglosemar –Jogja Solo Semarang– di Hotel Sheraton, Jogja, Kamis (4/5). Para jurnalis pun antusias dengan suasana diskusi yang mencerahkan itu.

Menpar Arief menyebut, tidak lama lagi Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur akan terbentuk. Akan dibangun kawasan otoritatif di jarak 10 kilometer dari pusat candi Borobudur itu. Kawasan itulah yang kelak akan dibuat KEK Kawasan Ekonomi Khusus pariwisata yang dilokasikan jauh dari zona 1, 2 dan 3.

Membayangkan KEK itu, kata Arief Yahya, seperti Nusa Dua di Bali. Jaraknya juga cukup jauh dari Kuta, Sanur, maupun Tanah Lot yang menjadi ikon Pulau Dewata. “Pusat amenitasnya nanti ada di sana,” ungkap Arief Yahya.

Ada konsep menarik mengenai pengembangan Borobudur itu sendiri oleh Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWCBPRB) Edy Setijono. “Mengembangkan Borobudur harus tidak boleh mendegradasikannya sebagai World Class Heritage. Borobudur harus diletakkan sebagai Inspiring Heritage,” katanya.

Foto: Kemenpar
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWCBPRB) Edy Setijono, menjadi narasumber dalam Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar bagi Jurnalis di kawasan Joglosemar –Jogja Solo Semarang– di Hotel Sheraton, Jogja, Kamis (4/5).

Mengembangkan Borobudur tidak boleh menjadikannya sekedar sebagai “Taman Hiburan.” Borobudur harus ditempatkan sebagai “living monument” atau “living museum.” Borobudur harus menjadi inspirasi peradaban. Kemenpar memang sama sekali tidak menyentuh zona 1, yang menjadi bidang garapan Kebudayaan.

Juga tidak mengutak atik zona 2 dan 3 yang menjadi area Pemda. Tetapi kawasan itu masuk dalam wilayah koordinatif BOP Borobudur.

“Sebagai the big library civilization, khasanah perpustakaan peradaban. Harus digali content-nya. Karena Borobudur adalah pusat ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban kita di zaman dulu,” ujar Edy Setijono dalam paparannya saat menjadi narasumber itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/