25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Sebelum Idul Fitri, Pesona Green Airport Banyuwangi Sudah Beroperasi

Bandara Blimbingsari di Kota Banyuwangi

Menpar Arief Yahya menjelaskan, di tengah fokus pemerintah pusat yang sedang gencar mengembangkan pariwisata melalui air connectivity, munculnya inisiasi green airport ini sangat menunjang perkembangan wisata di Indonesia. Banyuwangi sudah membuktikan sebagai daerah yang sukses mentransformasi dari agriculture ke tourism.

Jika daerah ingin sukses men-switch haluan pembangunan daerahnya ke sektor pariwisata, kuncinya CEO Commitment. Bupati Banyuwangi Azwar Anas sudah membuktikan itu. “Silakan belajar sendiri, bagaimana Banyuwangi membangun kreasi menjadikan kawasan wisata? Silakan ke Banyuwangi,” papar Arief Yahya.

“Saat kami dari pusat menggencarkan konektivitas udara, saya merasa ide green airport ini sangat hebat. Detail-detail pengerjaannya sangat cantik bikin pikiran fresh,” katanya.

Menpar Arief menilai, terminal baru Green Airport Blimbingsari mewakili desain bandara yang Indonesian Style atau bergaya nusantara. Untuk itu, bandara Blimbingsari telah menjadi percontohan pembangunan bandara yang khas Indonesia.

“Satu-satunya bandara dengan konsep Indonesian Style yang pernah dibangun. Terminal ini luar biasa, bagus sekali, sangat terasa Indonesianya. Terminal baru yang bagus ini akan menjadi percontohan nasional,” ujarya.

Sekadar informasi, bandara yang diarsiteki Andramatin ini desainnya mengadopsi kearifan lokal, yaitu arsitektur khas Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi. Dimana Atap terminal mengadopsi penutup kepala khas masyarakat Suku Osing, udeng. Selain itu, terminal baru Bandara Blimbingsari banyak menggunakan ornamen kayu yang juga dilengkapi dengan ornamen khas Banyuwangi. Bandara ini dibangun menggunakan dana APBD Banyuwangi sebesar Rp 40 miliar.

Bandara Blimbingsari berdiri di atas lahan seluas 4 hektar dengan kapasitas 250 ribu penumpang. Setiap harinya, terdapat 3 flight yang melayani rute Banyuwangi – Surabaya pp. Tercatat penumpang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Hingga November 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 102.000 penumpang. (red)

 

 

Bandara Blimbingsari di Kota Banyuwangi

Menpar Arief Yahya menjelaskan, di tengah fokus pemerintah pusat yang sedang gencar mengembangkan pariwisata melalui air connectivity, munculnya inisiasi green airport ini sangat menunjang perkembangan wisata di Indonesia. Banyuwangi sudah membuktikan sebagai daerah yang sukses mentransformasi dari agriculture ke tourism.

Jika daerah ingin sukses men-switch haluan pembangunan daerahnya ke sektor pariwisata, kuncinya CEO Commitment. Bupati Banyuwangi Azwar Anas sudah membuktikan itu. “Silakan belajar sendiri, bagaimana Banyuwangi membangun kreasi menjadikan kawasan wisata? Silakan ke Banyuwangi,” papar Arief Yahya.

“Saat kami dari pusat menggencarkan konektivitas udara, saya merasa ide green airport ini sangat hebat. Detail-detail pengerjaannya sangat cantik bikin pikiran fresh,” katanya.

Menpar Arief menilai, terminal baru Green Airport Blimbingsari mewakili desain bandara yang Indonesian Style atau bergaya nusantara. Untuk itu, bandara Blimbingsari telah menjadi percontohan pembangunan bandara yang khas Indonesia.

“Satu-satunya bandara dengan konsep Indonesian Style yang pernah dibangun. Terminal ini luar biasa, bagus sekali, sangat terasa Indonesianya. Terminal baru yang bagus ini akan menjadi percontohan nasional,” ujarya.

Sekadar informasi, bandara yang diarsiteki Andramatin ini desainnya mengadopsi kearifan lokal, yaitu arsitektur khas Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi. Dimana Atap terminal mengadopsi penutup kepala khas masyarakat Suku Osing, udeng. Selain itu, terminal baru Bandara Blimbingsari banyak menggunakan ornamen kayu yang juga dilengkapi dengan ornamen khas Banyuwangi. Bandara ini dibangun menggunakan dana APBD Banyuwangi sebesar Rp 40 miliar.

Bandara Blimbingsari berdiri di atas lahan seluas 4 hektar dengan kapasitas 250 ribu penumpang. Setiap harinya, terdapat 3 flight yang melayani rute Banyuwangi – Surabaya pp. Tercatat penumpang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Hingga November 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 102.000 penumpang. (red)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/