30.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Komodo Labuan Bajo Benchmark Sukses Korea dan Bali

Komodo di Pulau Komodo Labuan Bajo.

MANGGARAI BARAT, SUMUTPOS.CO Workshop Indeks Daya Saing 10 Destinasi Prioritas Labuan Bajo di Hotel Prima, Labuan Bajo, 22-24 Mei 2017 benar-benar istimewa. Nuansanya super dahsyat. Materinya diisi Markplus, konsultan marketing skala global. Dan seluruh pesertanya, langsung diajak praktek merumuskan hal kreatif yang tak kalah dengan konsep pariwisata di Korea serta Pantai Amet dan Karangasem di Bali.

“Ini baru top. Langsung dibenturkan ke masalah yang rumit-rumit. Semua diajak melihat benchmark top kelas dunia. Dan semuanya langsung diajak berdiskusi mencari solusi dan jalan keluar,” tutur Kadis Pariwisata Ngada, Todis Reo, Selasa (23/5).

Di workshop yang digelar Divisi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara itu, seluruh peserta yang terdiri dari pelaku industry pariwisata daerah, dinas pariwisata dan akademisi, dibagi menjadi tiga kelompok. Ada yang menghandle isu seputar akses. Ada yang menggalang kekuatan di asosiasi. Satu grup lainnya, mengawal amenitas. Problemnya beda-beda.

Tantangannya beda-beda juga. Tapi, muaranya satu. Semua diminta meng-create cara kreatif yang bisa menggiring wisatawan yang datang bisa lebih lama dan mau berkunjung hingga berulang-ulang ke Labuan Bajo.

“Kalau perlu berkolaborasi dengan tim lain, silakan lakukan. Yang penting bisa meng-create hal baru yang memberikan dipersepsi positif.

Hal baru yang mencerminkan keunggulan kompetitif. Bikin yang unik juga kreatif,” tutur Executive Director MarkPlus Center Dr Setya Riyanto.

Awalnya, banyak peserta yang tergagap-gagap mengimplementasikan perubahan dengan gaya Markplus ini. Banyak peserta yang kalangkabut.

Tidak siap. Tidak sedikit juga yang kebingungan. Namun, ada benchmark mengena yang bisa dijadikan cantolan berinovasi. Dan semuanya, ikut dipaparkan di Workshop.

“Bila susah membayangkan, coba lihat penginapan di Karangasem Bali. Di sana ada suatu desa yang televisi saja nggak ada. Pantai nggak ada. Yang ada hanya hamparan sawah. Kamar mandinya juga  beratapkan langit. Tapi harga sewa per malamnya bisa Rp 5 juta. Yang mereka jual di sana experience menginap di tengah hamparan sawah,” urainya.

Bangli Bali malah lebih nggak masuk akal lagi. DI sana penginapannya hanya tenda. Tak ada pendingin ruangan. Kamar mandinya terpisah. Tapi, sewa penginapan di sana bisa Rp 2 juta per malam. Dan yang menginap, mayoritas turis Rusia. “Itu riil loh. Dan itu antre,” ucapnya.

Komodo di Pulau Komodo Labuan Bajo.

MANGGARAI BARAT, SUMUTPOS.CO Workshop Indeks Daya Saing 10 Destinasi Prioritas Labuan Bajo di Hotel Prima, Labuan Bajo, 22-24 Mei 2017 benar-benar istimewa. Nuansanya super dahsyat. Materinya diisi Markplus, konsultan marketing skala global. Dan seluruh pesertanya, langsung diajak praktek merumuskan hal kreatif yang tak kalah dengan konsep pariwisata di Korea serta Pantai Amet dan Karangasem di Bali.

“Ini baru top. Langsung dibenturkan ke masalah yang rumit-rumit. Semua diajak melihat benchmark top kelas dunia. Dan semuanya langsung diajak berdiskusi mencari solusi dan jalan keluar,” tutur Kadis Pariwisata Ngada, Todis Reo, Selasa (23/5).

Di workshop yang digelar Divisi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara itu, seluruh peserta yang terdiri dari pelaku industry pariwisata daerah, dinas pariwisata dan akademisi, dibagi menjadi tiga kelompok. Ada yang menghandle isu seputar akses. Ada yang menggalang kekuatan di asosiasi. Satu grup lainnya, mengawal amenitas. Problemnya beda-beda.

Tantangannya beda-beda juga. Tapi, muaranya satu. Semua diminta meng-create cara kreatif yang bisa menggiring wisatawan yang datang bisa lebih lama dan mau berkunjung hingga berulang-ulang ke Labuan Bajo.

“Kalau perlu berkolaborasi dengan tim lain, silakan lakukan. Yang penting bisa meng-create hal baru yang memberikan dipersepsi positif.

Hal baru yang mencerminkan keunggulan kompetitif. Bikin yang unik juga kreatif,” tutur Executive Director MarkPlus Center Dr Setya Riyanto.

Awalnya, banyak peserta yang tergagap-gagap mengimplementasikan perubahan dengan gaya Markplus ini. Banyak peserta yang kalangkabut.

Tidak siap. Tidak sedikit juga yang kebingungan. Namun, ada benchmark mengena yang bisa dijadikan cantolan berinovasi. Dan semuanya, ikut dipaparkan di Workshop.

“Bila susah membayangkan, coba lihat penginapan di Karangasem Bali. Di sana ada suatu desa yang televisi saja nggak ada. Pantai nggak ada. Yang ada hanya hamparan sawah. Kamar mandinya juga  beratapkan langit. Tapi harga sewa per malamnya bisa Rp 5 juta. Yang mereka jual di sana experience menginap di tengah hamparan sawah,” urainya.

Bangli Bali malah lebih nggak masuk akal lagi. DI sana penginapannya hanya tenda. Tak ada pendingin ruangan. Kamar mandinya terpisah. Tapi, sewa penginapan di sana bisa Rp 2 juta per malam. Dan yang menginap, mayoritas turis Rusia. “Itu riil loh. Dan itu antre,” ucapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/